Liputan6.com, Jakarta - Insiden warna bendera Indonesia terbalik dalam buku panduan SEA Games di Malaysia mengundang polemik. Namun, permasalahan itu diminta untuk tidak dibesar-besarkan lagi.
Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Tavares mengatakan, Malaysia sudah meminta maaf atas kesalahan ini.
Permintaan maaf dari Malaysia pun telah diterima. Jose pun yakin, kejadian tersebut hanya sebuah kekhilafan.
Advertisement
"Kesalahan pembuatan bukan kesengajaan," ujar Jose dalam press briefing mingguan Kemlu, Kamis (24/8/2017).
"Mereka meminta maaf kita pun sudah menerima. Ini seperti kekhilafan bukan kesengajaan," sambung pria yang sempat menjabat sebagai Dubes RI untuk Selandia Baru tersebut.
Selain itu, Jose yakin adanya insiden ini tidak akan berdampak pada negara Asia Tenggara lain yang tergabung dalam ASEAN.
"ASEAN sangat kokoh dan kesalahan tidak akan rusak hubungan dua negara," jelas dia.
Baca Juga
Pada Senin lalu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan kecewa atas insiden di SEA Games tersebut.
"Yang kami tekankan kita kecewa dan sesalkan ini," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmatha Nasir dalam pers briefing mingguan Kemlu, Senin lalu.
Insiden cetak bendera ini menjadi viral setelah Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berkicau melalui akun Twitter-nya. Imam mengunggah foto buku panduan SEA Games 2017 yang memperlihatkan bendera Indonesia menjadi putih merah layaknya bendera Polandia.
"Pembukaan #SEAgame2017 yg bagus tapi tercederai dg keteledoran fatal yg amat menyakitkan. Bendera kita....Merah Putih. Astaghfirullaah...," tulis Imam pada 19 Agustus.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir turut menyesalkan terjadinya kesalahan cetak bendera Indonesia ini.
"Sudah tentu saya menyampaikan penyesalan yang mendalam atas kesalahan fatal tersebut. Itu menunjukkan keteledoran dan ketidaktelitian. Meski persahabatan adalah warisan terbesar dalam olahraga, namun kesalahan dalam menampilkan atau menyajikan identitas negara lain, tetap tidak bisa dibenarkan. Walaupun ini terjadi di dunia olahraga, jangan sampai ada hal yang menggangu hubungan antar negara karena hal-hal seperti ini," ujar Erick.
Simak video berikut: