KBRI Amman Beri Bantuan untuk Pengungsi Palestina di Yordania

Bantuan itu diberikan bagi rakyat Palestina yang hingga sekarang belum dapat menggapai haknya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Des 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 02 Des 2017, 06:48 WIB
Bantuan KBRI Amman untuk pengungsi Palestina di Yordania
Bantuan KBRI Amman untuk pengungsi Palestina di Yordania (KBRI Amman/Nico Adam)

Liputan6.com, Amman - Pada 29 November 2017, KBRI Amman ikut berpartisipasi dalam memperingati Hari Solidaritas Palestina yang diadakan oleh United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) kantor operasi Yordania.

Peringatan ini bertujuan untuk mendorong negara-negara anggota Majelis Umum PBB untuk terus memberikan dukungan dan publisitas seluas-luasnya dalam Hari Solidaritas tersebut. Pada kesempatan kunjungan ke kantor UNRWA, KBRI Amman menggunakan momen ini untuk memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina yang ada di Yordania. Bantuan tersebut berupa satu truk makanan produk Indonesia -- seperti mie instan, kopi instan, biskuit, kacang-kacangan, permen, dan berbagai makanan kering lainnya -- yang merupakan sumbangan dari donatur Indonesia dan para pengusaha Yordania yang merupakan importir produk-produk tersebut.

Sumbangan yang diserahkan oleh Andy Rachmianto selaku Duta Besar (Dubes) RI untuk Yordania itu langsung diterima oleh Direktur UNRWA Roger Davies, dengan disaksikan oleh para pimpinan kantor operasi Yordania. Demikian laporan dari KBRI Amman yang diterima oleh Liputan6.com pada Kamis (30/11/2017)

Dalam sambutannya, Dubes Andy mengharapkan sumbangan makanan ini dapat membantu sebagian pengungsi Palestina dalam menghadapi musim dingin. Pada 2016, KBRI Amman juga menyalurkan sumbangan dari masyarakat Indonesia sebesar US$ 20 ribu (Rp 270 juta) melalui UNRWA, untuk membantu peralatan sekolah di kamp pengungsi Rusayifah dan Jalur Gaza.

Dalam sambutan balasannya, Roger Davies menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan perhatian dari masyarakat Indonesia terhadap Bangsa Palestina yang ada di berbagai daerah, seperti di Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta para pengungsi yang berada di Yordania.

"Di tengah kondisi defisit anggaran operasional UNRWA tahun ini yang mencapai US$ 77 juta (sekitar Rp 1 Triliun), kami akan menerima dengan senang hati berbagai bentuk sumbangan yang diberikan, baik oleh suatu negara, kelompok dan golongan, atau bahkan individu," tukas Roger yang telah 28 tahun bergabung di UNRWA.

Pada peringatan Hari Solidaritas Palestina tahun ini, Dubes Andy dan beberapa orang staf serta perwakilan Dharma Wanita Persatuan KBRI Amman juga berkesempatan mengunjungi beberapa sekolah dan fasilitas kesehatan yang ada di dalam kamp pengungsi Palestina. Tempat pengungsian itu berlokasi di daerah Qusour dan Marka, pinggiran kota Amman.

Dalam kunjungan tersebut, Roger Davies menjelaskan informasi seputar ruang lingkup tugasnya di Amman. Saat ini, UNRWA kantor operasi Yordania melayani sekitar 2,2 juta pengungsi Palestina yang tersebar di sepuluh kamp, atau sebanyak 43 persen dari total pengungsi Palestina yang terdapat di Yordania, Suriah, Libanon, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. UNRWA Yordania memiliki staf sebanyak 7 ribu orang, 95 persen di antaranya merupakan para pengungsi Palestina itu sendiri.

Selain itu, UNRWA juga memiliki sarana pendidikan yang terdiri dari 171 sekolah dengan murid sebanyak 121.368 siswa. Sarana pendidikan itu diperuntukan bagi pelajar dari kelas 1 sampai dengan kelas 10, serta memiliki satu Fakultas Sains dan Seni Pendidikan dan dua pusat pelatihan kejuruan dan teknis. Tempat ini juga memiliki fasilitas berupa 25 pusat kesehatan yang mampu merawat lebih dari 1,1 juta pengungsi, dengan dilengkapi 10 pusat rehabilitasi berbasis masyarakat dan 14 pusat program peningkatan sumber daya perempuan.

Selain fasilitas di atas, UNRWA kantor operasi Yordania juga memberikan bantuan tunai kepada hampir 60 ribu pengungsi miskin, senilai US$ 115 (Rp 1.557.000) untuk tiap orang per tahunnya.

Di akhir kunjungan, Roger Davies berharap peringatan Hari Solidaritas Palestina ini mampu menarik perhatian masyarakat internasional, terkait fakta bahwa masalah di Palestina belum dapat terselesaikan. Hingga saat ini, rakyat Palestina belum dapat menggapai hak-haknya, seperti hak untuk menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan eksternal, hak atas kemerdekaan dan kedaulatan nasional, serta hak untuk kembali ke tanah airnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya