Video Detik-Detik Menegangkan Gempa 7,3 SR Guncang Iran-Irak

Setidaknya 452 orang tewas dalam gempa 7,3 SR yang mengguncang perbatasan Iran-Irak pada 12 November 2017 malam.

oleh Citra Dewi diperbarui 14 Nov 2017, 15:05 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 15:05 WIB
Gempa Irak-Iran
Sebuah mobil yang hancur akibat tertimbun reruntuhan bangunan usai menghantam di Sarpol-e Zahab, Provinsi Kermanshah, Iran, (13/11). Gempa dahsyat di perbatasan Irak-Iran ini menewaskan ratusan orang dan melukai 1.600 lainnya. (Pouria Pakizeh/ISNA via AP)

Liputan6.com, Erbil - Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) mengguncang perbatasan Iran-Irak pada Minggu, 12 November malam. Setidaknya, 452 orang tewas dalam gempa paling mematikan sepanjang 2017 itu.

Menurut media lokal, getaran gempa Iran-Irak bahkan dirasakan di sejumlah negara, seperti Turki, Pakistan, Lebanon, dan Kuwait. Iran, negara yang paling parah terdampak dengan jumlah korban tewas sebanyak 445 orang, menetapkan tiga hari berkabung.

Lindu dengan pusat gempa sedalam 23 kilometer itu sempat terekam oleh sejumlah kamera CCTV.

Dalam sebuah rekaman, gempa tersebut terlihat mengobrak-abrik isi sebuah minimarket di Kurdistan, Irak. Benda-benda yang ada di sana berjatuhan. Sejumlah produk tampak pecah dan isi di dalamnya berhamburan.

Sementara itu dalam rekaman lain terlihat para pengunjung sebuah tempat untuk kumpul-kumpul di Kirkuk, Irak, berhamburan setelah mereka merasakan guncangan gempa.

Berikut detik-detik guncangan gempa Iran-Irak pada 12 November 2017 malam:

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi dalam Twitternya pada Senin, 13 November, menginstruksikan tim pertahanan sipil dan lembaga kesehatan untuk melakukan semua yang mereka mampu untuk memberikan bantuan terhadap mereka yang terdampak gempa.

Sementara itu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan belasungkawa dan mendesak militer dan masyarakat untuk mengirim bantuan kepada korban.

Dimuat oleh CNN, juru bicara Bulan Sabit Merah Iran, Mansoureh Bagheri, lebih dari 500 desa di lokasi yang berada di dekat pusat gempa rusak dan terdampak gempa.

Penuturan Saksi Mata

Seorang ibu asal Bagdad, Iran, Majida Ameer, mengaku bahwa ia dan tiga anaknya berlari ke jalan setelah merasakan gempa.

"Aku sedang duduk bersama anak-anak menikamti makan malam dan seketika bangunan bergoyang," ujar Ameer.

"Awalnya aku berpikir bahwa itu bom besar. Namun aku mendengar semua orang di sekitarku berteriak 'Gempa!'" ucap dia.

Pourya Badrkhani, seorang guru musik di Kermanshah, Iran, mengatakan bahwa ia sedang duduk menonton televisi saat gempa terjadi. Ia mengaku segera meninggalkan rumah bersama keluarganya dan bergabung bersama tetangganya menuju jalan.

Ia mengatakan bahwa banyak orang mendonorkan darah untuk membantu mereka yang terluka. Sementara itu beberapa orang lainnya secara sukarela pergi ke kota-kota perbatasan, di mana menjadi wilayah yang paling parah terdampak.

Iran merupakan negara yang berada di garis patahan utama antara lempeng Arab dan Eurasia dan pernah mengalami sejumlah gempa.

Gempa paling mematikan pada abad ini terjadi di Iran pada 2003. Saat itu lindu berkekuatan 6,6 Skala Richter mengguncang Kota Bam dan menewaskan sekitar 26.000 orang.

Sepuluh tahun sebelumnya, yakni pada Juni 1990, diperkirakan 37.000 orang tewas dalam gempa yang melanda Rudar, Manjil, dan Lushan. Ratusan desa rusak akibat peristiwa tersebut.

Pada 2005, gempa berkekuatan 6,4 SR menguncang Zarand, Provinsi Kerman, dan menewaskan 400 orang. Sementara itu pada 2012 sebanyak 300 orang tewas dalam gempa ganda yang mengguncang Iran barat laut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya