Liputan6.com, Seoul - Seorang tentara Korea Utara ditembak oleh rekan sejawatnya saat hendak membelot ke Korea Selatan melintasi zona demiliterisasi (DMZ). Informasi itu disampaikan melalui pernyataan tertulis Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korsel pada Senin, 13 November 2017.
Tentara yang membelot itu meninggalkan pos penjagaannya di Joint Security Area di Panmugak, teritori DMZ Korea Utara untuk menuju Freedom House, area demiliterisasi Korsel. Demikian seperti dikutip dari CNN, Senin (13/11/2017).
Disebutkan pula dalam pernyataan tersebut, korban mengalami luka dan harus dievakuasi demi mendapatkan bantuan medis darurat.
Advertisement
Tempat kejadian perkara merupakan lokasi sama yang pernah dikunjungi oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis kurang dari sebulan lalu.
Menanggapi peristiwa itu, Kepala Staf Gabungan militer Korsel mengatakan, "Militer kami telah meningkatkan tingkat kewaspadaan dan menjaga kesiapan penuh untuk mengantisipasi provokasi Korea Utara."
Peristiwa itu menjadi kasus pembelotan ketiga yang dilakukan oleh personel militer Korut sepanjang 2017. Sebelumnya, dua tentara melakukan usaha melarikan diri dari DMZ di Korut ke Korsel pada Juni secara terpisah.
Sebelum 2017, hanya ada empat pembelot militer dari Korut selama lima tahun terakhir, satu pada tahun 2016, satu pada 2015, dan dua pada 2012.
Robert Kelly, profesor untuk Departemen Ilmu Politik di Pusan National University, mengatakan peristiwa pembelotan tentara Korut dan penembakan terhadap mereka yang membelot merupakan hal yang cukup mengejutkan.
"Ini tak biasa dan pasti menambah ketegangan situasi di sana," kata Kelly.
Angkatan Bersenjata Korut diketahui memiliki sekitar 1,2 juta tentara aktif dan 7,7 juta personel cadangan. Jumlah sebanyak itu menjadikannya salah satu kekuatan militer terbesar di dunia.