6 Temuan Menakjubkan dari Hutan Belantara, Salah Satunya dari RI

Banyak yang belum kita ketahui dan hutan bisa menyembunyikan begitu banyak hal misterius di dalamnya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 11 Nov 2017, 19:48 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2017, 19:48 WIB
Ditengah Tekanan Pertambangan, Suku Waiapi Bertahan di Dalam Hutan Amazon
Seorang anak Waiapi berdiri di hutan sambil mencari kayu bakar di desa Manilha di negara bagian Amapa, Brasil (14/10). Waiapi tinggal di sebuah cagar alam yang merupakan bagian dari zona konservasi besar, yang disebut Renca. (AFP Photo/Apu Gomes)

Liputan6.com, Jakarta - Hutan belantara selalu menjadi salah satu tempat yang penuh dengan hal misterius. Ada beberapa cerita yang menyebut bahwa orang yang masuk ke dalam suatu hutan rimba, tidak pernah terlihat lagi.

Ya, luas hutan memang hanya 7 persen dari luas seluruh permukaan Bumi dan angkanya mengecil tahun demi tahun. Namun, hutan menjadi rumah bagi kira-kira setengah makhluk hidup di planet ini.

Entah apa lagi yang ada di dalam sana. Banyak yang belum kita ketahui dan hutan bisa menyembunyikan begitu banyak hal misterius di dalamnya.

Diringkas dari toptenz.net pada Sabtu (11/11/2017), berikut ini adalah beberapa temuan tak terduga di dalam hutan:

1. Petunjuk Bintang Terkait Kota Maya yang Hilang

 Kota suku Maya ditemukan lewat citra satelit. (Sumber Google Earth)

Kita telah sedikit mengerti bahwa bangsa Maya adalah ahli astronomi yang mumpuni, misalnya sistem kalender Maya yang kerap disangka kalender Aztec.

Suatu hari, William Gadoury, seorang remaja berusia 15 tahun dari Quebec, Kanada, mengajukan teori bahwa peradaban pra-Kolombia tentulah membangun kota-kota sesuai dengan konstelasi-konstelasi bintang di langit.

Dia kemudian menggunakan gambar-gambar dari Canadian Space Agency, Google Earth, dan permukiman lain yang pernah ditemukan sehingga dia mampu mencari dan menemukan tanda-tanda yang mungkin berasal dari sebuah kota tersembunyi di tengah lebatnya hutan Yucatan, Meksiko.

Memang belum ada orang yang datang ke sana untuk melakukan analisis langsung, terutama karena lebatnya tumbuh-tumbuhan di sana, tapi citra-citra dari satelit mengungkap kemungkinan adanya kompleks piramida tersembunyi di bawah kanopi hutan.

Satelit juga menemukan unsur-unsur lurus yang mirip dengan jejaring jalan dan juga bentuk bujursangkar yang mungkin merupakan piramida. Tentu saja gambar-gambar itu mungkin menunjukkan ciri-ciri lingkungan yang diduga sebagai buatan manusia.

Garis-garis lurus dan bentuk bujur sangkar jarang ditemukan begitu saja di alam dan hampir selalu menjadi pertanda kegiatan manusia. Jika memang terbukti dan ditemukan pemukiman Maya di sana, maka teknik ini bisa membantu temuan kota-hota hilang lainnya hanya dengan melihat ke bintang-bintang.

2. Bunga Terbesar Sedunia

 	Rafflesia arnoldii di Bengkulu. (Sumber Wikimedia Commons)

Bunga bangkai (Rafflesia Arnoldii) adalah bunga terbesar di dunia dengan diameter sekitar satu meter dan berat sekitar 11 kilogram. Ada 17 spesies yang diketahui dan berasal dari pedalaman hutan hujan Indonesia, Malaysia, Sumatra, dan Filipina.

Nama bunga bangkai terkait dengan bau busuk yang ditebarnya ketika sedang mekar. Bebauan itu membantu menarik serangga penyebuknya, yaitu lalat.

Mengira menemukan daging busuk, seekor lalat akan masuk ke dalam bunga dan serbuk-serbuk pun menempel di tubuhnya.

Bunga bangkai juga bersifat parasit karena tidak punya daun, batang, atau akar. Tanaman itu menggunakan bagian seperti kait yang tumbuh ke dalam tanaman semangnya, Tetrastigma Vine.

Sebelum kuncupnya muncul, tidak ada tanda-tanda keberadaan bunga. Waktu yang diperlukan dari kuncup hingga mekar sepenuhnya bisa hingga 10 bulan. Setelah mekar, usianya pun hanya beberapa hari.

