Thailand Bersiap Kremasi Mendiang Raja Bhumibol Adulyadej

Puncak acara akan ditandai dengan upacara kremasi akbar Raja Bhumibol pada Kamis, 26 Oktober 2017.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 25 Okt 2017, 12:05 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 12:05 WIB
Peringati Setahun Wafatnya Raja Bhumibol, Warga Thailand Beri Penghormatan
Warga Thailand memberi penghormatan di depan potret mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di luar Grand Palace, Bangkok, Thailand (13/10). Upacara ini untuk memperingati satu tahun wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)

Liputan6.com, Bangkok - Kerumunan massa mulai memadati Bangkok pada 25 Oktober 2017. Mereka berkumpul demi mengikuti proses penghormatan terakhir untuk mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej yang meninggal pada 13 Oktober 2016 lalu.

Puncak acara akan ditandai dengan upacara kremasi akbar Raja Bhumibol pada Kamis, 26 Oktober 2017 di Bangkok. Demikian seperti dikutip BBC, Rabu (25/10/2017).

Upacara kremasi akbar sang raja telah dinyatakan sebagai hari libur nasional.

"Saya telah datang ke Bangkok sejak dua hari lalu, supaya bisa mendapatkan tempat yang bagus untuk melihat proses upacara," ujar seorang perempuan lansia berumur 72 tahun dari Thailand utara.

Raja Maha Vajiralongkorn selaku penguasa Thailand saat ini akan menjadi penyulut bara api kremasi.

Perajin lokal telah bekerja selama 10 bulan di kawasan kuno Bangkok untuk membangun sebuah situs kremasi yang rumit dan dibuat berdasarkan sebuah gambaran tentang surga. Orang-orang Thailand percaya bahwa bangsawan yang meninggal akan tinggal di atas Gunung Meru, sebuah gunung emas dalam mitologi Hindu.

Sementara itu, pihak monarki telah menyiapkan segala benda, perlengkapan dan atribut yang akan digunakan untuk pemakaman. Dari sekian banyak benda, salah satu yang paling mewah adalah kereta emas yang akan membawa jasad raja itu ke guci raksasa di situs kremasi.

Usai dikremasi, abu Raja Bhumibol yang tersimpan di dalam guci raksasa akan dibawa menggunakan kereta emas kembali ke istana pada Jumat, 27 Oktober 2017.

Lebih dari ratusan anggota keluarga kerajaan, puluhan perwakilan negara sahabat, dan ribuan warga Thailand akan bergabung dalam penghormatan terakhir. Mereka akan dihibur oleh 3.000 penampil yang mempertunjukkan musik dan wayang untuk mengakhiri satu tahun masa berkabung.

"Ia adalah 'Mandela' kami, atau 'Putri Diana' kami," kata desainer grafis yang mengaku sebagai pendukung monarki, Apichai Klapiput.

"Apa yang dunia lihat adalah sungai air mata yang memperlihatkan seberapa besar cinta orang Thailand pada Raja Bhumibol Adulyadej. Dia adalah raja semua orang," ujarnya.

Meninggalnya Raja Bhumibol menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Negeri Gajah Putih. Terlebih mengingat, banyak warga yang menganggapnya sebagai figur penjaga persatuan bangsa di tengah terpaan instabilitas dan krisis politik.

"Dalam banyak hal, Raja Thailand dan kematiannya telah meninggalkan kekosongan besar dalam jiwa warga Thailand. Apa yang akan terjadi setelah pemakamannya? Ke mana Thailand akan berjalan selanjutnya? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan mendalam yang perlu dijawab," kata seorang cendekiawan asal Thailand yang menolak disebutkan namanya, seperti dikutip dari VOA.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya