Liputan6.com, Washington, DC - Senator Partai Republik Jeff Flake mengatakan pihaknya tidak menemukan bukti bahwa diplomat Amerika Serikat di Havana adalah korban serangan sonik atau senjata tak dikenal lainnya.
Flake, anggota Komisi Hubungan Luar Negeri Senat dan advokat terkemuka pemulihan hubungan Amerika dan Kuba, pada Jumat 5 Januari 2018 bertemu pejabat tinggi Kuba termasuk Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez dan pejabat-pejabat Kementerian Dalam Negeri, yang mengawasi keamanan dalam negeri dan bekerja dengan badan-badan penegak hukum asing.
Baca Juga
Pejabat-pejabat Kuba memberitahu Flake, FBI telah memberitahu mereka bahwa, setelah empat kali melakukan perjalanan ke Kuba, agen-agennya tidak menemukan bukti penyakit misterius yang diderita diplomat-diplomat Amerika Serikat adalah hasil serangan sonik.
Advertisement
"Menteri Dalam Negeri Kuba mengatakan FBI telah menginformasikan kepada mereka bahwa tak ada bukti serangan sonik," kata Flake.
"Tak ada bukti bahwa seseorang secara sengaja melukai orang lain. Tapi saya juga tidak mengatakan, diplomat AS tidak mengalami insiden, tapi tidak ada bukti bahwa mereka sengaja diserang, baik oleh Kuba maupun lainnya," tegasnya.
Kepada kantor berita Associated Press, Flake mengatakan, informasi rahasia dari pejabat-pejabat AS membuatnya tidak punya alasan untuk meragukan apa yang dikatakan Kuba. Meski demikian, ia menolak mengungkap isi informasi tersebut. Demikian seperti dikutip dari VoaIndonesia pada Senin (8/1/2018).
Pejabat-pejabat Kuba dan FBI tidak segera menanggapi permintaan komentar Associated Press terkait pernyataan Flake atas tak ada bukti serangan sonik.
AS mengatakan 24 diplomat dan pasangan mereka jatuh sakit di Havana di rumah dan beberapa hotel yang mereka tempati mulai tahun 2016. Laporan menyebut mereka terkena serangan sonik.
Â
Diplomat AS Korban Serangan Sonik Kuba Alami Kelainan Otak
Beberapa di antara diplomat AS mengalami kehilangan pendengaran secara permanen, masalah keseimbangan dan luka trauma di otak.
Dokter yang memeriksa sejumlah diplomat AS yang diduga terdampak serangan sonik di Kuba mengungkapkan hasil pemeriksaan yang ternyata cukup mengejutkan. Mereka menemukan sejumlah kelainan pada otak saat mencari penyebab kerusakan pada fungsi pendengaran, penglihatan, keseimbangan serta memori.
Temuan paling spesifik sampai saat ini tentang kerusakan fisik akibat serangan tersebut menunjukkan bahwa apa pun itu telah merugikan diplomat AS. Hal itu menyebabkan perubahan otak yang nyata. Namun, para dokter mulai meragukan bahwa mereka terkena serangan sonik.
Beberapa diplomat AS melaporkan mendengar suara keras sebelum mengalami gejalanya.
Departemen Luar Negeri menarik sebagian besar stafnya dari Kedutaan Besar AS di Havana karena kecurigaan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh serangan sonik dari sumber yang tidak diketahui.
AS juga mengusir 15 diplomat Kuba dari Washington untuk mencocokkan pengurangan staf di Havana.
Pemerintah Kuba membantah bertanggung jawab atas serangan yang dicurigai, meskipun Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia yakin Kuba bertanggung jawab.
Advertisement