3. Sigiriya, 'Keajaiban' ke-8 Dunia

Sirigiya. (Sumber Pixabay)

Di Sri Lanka ada benteng sekaligus istana yang menurut sejumlah pihak menjadi Keajaiban ke-8 Dunia. Istana itu dibangun di atas lempeng granit setinggi 180 meter dikelilingi hutan.

Asal muasal Sigiriya bertarikh hingga ke Abad ke-5 M pada masa kekuasaan Raja Kashyapa (477 - 495) yang naik takhta setelah menggulingkan saudara ayahnya sendiri yang kemudian dibunuhnya.

Saudara lelakinya yang bernama Moggallana melarikan diri ke selatan India dan membangun pasukan dengan tekad merebut takhta. Raja Kashyapa mengetahui hal itu, sehinggga ia kemudian memindahkan ibu kota dari Anuradhapura ke Sigiriya yang letaknya strategis.

Situs itu memiliki pertahanan alami. Lempeng granit itu sendiri seperti sebuah sumbat yang menutup mulut suatu gunung berapi yang kemudian tergerus sehingga menyisakan lempeng itu saja.

Dulunya Sigiriya merupakan pencapaian teknologi dengan tata kota yang mungkin paling penting pada milenium pertama dunia. Ada istana raja di puncaknya, diikuti dengan teras tingkat menengah dengan gerbang berpatung singa besar.

Di bagian bawah, terdiri dari beberapa bagian kecil, halaman yang apik, dan kota itu sendiri. Tembok di barat dilapisi mural besar sepanjang 140 meter dan tinggi 40 meter. Dalam lukisan, ada lebih dari 500 wanita setengah telanjang yang diduga menggambarkan gundik-gundik raja atau rohaniawati dalam suatu upacara keagamaan.

Tangga yang dibangun hingga ke istana dibangun di sebelah Dinding Cermin yang dulunya dilapis halus dan dipoles sehingga sang raja bisa melihat bayangannya ketika naik ke istananya.

Saudara lelaki raja akhirnya kembali bersama pasukannya dan mengalahkan Kashyapa dalam suatu pertempuran. Ia merebut takhta dan mengembalikan ibu kota ke Anuradhapura. Sigiriya dijadikan biara Buddha hingga Abad ke-14.

Situs itu terbengkalai selama 500 tahun dan ditemukan lagi secara tidak sengaja oleh pasukan Inggris yang melintas pada 1831. Tugas arkeologi kecil-kecilan dimulai pada 1890-an, tapi pemerintah Sri Lanka baru turun tangan pada 1983.

Sejak itu, Sigiriya menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

4. Cuvette Centrale, Bom Karbon

 	Lahan gambut di Cekungan Kongo. (Sumber Flickr/ggallice)

Dalam 3 tahun terakhir, para ilmuwan secara teliti memetakan Cekungan Kongo, termasuk apa yang ada di bawah permukaan tanah. Ternyata, ada timbunan terbesar karbon terbesar sedunia dengan luas lebih besar daripada Inggris.

Tanah gambut itu hanya 4 persen dari keseluruhan luas Cekungan Kongo, tapi mengandung karbon di bawah permukaan yang jumlahnya setara dengan jumlah karbon di atas permukaan (dalam bentuk pohon dan tumbuh-tumbuhan) di seluruh cekungan.

Jumlahnya kira-kira 30 miliar ton karbon, sekitar emisi bahan bakar fosil selama 20 tahun di Amerika Serikat. Ketika dilakukan investigasi, para ilmuwan kebingungan dengan asal usul karbon. Luas tanah gambutnya pun 16 kali lebih besar daripada yang diduga.

Gambut adalah zat organik yang meluruh dan sebagian menjadi tanah. Biasanya ditemukan di kawasan sejuk seperti Siberia, Eropa Utara atau Kanada walau terkadang ditemukan juga di kawasan tropis.

Ketika tanaman mati, benda itu jatuh ke tanah dan sebagian meluruh. Akan tetapi, karena ada air di atasnya, proses dekomposisi berhenti di tengah jalan. Ketika dibiarkan, tanah gambut menjadi endapan besar karbon yang menyerap karbon dari udara melalui tanaman-tanaman di lahan gambut dan menyimpannya di bawah tanah tempat tanamannya mati.

Rawa tersebut terbentuk sekitar 11.000 tahun lalu, pada penghujung zaman es terakhir, ketika Afrika masih lebih lembab di kawasan tropisnya. Karena alasan yang belum diketahui, airnya menjadi kering atau menguap sehingga peluruhan gambut berlangsung lagi dan melepaskan karbon ke udara dengan dampak yang menghancurkan.

Sekarang, karena baru ditemukan dan belum dilindungi, kawasan gambut itu rentan digunduli dan dikeringkan untuk membuat ruang bagi pertanian, terutama kelapa sawit.

Hal yang sama terjadi di Indonesia. Lebih dari 93 ribu kilometer persegi tanah gambut telah terpapar untuk menciptakan ruang tambahan bagi perkebunan kelapa sawit.

5. Jamur Zombie

Jamur dari genus Cordyceps menginfeksi semut. (Sumber Wikimedia Commons)

Jamur dengan genus Cordyceps tersebar di seluruh dunia dan sekitar 400 spesies ditemukan di kawasan tropis lembab di Asia, misalnya China, Nepal, Jepang, Bhutan, Korea, Vietnam, dan Thailand.

Jamur itu menginfeksi serangga, biasanya semut, lalu mengambi alih kendali atas hewan tersebut. Sekitar 85 persen serangga dunia tinggal dalam hutan hujan, sehingga tidak mengherankan kalau jamur itu membidik semut -- ada lebih dari 8 juta semut untuk setiap hektare hutan tropis.

Ketika semut-semut itu kontak dengan spora jamur, hewan itu langsung terinfeksi dan jamur itu mengendalikan tindakan-tindakan si semut sehingga ia memanjat dedaunan hingga setinggi mungkin. Di ketinggian, semut akan berpegangan pada daun atau ranting hingga kemudian mati.

Kemudian, jamur itu akan menyembul ke luar dari kepala semut, lalu membentuk cabang panjang selama kira-kira 3 minggu. Kemudian, generasi baru spora menyebar dari ujung batang dan jatuh ke tanah, siap untuk kontak dengan semut lain dan siklusnya berulang.

Semakin tinggi panjatan semutnya, semakin luas jangkauan spora, semakin banyak semut lain yang terkena. Yang menarik, ketika semut-semut lain berpapasan dengan seekor semut yang terinfeksi, mereka membuang semut terinfeksi itu sejauh mungkin dari koloni untuk mencegah penularan.

Uniknya, tiap spesies jamur zombie mengkhususkan diri pada satu jenis serangga, bukan hanya semut. Hal itu membuktikan adanya evolusi bersama secara erat antara parasit dan induk semangnya.

Secara luas, yang dilakukan oleh jamur tersebut mencegah adanya spesies tunggal yang menjadi terlalu dominan dan merawat keberagaman dalam hutan. Jika ada satu kelompok serangga menjadi terlalu banyak, makin besar kemungkinannya terkena infeksi.

6. Tarzan Sungguhan

 Ho Van Lang dibawa masuk hutan saat berusia 2 tahun oleh ayahnya sendiri ketika Perang Vietnam sedang berkecamuk. (Sumber Docastaway - Desert Island Experiences)

Kita sudah mengetahui dan menerima fakta bahwa mereka yang berpetualang ke dalam hutan bisa saja tidak kembali lagi. Ada saja yang bisa salah di dalam sana dan kadang-kadang terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan.

Tetap saja ada orang-orang yang dengan sengaja masuk ke dalam hutan. Kejadiannya memang jarang sekali, tapi ada. Misalnya kisah seorang pria di Vietnam yang tinggal dalam hutan bersama putranya selama 40 tahun.

Selama Perang Vietnam, Ho Van Tranh yang sekarang berusia 80 tahun membawa putra bungsunya, Ho Van Lang, masuk ke hutan demi menghindari serangan udara Amerika Serikat yang menewaskan istri dan dua putranya yang lebih besar.

Tanpa sepengetahuannya, istrinya sempat melahirkan seorang putra lagi sebelum mulainya serangan udara. Bayi menyintas dan dirawat oleh pamannya, saudara lelaki Thanh.

Empat puluh tahun kemudian, ayah dan putranya ditemukan 42 kilometer dari desa terdekat dan tinggal di sebuah rumah pohon yang dibangun dekat aliran air.

Mereka juga membuat sendiri beberapa perkakas seperti kapak, pisau, dan panah. Mereka juga merawat sebuah perkebunan tebu. Lalu ada kobaran api kecil di gubuk gantung dan membuat pakaian dalam dari kulit kayu.

Ketika ditemukan, sang ayah sudah susah berjalan karena usia tua dan bahkan amat lupa dengan bahasa. Putranya, walaupun kurus, berada dalam kondisi fisik terbaiknya, tapi juga tidak mengerti bahasa.

Mereka berdua tidak menderita penyakit apa pun dan kemudian dibawa kembali ke desa. Di sana, sang ayah mendapatkan penanganan rumah sakit untuk perawatan yang memadai.

Namun, para dokter harus mengikatnya ke ranjang karena ia terus mencoba untuk kembali ke hutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya