Liputan6.com, Jakarta - Melalui kebijakan New Southbound Policy, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan investasi terbesar bagi Taiwan. Saat ini tercatat berada di posisi ke-14 dengan total investasi sebesar US$ 7 miliar.
Selama satu tahun terakhir, kebijakan ini sudah memberikan manfaat bagi kedua negara. Tak hanya sekadar memberi keuntungan dari segi pendapatan, hubungan ini juga diprediksi dapat mempererat kerja sama Taiwan dan Indonesia di masa mendatang.
Baca Juga
Aktor Taiwan Derek Chang Kenang Momen Mendonorkan Hati untuk Ayahnya saat Masih Usia 21, Jadi Titik Balik Keakraban Mereka
Taiwan Klaim Deteksi Keberadaan Balon China, Pertama Kalinya Sejak April
TETO Rayakan 48 Tahun Kehadiran Taiwan Technical Mission di Indonesia, Dorong Kolaborasi Bidang Pertanian
Dalam pemaparan materi hasil kerja sama kedua negara, kepala perwakilan kantor dagang dan ekonomi Taiwan (TETO) John Chen juga menjelaskan, alasan pemerintahnya membangun kerja sama dengan Indonesia.
Advertisement
"Pemerintah Taiwan menilai, Indonesia adalah pemimpin ASEAN karena memiliki jumlah populasi yang besar. Untuk itu, pihaknya menganggap, posisi Indonesia sangat penting di kawasan Asia Tenggara," ujar John Chen dalam seminar Southbound Policy and Subtantial Taiwan - Indonesia Partnership di Gedung Widya Graha LIPI, Selasa (19/9/2017) pagi.
"Dari hasil kerja sama ini, pemerintah Indonesia memperoleh keuntungan sebesar US$ 1,58 miliar," pungkas John Chen.
Ada beberapa hal yang menjadi sorotan Chen dalam hubungan kerja sama ini, di antaranya bidang agrikultur, budaya dan pendidikan. Tiga bidang itu dianggap sebagai ujung tombak kerja sama kedua negara.
Di bidang agrikultur sendiri, Taiwan sudah mengembangkan banyak hal di bidang pertanian.
Beberapa badan pertanian Taiwan pun akan mengembangkan sistemnya di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan karena dalam beberapa hal sistem pertanian Taiwan sama dengan Indonesia.
"MOU mengenai Paddy Field Pilot Project yang menghasilkan beras dengan kualitas tinggi, produksi gula dan garam pun juga sudah ditandatangani. Tinggal pelaksanaannya saja," kata Chen.
"Selain penandatanganan MOU, kerja sama bidang agrikultur ini juga dibuktikan dengan kunjungan 15 duta muda pertanian Taiwan ke Indonesia beberapa waktu lalu. Tujuannya agar membantu para duta untuk mendalami keahlian agrobisnis dan membentuk jaringan internasional," tambahnya.
Dalam bidang pendidikan, sejauh ini sudah ada 69 mahasiswa Indonesia yang dikirim ke Taiwan untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Mulai dari program master, doktoral dan short course. Kala itu, perwakilan TETO yang melepas keberangkatan pelajar Indonesia secara simbolis.
Sementara itu, masalah kebudayaan juga jadi sorotan utama. Terbukti dengan kunjungan pertukaran budaya kedua negara. Beberapa waktu lalu, pemerintah Taiwan menyeleksi 27 pelajarnya untuk menampilkan kebudayaan negara ke Indonesia.
Mulai dari penampilan tarian, lagu daerah dan alat musik tradisionalnya. Tak hanya memperkenalkan budaya Taiwan, ke-27 pelajar juga belajar banyak seputar budaya Indonesia dengan mengunjungi beberapa tempat dan perguruan tinggi di Jakarta. Bahkan, para duta wisata juga merasakan pengalaman perayaan Idul Adha di Jakarta.
Selain Indonesia, kebijakan New Southbound Policy juga gencar dilakukan oleh pemerintah Taiwan di ke beberapa negara. Mulai dari negara di kawasan ASEAN, Asia Pasifik dan Asia Selatan.
Menurut John Chen, kebijakan New Southbound Policy sangat sejalan dengan tujuan masyarakat ASEAN. Terlebih, Indonesia sedang gencar mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidang.
Kunjungan Petani Taiwan
Sebelumnya, sebanyak 15 duta pertanian Taiwan berkunjung ke Indonesia. Usia mereka masih muda, 18-35 tahun. Semuanya berpendidikan, bahkan ada yang bergelar master hingga doktor.
Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) John Chen mengatakan, ini adalah kali pertamanya pemerintah Taiwan mengadakan program Young Agricultural Ambassador New Southbond Policy Exchange Program.
"Merupakan implementasi dari pernyataan Presiden Tsai Ing-Wen yang menekankan, keinginan untuk berbagi sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan negara lain dalam skala ekonomi yang besar," kata Chen di kantor TETO, Senin, 11 September 2017.
Para duta berlatar belakang ahli muda di bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan peternakan, yang diseleksi untuk mengunjungi Indonesia dan Filipina. Ada yang sudah jadi petani atau peternak, lainnya menggantungkan cita-cita di bidang industri pertanian.
Kunjungan ke Indonesia dijadwalkan pada 9-12 September 2017. Para duta akan berkunjung ke Bogor dan Lembang, Bandung.
Program pertukaran tersebut bertujuan membantu para pemuda Taiwan dalam keahlian di bidang agrobisnis. Mereka juga diberi kesempatan untuk membentuk jaringan internasional, serta mengembangkan potensi agrobisnis yang inovatif dan berteknologi tinggi.
"Indonesia dan Taiwan memiliki banyak peluang untuk kerja sama agrobisnis yang saling menguntungkan," kata John Chen.
Advertisement