9-12-1992: Perselingkuhan Kandaskan Perkawinan Putri Diana

Isu perselingkuhan yang membayangi pernikahan Putri Diana diklaim sebagai biang keladi keretakan rumah tangga anggota kerajaan tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Des 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2017, 06:00 WIB
Putri Diana dan Pangeran Charles pada 1986
Putri Diana dan Pangeran Charles pada 1986 (Reuters)

Liputan6.com, London - Tepat hari ini 25 tahun silam, kisah cinta antara Pangeran Charles dan Putri Diana resmi berakhir. Isu perselingkuhan yang membayang-bayangi pernikahan keduanya diklaim sebagai biang keladi keretakan rumah tangga anggota kerajaan tersebut.

Pernyataan perceraian ke hadapan publik disampaikan secara resmi oleh Perdana Menteri Inggris John Major. Ia menjelaskan, pasangan kerajaan itu berpisah secara damai.

Salah satu bukti perselingkuhan pernah didapati Putri Diana ketika memergoki Pangeran Charles tengah duduk di toilet dan berbincang intim dengan Camilla Parker Bowles. Hal ini terungkap melalui sebuah rekaman video dirilis di Channel 4 jelang 20 tahun kematian Lady Di pada 31 Agustus 2017.

Setelah mendengar percakapan eksplisit Charles dan Camilla, mendiang Princess of Wales itu mendeskripsikan kekasih gelap suaminya itu sebagai sosok yang cabul.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (9/12/2017) dalam video tersebut Putri Diana berbicara dengan pelatih vokalnya Peter Settelen dan seorang kameramen yang tidak disebutkan namanya. Ibu dua anak itu membeberkan banyak rahasia selama 12 jam.

Rekaman video itu dibuat pada rentang waktu antara September 1992 dan Desember 1993.

Video tersebut dikabarkan menghilang dari apartemen Putri Diana di Istana Kensington setelah kematiannya pada tahun 1997. Namun, empat tahun lalu rekaman itu ditemukan di loteng kediaman mantan kepala pelayannya Paul Burrel.

Settelen sendiri terpaksa berperang melalui jalur hukum melawan keluarga Diana atas kepemilikan kaset-kaset rekaman tersebut. Pada akhirnya, benda-benda itu kembali ke tangannya.

Dalam sebuah wawancara, Settelen mengatakan bahwa Diana tampil di video rekaman itu sebagai "wanita ketakutan" yang "dikejutkan dengan pernikahan yang buruk".

Adapun kameramen yang merekam video tersebut mengklaim ia bekerja untuk BBC dan dipanggil ke Istana Kensington pada suatu malam.

Media Inggris The Sun melaporkan sang sinematografer menyimpan sebuah buku harian dari sesi di mana ia menulis, "Diana memergoki Charles dan Camilla setelah menguping telepon (Charles). Dia mendeskripsikan bagaimana ia mendekat untuk mendengar percakapan mereka. Sementara, Charles tengah duduk di toilet saat itu".

Topik perbincangan Charles dan Camilla digambarkan sebagai "sex phone". Selain itu, dalam rekaman video tersebut Diana juga bicara soal keinginannya untuk menghentikan langkah Charles menjadi raja. Ia malah menginginkan putra sulungnya, Pangeran William yang naik takhta.

The Sun memuat tulisan sang kameramen yang menyebutkan, "Dia (Diana) sangat jelas akan melakukan segalanya untuk memastikan Charles tidak pernah menjadi raja".

"Dia ingin William yang naik takhta saat ratu meninggal. Diana sangat jelas melihat perannya sebagai kekuatan di balik William. Dia memiliki gagasan romantis untuk menjadi 'pencetak raja', ibu di belakang monarki".

Kameramen itu dikabarkan masih hidup dan tinggal di Amerika. Ia mengaku dibayar 5.000 poundsterling atas pekerjaannya dan pria itu menjelaskan bahwa saat itu ia harus membeli dua ponsel di tengah kekhawatiran bahwa Mi5 akan meretas percakapan mereka.

Settelen sendiri dipekerjakan oleh Putri Diana untuk membangun kepercayaan dirinya dalam berbicara di muka umum. Namun, dalam prosesnya ia banyak mencatat pengakuan mengejutkan dari sang putri.

Ini bukan kali pertama, kontak pribadi Charles dengan Camilla yang kini sah menjadi istrinya terkuak. Pada tahun 1992, sebuah transkip pribadi yang dijuluki "Camillagate" mencuat ke publik dan dikabarkan menimbulkan rasa malu bagi Kerajaan Inggris.

Tak hanya kasus perceraian antara Diana dan Charles yang terjadi. Pada tanggal yang sama di tahun 2003 terjadi ledakan di pusat Kota Moskow, Rusia menewaskan 6 orang dan melukai sedikitnya 11 orang.

tahun 2013, Tragedi Bintaro II terjadi. KRL Commuter Line jurusan Serpong - Tanah Abang menabrak truk tangki bahan bakar minyak yang hendak melintas dan mengakibatkan 7 orang tewas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya