Seperti Ini Wajah Perempuan yang Dituding Penyihir 300 Tahun Lalu

Sesuai rekayasa seorang seniman forensik, wanita yang dituduh sebagai penyihir itu tidak tampak seperti seseorang yang jahat.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 03 Nov 2017, 20:20 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 20:20 WIB
Lilias Adie (0)
Lilias Adie adalah seorang wanita Abad Pertengahan yang dituduh sebagai tukang sihir. (Sumber University of Dundee)

Liputan6.com, Dundee - Lilias Adie adalah seorang wanita yang tinggal di Torryburn, Fife, Skotlandia, pada pergantian Abad ke-18. Ia dihukum dengan tuduhan menjadi penyihir dan melakukan seks dengan iblis.

Dua kejahatan itu 'diakui' oleh terdakwa sehingga Adie kemudian menjalani hukuman penjara. Pada 1704, ia meninggal dunia dalam selnya selagi menunggu hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup pada sebuah tiang. Sejumlah pihak mengatakan bahwa wanita itu sebenarnya bunuh diri.

Dikutip dari IFL Science pada Jumat (3/11/2017), pengelola tayangan Time Travels di BBC Radio Scotland bekerja sama dengan ilmuwan forensik dari Centre for Anatomy and Human Identification di University of Dundee untuk rekonstruksi ulang wajah Adie menggunakan foto-foto tengkoraknya dan teknik patung 3D canggih.

Hasilnya, sesuai rekayasa seorang seniman forensik, Adie tidak tampak seperti seseorang yang jahat dan malahan lebih mirip seperti seorang sahabat nenek kita.

Pembaca acara Susan Morrison mengatakan, "Inilah wajah seorang wanita yang mungkin akan kita ajak mengobrol, walaupun setelah mengetahui riwayatnya mungkin kita agak kesulitan melihat ke matanya."

Terungkap bahwa Adie adalah seorang wanita renta yang lebih tua dengan pandangan yang memudar, mungkin berusia sekitar 60-an. Walaupun ada keterbatasan fisik, ia tampaknya kuat secara mental dan emosional.

Menurut Louise Yeoman, ahli sejarah untuk acara tersebut, Adie menolak untuk mengaku bahwa saudara perempuannya adalah juga seorang "penyihir."

Kepada orang-orang yang menyanderanya, ia mengaku mereka memakai topeng ketika melakukan pertemuan-pertemuan agar identitas mereka tidak ketahuan.

Yeoman menjelaskan, "Dia terus menyebutkan nama-nama yang sudah diketahui dan selalu punya alasan untuk tidak mengidentifikasi wanita-wanita lain yang diperlakukan begitu keji."

"Padahal, hal itu dapat berarti tiadanya kemungkinan lolos bagi dirinya."

 

Jasadnya yang Sempat Raib...

(Sumber University of Dundee)

Jasad si terduga penyihir itu ditemukan di bawah lempeng batu yang, menurut ahli sejarah, sengaja ditaruh di sana agar dia tidak bangkit dari maut dan gentayangan di lingkungan sekitarnya.

Pada Abad ke-19, pemburu barang antik menggali kuburaannya untuk dipelajari dan dipamerkan. Sisa-sisa tubuhnya hilang pada Abad ke-20, tapi sebelumnya sempat ada pengambilan beberapa foto tengkorak yang kemudian disimpan di National Library of Scotland.

Dr. Christopher Rynn, seorang seniman forensik yang ikut serta dalam penelitian, menjelaskan cara kerja prosesnya.

Ia mengungkapkan, "Ketika rekonstruksi sudah sampai ke lapisan kulit, rasanya seperti bertemu dengan orang lain dan mulai mengingatkan kita kepada seseorang yang kita pernah kenal, apalagi ketika sedang mengutak-atik ekpresi wajah dan menambahkan tekstur fotografis.”

"Tidak ada kisah sedemikian rupa dalam diri Lilias sehingga kita sekarang ini memandang dia tidak lebih daripada seorang korban keadaan yang mengerikan."

"Jadi saya tidak melihat ada alasan untuk mereka-reka wajahnya dengan ekspresi tidak menyenangkan atau bengis dan akhirnya hadir wajah yang secara alamiah malah cukup ramah."

Tim yang terlibat dalam rekonstruksi wajah berpendapat bahwa itulah satu-satunya rekonstruksi yang akurat tentang sang "penyihir" Skotlandia tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya