Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Pengakuan Mengejutkan Pelaku Kanibalisme Abad ke-20

Dalam beberapa kasus, kanibalisme masih terjadi dalam kurun waktu yang cukup dekat di tengah lingkungan modern.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 11 Okt 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 18:00 WIB
Pelaku kanibalisme modern (0)
Jeffrey Dahmer. (Sumber Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Kita seringkali membaca atau mendengar kisah kanibalisme sebagai kejadian di tempat yang jauh pada masa lalu, seakan jauh dari ruang dan waktu kita.

Ternyata, dalam beberapa kasus, kanibalisme masih terjadi dalam kurun waktu yang cukup dekat di tengah lingkungan modern. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Jeffrey Dahmer.

Dikutip dari the ranker.com pada Rabu (11/10/2017), pria yang disebut sebagai kanibal paling terkenal Abad ke-20 itu bahkan menceritakan rasa daging manusia yang disantapnya.

Kepada penyidik FBI, Dahmer mengaku menyantap berbagai bagian tubuh korbannya, termasuk paha, otot lengan, dan beberapa organ dalam.

Berdasarkan pengalamannya sendiri, rasa daging manusia diakui seperti potongan filet mignon. Jika bicara tentang steak daging sapi, maka potongan filet mignon termasuk yang paling mahal harganya.

Beberapa pelaku kanibalisme lain mengaku rasanya lebih enak daripada sajian daging panggang (roasted meat) konvensional.

Yang mengejutkan, ada suatu tema berulang ketika menjelaskan rasa daging manusia, yaitu adanya rasa manis. Beberapa suku kanibalistik di Vanuatu, Pasifik Selatan, menyebutnya "sangat manis."

Pengaruh Dongeng Masa Kecil

Issei Sagawa. (Sumber Alchetron)

Sementara itu, Issei Sagawa mengatakan bahwa, setelah beberapa hari, "dagingnya menjadi lebih manis dan rasanya nikmat."

Tapi, menurut pria yang dijuluki "Kanibal Paris" tersebut, daging manusia seakan tidak berbau walau terasa manis. Katanya, "Daging itu tidak memiliki bau seperti yang ada pada hewan buruan liar."

Menurut laman Japan Today, pria Jepang yang saat kejadian berkuliah di Sorbonne Academy, Paris, Prancis, ditangkap polisi pada Juni 1981 dengan tuduhan membunuh seorang mahasiswi Belanda bernama Renee Hartevelt (25).

Setelah membunuh rekan kuliahnya tersebut, ia menyantap beberapa bagian tubuh korban baik dalam keadaan mentah maupun dalam bentuk tumisan berbumbu.

Sagawa menahan-nahan dorongan itu sejak kecil dan mengetahui tentang kanibalisme dari dongeng. Tapi, saat ia menyadari adanya dorongan dalam diri untuk menyantap daging manusia, Sagawa tidak pernah berkonsultasi dengan ahli psikiatri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya