Liputan6.com, Hanoi - Jumlah korban tewas dalam banjir di Vietnam bertambah. Hal itu terjadi hanya beberapa hari sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan mengunjungi negara tersebut.
Dikutip dari CNN, Selasa (7/11/2017), per hari Senin 6 November 2017, setidaknya 49 orang tewas dan 22 lainnya dilaporkan hilang dalam banjir tersebut. Sementara itu, menurut laporan Straits Times, korban tewas telah mencapai 61 orang.
Di provinsi Khan Hoa, Ninh Thuan dan Phu Yen, sebanyak 80.000 rumah rusak dan 35.000 orang dievakuasi.
Advertisement
Baca Juga
Trump dijadwalkan akan mengunjungi kota pesisir Da Nang untuk menghadiri KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) sebagai bagian dari perjalanannya ke sejumlah negara Asia. Ia juga akan mengunjungi ibu kota Vietnam, Hanoi, untuk bertemu dengan Presiden Tran Dai Quang.
"Kami menghadapi ancaman besar di semua wilayah yang diterjang banjir. Semua danau dan sungai meluap," ujar Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Nguyen Xuan Cuong dalam sebuah pertemuan darurat pada Minggu 5 November 2017.
Ia menambahkan, tingkat banjir di Vietnam hampir melampaui rekor yang ditetapkan pada 1997.
Â
Kawasan Wisata Turut Terendam Banjir
Meski Da Nang tak terdampak parah, banjir tersebut telah menerjang Hoi An, Situs Warisan Dunia UNESCO yang beberapa di antaranya merupakan bangunan dari Abad ke-15.
Sejumlah restoran dan hotel di Hoi An terendam banjir. Para wisatawan di sana pun terpaksa dievakuasi dari hotel dengan menggunakan perahu.
Pasangan sejumlah pemimpin dunia yang menghadiri KTT APEC dijadwalkan akan berkunjung ke Hoi An pada akhir pekan ini. Namun, belum ada pengumuman apakah kunjungan itu akan dilanjutkan atau tidak.
Vietnam telah diterjang sejumlah badai tahun ini. Banjir dan tanah longsor di wilayah utara dan pusat Vietnam membunuh lebih dari 70 orang pada Oktober 2017.
Pada September 2016, Topan Doksuri menghantam Vietnam tengah dan menewaskan 11 orang.
Bencana alam telah menewaskan lebih dari 13.000 orang dan menyebabkan kerugian lebih dari US$ 6,4 juta akibat kerusakan bangunan dalam 20 tahun terakhir di Vietnam.
Advertisement