Liputan6.com, Yerusalem - Sejumlah kisah dalam kitab suci, yang digambarkan terjadi ribuan tahun lalu, belakangan mendapatkan bukti pendukung.
Misalnya tentang kehancuran dan pembakaran Kota Yerusalem oleh pasukan Raja Nebukadnezar seperti yang tertera dalam Kitab Raja-Raja dalam Alkitab.
Baca Juga
Seperti dikutip dari The Independent pada Rabu (2/8/2017), para ahli mengekskavasi City of David atau Kota Daud di Yerusalem. Mereka menemukan sejumlah artefak yang diperkirakan terbakar pada 2.600 tahun lalu.
Advertisement
Tim arkeolog dari Israel Antiquities Authority menemukan tulang belulang terbakar, biji-biji anggur, kayu dan tembikar. Menurut IFLScience, artefak-artefak itu seluruhnya tertutup abu yang tebal.
Dr. Joe Uziel, yang memimpin ekskavasi mengatakan, sejumlah artefak dilengkapi pegangan dan segel roset (hiasan berbentuk daun bertumpuk dan melingkar) -- yang memungkinkan para periset mengetahui penanggalannya atau dari era mana mereka berasal.
"Segel ini adalah karakteristik dari akhir Periode Pertama Bait Allah (First Temple Period/960-586 SM)," kata Uziel menjelaskan dalam video yang dikeluarkan Otoritas Kepurbakalaan Israel.
Benda-benda tersebut diduga digunakan dalam sistem administrasi yang berkembang menjelang akhir Dinasti Yudea.
Tak hanya bukti peristiwa penghancuran Yerusalem, seperti dikutip dari sejumlah sumber, berikut kisah-kisah lain dalam kitab suci yang mendapatkan bukti pendukung:
2. Sumur yang Dibangun Pasukan Jin Nabi Sulaiman
Kota Laynah yang terletak di Arab Saudi bagian utara, terkenal akan sumur berisi air ajaib yang konon dibangun dalam masa kepemimpinan Nabi Sulaiman.
Menurut legenda, dahulu sumur di wilayah itu jumlahnya mencapai 300 buah. Konon, sumur tersebut dibuat di tanah padat bebatuan oleh pasukan jin Nabi Sulaiman untuk menyediakan air bagi tentaranya.
Dikutip dari Al Arabiya, Maret 2017 lalu, Laynah yang terletak sekitar 100 kilometer dari perbatasan utara Arab Saudi, merupakan salah satu wilayah paling bersejarah dalam kerajaan tersebut.
Menurut seorang sejarawan dan peneliti, Hamad al-Jasser, kota tersebut disinggahi Sulaiman ketika ia sedang melakukan perjalanan dari Yerusalem untuk menaklukkan Yaman.
Nabi Sulaiman merupakan anak dari Nabi dan Raja Daud. Sepeninggal ayahnya, ia diangkat menjadi pemimpin Bani Israil.
Nabi Sulaiman yang juga menjadi raja, tak hanya berkuasa atas manusia, tapi juga binatang dan bangsa jin. Ia pun dikenal sebagai sosok yang memiliki kecerdasan dan ketajaman otak.
Advertisement
3. Bukti Mukzizat Nabi Musa Membelah Laut
Dikisahkan Nabi Musa dan pengikutnya dari Bani Israil pernah terjebak di antara dua ancaman maut.
Di depan dihadang Laut Merah, diam atau mundur bakal binasa oleh serdadu Firaun. Lalu Tuhan pun memberi petunjuk kepada Musa, mukjizat yang dipercaya umat tiga agama.
Angin bertiup kencang sepanjang malam. Lalu air Laut Merah pun tersibak ke kiri dan ke kanan, membentuk jalan di antara dinding air yang memberi kesempatan bagi Musa dan pengikutnya melarikan diri. Ketika tentara Firaun mengejar mereka, tiba-tiba dinding air laut runtuh. Maka tenggelamlah mereka.
Ribuan tahun sesudah kejadian itu, para ilmuwan meyakini bahwa keajaiban itu merupakan fenomena alam.
Para ilmuwan dari National Centre for Atmosphere Reserach di Colorado Amerika Serikat, sebagaimana ditulis Daily Mail, Rabu 22 September 2010, menemukan bahwa air laut yang tersibak itu akibat gerakan angin.
Dalam sebuah simulasi komputer yang dilakukan para ahli di Colorado itu diketahui bahwa angin timur yang berhembus dengan sangat kuat selama 12 jam dalam semalam, bisa menyibak air laut, menciptakan sebuah jalan tanah sebagaimana digambarkan dalam kisah 'Eksodus'.
Sedikit berbeda dengan deskripsi lokasi di kitab suci, para ilmuwan itu meyakini bahwa lokasi keajaiban bukan di Laut Merah, melainkan di lokasi di dekatnya -- di delta Sungai Nil, di mana sebuah sungai kuno menyatu dengan laguna.
Dari penelitian di lapangan, peta lokasi dan percobaan di laboratorium, para ilmuwan itu menemukan bahwa angin timur dengan kecepatan 63 mph yang bertiup dalam waktu 12 jam akan mendorong air -- baik di danau maupun aliran air. Proses ini akan menciptakan jalan tanah lumpur sepanjang dua mil dan lebar tiga mil selama empat jam.
Saat kecepatan angin turun, air akan kembali ke posisi awal -- mirip fenomena pasang surut. Dalam jurnal Public Library of Science ONE, para ahli menguraikan bahwa siapapun yang terdampar dalam lumpur itu sesudah angin melemah akan berisiko tenggelam.