Liputan6.com, Da Nang - Hadir dalam pertemuan antar menteri jelang KTT APEC di Da Nang, Vietnam, pada 8 November lalu, Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman Mohammad Fachir menyebut bahwa Indonesia akan mendorong pertumbuhan perekonomian yang inklusif.
"Kerja sama APEC perlu wujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan," kata Wamenlu AM Fachir di hadapan para Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan dari 21 Anggota Ekonomi APEC di Da Nang Vietnam, seperti yang dikutip dari rilis resmi Kemlu RI, Jumat (10/11/2017).
Selain itu, Fachir menyatakan, Indonesia optimistis kawasan kerja sama APEC memiliki kemampuan untuk terus memimpin pertumbuhan dan menjadi penggerak perekonomian global dengan mengedepankan keterbukaan ekonomi dan kebijakan reformasi struktural.
Advertisement
Sang Wamenlu RI juga menekankan penyegeraan penyusunan visi APEC sesudah Bogor Goals 2020, demi cita-cita APEC mewujudkan integrasi ekonomi regional dan Komunitas Asia Pasifik.
"Bogor Goals" merupakan inisiatif Indonesia yang telah menjadi tujuan dan kekuatan pendorong kerja sama APEC selama 23 tahun, dan akan segera berakhir pada 2020.
Stabilitas Pangan, Air Bersih, dan Perubahan Iklim
AM Fachir juga menekankan mengenai pentingnya kerja sama APEC dalam menangani isu stabilitas pangan, kelangkaan air bersih, perubahan iklim, dan ledakan jumlah penduduk.
Wamenlu RI juga mendesak agar APEC dapat memperkuat kapasitas dan produktivitas petani serta nelayan kecil lewat teknologi dan inovasi, memperkuat akses pasar bagi mereka, dan upaya penghapusan tarif produk pertanian.
Presiden RI Joko Widodo direncanakan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC, yang akan dilaksanakan pada 10-11 November 2017 di Da Nang, Vietnam.
Â
Agenda RI di KTT APEC 2017
Presiden Indonesia Joko Widodo akan menyambangi Da Nang, Vietnam untuk menghadiri pertemuan konferensi tingkat tinggi APEC pada 10 - 11 November 2017. Dalam perhelatan tersebut, Presiden Jokowi akan membahas sejumlah isu perekonomian.
"Tahun ini KTT APEC 2017 mengambil tema 'Creating New Dynamism, Fostering Share Future'," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis, 2 November 2017.
"Ada empat fokus yang jadi pembahasan umum KTT tersebut, yakni mengenai perekonomian yang berkesinambungan inovatif dan inklusif, integrasi ekonomi regional, penguatan inovasi UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), serta terkait isu-isu perubahan iklim, pertanian, dan sebagainya.
Melengkapi pernyataan Arrmanatha, Direktur Kerja Sama Mitra Kawasan Asia Pasifik Kemlu RI mengatakan bahwa Presiden Jokowi dan jajaran menteri akan melakukan dialog untuk meningkatkan kerja sama regional dengan negara APEC.
"Dialog akan memperkuat kerja sama regional serta persiapan negara APEC dalam menghadapi era digitalisasi dalam ranah bisnis dan perdagangan," kata Direktur Kerja Sama Mitra Kawasan Asia Pasifik, Ben Karnadi.
Ben menambahkan, Presiden Jokowi akan mengusung sejumlah topik khusus yang akan didorong dalam dialog KTT APEC.
"Kepentingan Indonesia yang akan didorong dalam APEC adalah pembangunan perdesaan, kerja sama maritim dan laut, konektivitas dan perhubungan, UMKM, dan ekonomi berbasis digital. Kita juga akan menggalakkan pembahasan tentang inklusivitas ekonomi dan upaya diversitas pemicu pertumbuhan ekonomi di kawasan," ucap Ben.
Donald Trump Ikut Hadir dalam KTT APEC
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan akan turut menghadiri KTT APEC, mengingat AS merupakan anggota dari organisasi kerja sama ekonomi multilateral tersebut.
Menurut keterangan dari pejabat senior Gedung Putih yang diperoleh Liputan6.com pada 1 November, dalam forum APEC nanti, Trump akan mengusung beberapa isu. Termasuk mendorong visi AS mengenai kawasan ekonomi serta kerja sama bilateral Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Isu keamanan di kawasan turut akan dibahas oleh Presiden Trump.
Ketika ditanya mengenai potensi pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dengan Presiden Trump, Kemlu RI mengatakan bahwa belum ada jadwal pasti mengenai hal tersebut.
"Dalam konteks pertemuan APEC itu banyak kepala negara yang hadir. Dan masing-masing mereka punya jadwal pertemuan bilateral dengan sesamanya," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis, 1 November.
"Pemerintah sudah mengupayakan pertemuan bilateral dengan berbagai kepala negara dalam pertemuan di APEC, termasuk dengan AS. Namun hingga saat ini, pertemuan itu belum dapat dipastikan, karena jadwal belum cocok. Tapi kita lihat perkembangannya nanti di sana," tambah Arrmanatha.
Advertisement