TETO Beber Rencana Perdagangan dan Investasi Taiwan di Indonesia

Ketua Taiwan Economic & Trade Office (TETO) membeberkan sejumlah rencana investasi dan ekonomi Taiwan di Indonesia.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 06 Mei 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2017, 05:00 WIB
Tanda tangan nota kesepahaman antara perusahaan industri Taiwan dengan anak perusahaannya di Indonesia, disaksikan oleh Taiwan Economic & Trade Organization serta perwakilan Kementerian Perindustrian RI (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)
Tanda tangan nota kesepahaman antara perusahaan industri Taiwan dengan anak perusahaannya di Indonesia, disaksikan oleh Taiwan Economic & Trade Organization serta perwakilan Kementerian Perindustrian RI (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Taiwan Economic & Trade Office (TETO) John C Chen menjelaskan sejumlah rencana investasi dan ekonomi Taiwan di Indonesia.

Rencana itu ia sampaikan setelah acara pelepasan siswa pendidikan keahlian ketenagakerjaan industri mesin dan produksi logam yang diselenggarakan PT Formosa Teknologi Sentral di Tangerang, Banten, Jumat 5 Mei 2017.

Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan logam itu didanai oleh sejumlah firma bisnis asal Taiwan, dan didukung oleh TETO serta pemerintah Republik Indonesia.

"Pemerintah Taiwan sedang melakukan banyak kegiatan. Saat ini kami sedang aktif mengembangkan kerja sama di selatan," ujar John C Chen melalui penerjemah pada konferensi pers, Jumat (5/5/2017).

'Kerja sama di selatan' yang dimaksud oleh ketua TETO itu merujuk pada sejumlah negara ASEAN yang secara geografis berada di selatan Taiwan.

Beberapa negara yang kini tengah aktif disambangi Taiwan untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan antara lain, Filipina, Malaysia, Singapura, serta Indonesia.

"Saat ini, Indonesia masuk dalam urutan keenam target ekspor kami. Sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar dialokasikan untuk ekspor ke Indonesia. Dan Taiwan menginvestasikan dana sekitar US$ 14,9 miliar," jelas Chen.

Hingga tahun 2025, pemerintah Taiwan juga sedang berusaha mencapai target penggandaan nilai ekspor ke Indonesia.

Tak hanya masuk dalam daftar prioritas ekspor, TETO menilai kondisi ekonomi di Indonesia cenderung stabil. Bahkan, sejak Presiden RI Joko Widodo menjabat, lembaga perwakilan non-diplomatik tidak resmi pemerintah Taiwan di Tanah Air itu menilai Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi.

"Sebelumnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia stabil. (Indeks pertumbuhan ekonomi Indonesia) Sekitar 4 persen. Sejak Jokowi, Indonesia mengalami perkembangan ekonomi mencapai 5,2 persen. Dan, diprediksi akan mencapai 5,7 persen," kata sang ketua TETO yang jabatannya setara dengan duta besar itu.

"Sedangkan untuk sektor tenaga kerja, potensi Indonesia juga sangat besar. Ditambah lagi dengan daya beli yang tinggi," tambah dia.

Karena sejumlah faktor itu, Taiwan melalui TETO berencana meningkatkan dan mengembangkan investasi di Tanah Air. Sejumlah sektor ekonomi dan perdagangan di Indonesia menarik sejumlah investor negara yang didirikan oleh Chiang Kai-shek itu.

"Tekstil, sepatu, karet ban, suku cadang, mesin, industri perikanan merupakan sektor yang telah lama kami kerjakan. Untuk selanjutnya, kami akan mengembangkan sektor alat elektronik, komputer, teknologi industri padat modal dan padat teknologi. Sektor agrikultur pun juga menjadi perhatian utama," kata pria yang baru menjabat sebagai kepala TETO di Indonesia selama 4 bulan itu.

Namun, meski Indonesia dinilai berpotensi, TETO menghadapi sejumlah kesulitan dalam membangun relasi ekonomi, perdagangan, dan investasi.

"Bea di Indonesia sangat tinggi, sekitar 5 hingga 25 persen. Selain itu, karena tidak memiliki hubungan kuat dengan ASEAN, kami kalah bersaing dengan China, Jepang, Korea, dan negara lain. Untuk masalah penanaman modal, perizinan sangat ketat," jelas Tuan Chen.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya