Liputan6.com, Jakarta - Kunci untuk nyaman di tempat bekerja adalah dengan memahami atmosfir kantor. Namun, membutuhkan waktu yang tak sedikit untuk benar-benar mendalami dinamika yang terjadi di sana.
Karena, bukanlah hal mudah untuk mengetahui situasi antara sesama rekan sejawat dan atasan saat pertama kali masuk bekerja.
Advertisement
Baca Juga
Namun, seiring waktu, atmosfir itu kian lama kian terasa, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Adalah sebuah keberuntungan jika ternyata banyak hal positif yang terjadi di kantor.
Akan tetapi, tak jarang pula sejumlah hal yang bersifat negatif justru lebih mendominasi. Kondisi ini membuat beberapa orang merasa tidak nyaman dan betah, serta menganggap kantornya sebagai tempat bekerja yang buruk.
Memang, bekerja di tempat seperti itu tidak mengenakkan. Namun, bukan berarti tidak ada pengalaman yang dapat diambil dari hal tersebut. Minimal, pengalaman 'negatif' itu dapat dijadikan pembelajaran kala melamar bekerja di tempat lain.
Dari berbagai ciri, ini 5 tanda tempat bekerja yang buruk, seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari CNN Money, Minggu (13/8/2017).
1. Banyak Karyawan yang Mengundurkan Diri
Jika sebuah perusahaan memiliki angka yang tinggi terkait pegawai yang mengundurkan diri (resign), hal itu merupakan bukti bahwa banyak karyawan tidak ingin bekerja di sana.
Selain itu, perhatikan juga sejumlah pola lain seperti banyak pegawai yang bertahan kurang dari satu tahun, atau sedikitnya karyawan lama yang bekerja di sana.
Tak hanya itu, jika jajaran pimpinan lebih banyak diisi oleh pegawai lama dan sangat senior, itu tanda bahwa perusahaan tersebut jarang memberikan kesempatan kenaikan jenjang karir bagi para karyawannya.
Advertisement
2. Takut dengan Bos Lebih Mendominasi
Ada perbedaan besar antara merasa segan dan takut pada bos.
Merasa segan adalah ketika pegawai mengakui sikap dan sosok kepemimpinan yang mumpuni sang atasan. Karyawan juga merasa nyaman akan kehadiran pimpinan serta senang bekerja bersamanya.
Akan tetapi, ada pula sebagian karyawan lain yang merasa sangat khawatir hanya dengan melihat pimpinan berjalan ke arahnya atau memanggil namanya. Cemas akan mendapatkan murka dan amarah si bos.
Dan jika hal tersebut yang dirasakan karyawan pada seorang pimpinan, itu merupakan ciri tempat bekerja yang buruk.
Selain itu, merasa takut berlebih akan dipecat karena hanya melakukan sejumlah kesalahan kecil, adalah tanda lain dari kantor yang tidak mengenakkan untuk bekerja.
3. Banyak Pegawai Tak Betah Berlama-lama di Kantor
Setiap karyawan biasanya diberikan mandat untuk bekerja sesuai dengan waktu dan jam yang telah ditentukan. Mereka juga diminta untuk datang dan pulang tepat pada waktunya.
Namun, jika suatu tempat bekerja menunjukkan fenomena banyaknya karyawan yang datang sangat terlambat dan tergesa-gesa ingin pulang jauh sebelum waktunya, itu adalah ciri tempat bekerja yang buruk.
Sebaliknya, tempat bekerja yang nyaman adalah ketika sebagian besar pegawai nampak tak berkeberatan datang lebih awal atau mengakhiri jam kerja lebih lama dari waktu yang telah ditentukan.
Advertisement
4. Para Karyawan Tidak Bergaul
Karyawan yang bahagia menyempatkan diri untuk saling berbincang dan bercanda satu sama lain, termasuk pada sela-sela jam kerja. Dan itu merupakan tanda dari tempat bekerja yang nyaman.
Sebaliknya, jika suatu kantor menunjukkan sebagian besar yang karyawan membatasi diri dan nyaris tidak berbasa-basi, kemungkinan besar karena mereka tidak senang bekerja di sana.
Memang, tidak semua karyawan perlu berteman baik atau menghabiskan waktu bersama saat maupun setelah bekerja, mengingat setiap orang memiliki kesibukan masing-masing.
Namun, sebuah kantor penuh dengan pegawai yang saling memperlakukan sesama seperti orang asing, tentu saja mengisyaratkan tempat kerja yang buruk.
5. Kantor yang Hanya Meminta Tanpa Memberi
Jika sebuah kantor secara rutin meminta karyawannya melakukan pekerjaan di luar atau melebihi dari deskripsi tugasnya tanpa memberikan imbalan apapun, itu merupakan tanda dari tempat bekerja yang buruk.
Saran itu bukan berati memotivasi para pegawai untuk menuntut balasan berlebih atas setiap hal yang ia lakukan.
Namun setidaknya, dalam sebuah tempat bekerja yang baik, harus ada kebiasaan 'meminta dan memberi' (give and take) serta sistem 'rewards' yang masuk akal antara atasan dengan karyawan.
Contoh paling sederhana adalah dengan memberikan waktu istirahat yang lebih lama atau jam pulang lebih awal untuk karyawan yang telah lembur berhari-hari.
Hal seperti itu setidaknya dapat memberikan secercah kebahagiaan dan semangat kerja para karyawan. Pembiasaan pada hal itu juga dapat dilakukan demi menghindari perusahaan dituntut atas tuduhan eksploitasi karyawan.
Saksikan juga video berikut ini
Advertisement