Soal Kesepakatan Nuklir Iran, Menhan AS Bertentangan dengan Trump

Trump menentang kesepakatan nuklir Iran, menyebutnya sebagai yang terburuk dalam sejarah AS. Sikapnya ini bertentangan dengan Mattis.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 06 Okt 2017, 10:05 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2017, 10:05 WIB
Ilustrasi nuklir Iran
Ilustrasi nuklir Iran (AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis pada Selasa 3 Oktober di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat menyatakan, pihaknya meyakini bahwa Iran mematuhi kesepakatan nuklir tahun 2015. Ia pun mengungkapkan bahwa merupakan kepentingan keamanan nasional AS untuk tetap berada dalam perjanjian tersebut.

"Jika kita bisa memastikan bahwa Iran berjalan sesuai dengan kesepakatan, jika kita bisa menjamin ini, maka itulah kepentingan terbaik kita, jelas sudah, kita harus tetap berada dalam perjanjian," terang Mattis seperti dikutip dari ABC News pada Jumat (6/10/2017).

Mattis menambahkan, "Saya percaya, pada titik ini, tidak ada indikasi sebaliknya, Presiden harus mempertimbangkan untuk bertahan (dalam kesempatan)".

Presiden Donald Trump yang telah berulang kali menyebut kesepakatan nuklir Iran sebagai salah satu "kesepakatan terburuk" dalam sejarah AS, harus memutuskan nasib perjanjian tersebut pada 15 Oktober.

Jika Trump menilai Iran tidak mematuhi kesepakatan nuklir tersebut, maka dalam waktu 60 hari Kongres harus memutuskan apakah akan kembali menjatuhkan sanksi terhadap Negeri Paramullah itu. Dan pada dasarnya ini akan menghancurkan kesepakatan yang dicapai pada era pemerintahan Barack Obama tersebut.

"Kesepakatan nuklir Iran adalah salah satu transaksi terburuk dan paling sepihak yang pernah dilakukan AS. Terus terang, kesepakatan itu memalukan bagi AS," tegas Trump saat berpidato di hadapan Sidang Majelis Umum PBB beberapa waktu lalu.

'Tidak Perlu Lagi Diperdebatkan'

Sementara itu, senada dengan Mattis, Panglima Militer AS Joseph Dunford mengatakan, "Iran tidak melanggar kesepakatan dan saya percaya sampai saat ini, Iran telah menangguhkan pengembangan kemampuan nuklirnya".

John Kirby, seorang analis keamanan nasional yang juga menjabat sebagai juru bicara bagi Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan era pemerintahan Obama menegaskan bahwa pernyataan Mattis merupakan dasar yang cukup kuat agar kesepakatan nuklir Iran tidak lagi diperdebatkan.

Saat berhadapan dengan Komite Angkatan Bersenjata AS, Mattis ditanyakan oleh Senator Angus King, "Apakah Anda meyakini bahwa adalah kepentingan nasional kita pada saat ini untuk tetap berada dalam JCPOA? Ini pertanyaan yang harus dijawab ya atau tidak".

Mattis pun menjawab, "Ya, Senator, saya meyakininya".

JCPOA merupakan singkatan dari Joint Comprehensive Plan of Action atau dalam sehari-hari dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran.

"Pria yang bertanggung jawab untuk memastikan kesiapan militer kita memperjelas bahwa ia yakin salah satu cara untuk mencapai tujuan adalah tetap berada dalam kesepakatan Iran," ungkap Kirby dalam ulasannya yang dilansir CNN.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya