Dubes Yordania: Yerusalem Isu Islam, Kristen, Arab, RI dan Semua

Dubes Yordania untuk RI mengatakan, krisis Yerusalem merupakan isu yang menjadi kepentingan semua kalangan.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Des 2017, 20:13 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 20:13 WIB
Polisi Israel
Polisi Israel menangkap seorang demonstran Palestina dalam bentrokan menyusul demonstrasi menentang keputusan Presiden AS, Donald Trump terkait Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di kota Ramallah, Tepi Barat, (13/12). (AP Photo / Nasser Shiyoukhi)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Yordania untuk Indonesia, Walid Al Hadid mengatakan, krisis Yerusalem yang saat ini tengah menghangat, merupakan isu yang menjadi kepentingan semua komunitas, kelompok dan kalangan.

"(Krisis) Yerusalem merupakan isu bagi seluruh manusia. (Bangsa) Arab, Islam, Kristen, Indonesia. Semua orang punya kepentingan pada masalah tersebut," kata Dubes Al Hadid dalam diskusi bertajuk The Future of Palestine: The Road To Unity, Independence and Peace yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta (15/12/2017).

Ia melanjutkan, "Maka dari pada itu, kalian semua (masyarakat Indonesia) juga ikut merasakan keprihatinan tentang Yerusalem".

Pro-Palestina Versus Israel-Amerika

Dalam kesempatan itu, Dubes Walid Al Hadid menggarisbawahi bahwa krisis Yerusalem yang kini tengah menghangat, memiliki keunikan tersendiri dalam sudut pandang geo-politik dunia.

 

Dino Patti Djalal, Dubes Palestina Terpilih untuk RI Zuhair Al Shun dan Dubes Yordania untuk RI Walid Al Hadid saat forum diskusi soal Yerusalem yang digelar di Bengkel Diplomasi FPCI, Jakarta (15/12/2017) (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)

"Krisis Yerusalem yang terjadi baru-baru ini, jika dilihat dari perspektif geo-politik, adalah yang pertama dalam sejarah konflik Israel - Palestina, di mana banyak negara bersama-sama mengecam langkah Amerika Serikat," papar Al Hadid.

"Lihat saja, semua negara pro-Palestina di satu sisi melawan AS - Israel di sisi yang lain. Pergeseran geo-politik terbaru itu dapat berpotensi menjadi titik balik dalam dinamika konflik Israel - Palestina pada kemudian hari," tambahnya.

Apresiasi Perjuangan Indonesia

Meneruskan komentarnya tentang Indonesia, Al Hadid dalam kesempatan itu juga sangat mengapresiasi upaya diplomasi Tanah Air -- yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi -- sebagai bentuk nyata solidaritas terhadap Palestina soal Yerusalem.

"Saya sungguh mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Indonesia. Sikap yang diambil Indonesia sangat kuat, mengutuk langkah yang dilakukan oleh Amerika Serikat," tambahnya.

Kendati demikian, sang Dubes Yordania -- yang negaranya merupakan sekutu dekat Palestina -- berharap agar perjuangan diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia dan komunitas internasional pro Palestina, tak hanya berhenti dan terbatas pada krisis Yerusalem yang tengah menghangat dalam kurun waktu terakhir saja.

Al Hadid melanjutkan, "Yerusalem dan Palestina merupakan isu yang terus dan akan terus berlanjut hingga mencapai akhir. Maka perjuangan yang dilakukan oleh komunitas internasional juga merupakan persoalan tentang keberlanjutan."

"Kita harus bersatu untuk menyelesaikan masalah ini," tambahnya mendesak solidaritas dunia untuk Yerusalem.

Soal Yerusalem, Menlu RI Serukan Uni Eropa Tak Ikuti Jejak AS

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kiri) dan Komisioner Uni Eropa untuk urusan Luar Negeri dan Pertahanan Federica Mogherini kala bertemu untuk membahas isu Yerusalem dan Rohingya (14/12/2017) (Sumber: Uni Eropa)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kiri) dan Komisioner Uni Eropa untuk urusan Luar Negeri dan Pertahanan Federica Mogherini kala bertemu untuk membahas isu Yerusalem dan Rohingya (14/12/2017) (Sumber: Uni Eropa)

Melanjutkan perjuangan diplomasi untuk Yerusalem dan Palestina, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Komisioner Uni Eropa (UE) untuk urusan Luar Negeri dan Pertahanan, Federica Mogherini.

Pertemuan itu dilaksanakan di Kantor Komisioner Uni Eropa di Brussel, Belgia, pada Kamis, 14 Desember 2017 pagi waktu setempat.

"Indonesia mengharapkan negara-negara Uni Eropa untuk tidak mengikuti jejak unilateral Amerika Serikat mengenai status Yerusalem," kata Retno kepada Mogherini, seperti dikutip dari rilis resmi Kemlu RI yang diperoleh Liputan6.com, Kamis 14 Desember 2017.

Menlu RI juga menaruh harapan kepada negara anggota UE untuk memegang teguh status quo Yerusalem dan Palestina, seperti yang telah ditetapkan oleh PBB.

Retno juga meminta agar seluruh negara anggota UE dapat mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan hasil-hasil dari KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina yang diselenggarakan di Istanbul pada Rabu, 13 Desember 2017.

Kepada Mogherini, Retno mengatakan bahwa anggota OKI bersatu dan tegas mengecam serta menolak keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menlu RI juga mengajak Uni Eropa untuk mendukung Palestina melalui berbagai bantuan kemanusiaan, ekonomi, dan peningkatan kapasitas.

"Hal ini penting, agar pemerintah dan rakyat Palestina dapat meningkatkan kapasitasnya dalam memerintah negaranya sendiri," kata Retno kepada Mogherini saat membahas isu Yerusalem.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya