Sudah Jadi Presiden AS Setahun, Trump Belum Ngobrol dengan Obama

Sudah setahun sejak keduanya terakhir kali bertemu, tapi Trump dan Obama dikabarkan sama sekali belum berbicara satu sama lain.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 19 Jan 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2018, 20:00 WIB
20170121- Pidato Donald Trump -AFP Photo
Barack Obama menyalami Donald Trump jelang penyampaian pidato pertama Trump sebagai Presiden AS di Capitol Hill, Washington DC, AS, Jumat (20/1). Dikabarkan, Trump sendiri yang menulis dan menyusun pidato pelantikannya. (AFP Photo)

Liputan6.com, Washington, DC - Sudah setahun sejak keduanya terakhir bertemu, tapi Presiden Donald Trump dan mantan Presiden Barack Obama dikabarkan belum pernah berbicara satu sama lain.

Keduanya terakhir kali bertemu dan berbicara saat Obama menyambut Trump -- yang terpilih sebagai Presiden ke-45 AS -- dalam rangkaian proses transisi kepresidenan di Washington DC sepanjang Januari 2017.

Seusai itu, keduanya belum pernah lagi bercengkerama.

Jika kabar itu benar, maka saling bungkam antara Donald Trump dan Obama merupakan yang pertama dalam beberapa dekade terkahir, di mana presiden suksesor dan pendahulu menghindar selama 12 bulan untuk saling berkomunikasi -- terhitung sejak presiden suksesor dilantik. Demikian seperti dikutip dari CNN (19/1/2018).

Dalam kultur kepresidenan AS, rajut komunikasi antara presiden suksesor dan pendahulu, kerap eksis pada beberapa kesempatan -- meski kadang kala tak selalu bersahabat.

Akan tetapi, apa yang dilakukan oleh Donald Trump dan Barack Obama menggambarkan sebuah nuansa baru, tentang dugaan ketidakharmonisan antara suksesor dan pendahulu dalam kultur kepresidenan AS.

Komunikasi Terakhir

Donald Trump dan Barack Obama
Donald Trump dan Barack Obama (AP)

Terkahir kali mereka berbicara tatap muka, Trump dan Obama sedang berdiri di Sisi Timur The Capitol AS. Saat itu, tengah berlangsung seremoni pelantikan sang miliarder nyentrik untuk resmi menjadi presiden.

Usai itu, keduanya hanya berkomunikasi lewat medium atau perantara orang. Terakhir kali, Obama menulis sebuah surat untuk Trump yang baru dilantik, yang ia tinggalkan di Oval Office -- sebagai bagian dari tradisi kultur kepresidenan AS.

Dalam surat itu, Obama mengatakan, "Selamat atas kiprah yang luar biasa," yang mungkin berkaitan dengan kemenangan Trump yang mengejutkan dalam Pilpres AS 2016.

"Jutaan orang telah menempatkan harapannya pada Anda, dan kita semua, tak peduli apa pun partainya, harus berharap untuk memperluas kemakmuran dan keamanan selama masa jabatan Anda," lanjut Obama.

Trump, yang dikabarkan tersentuh oleh surat dari Obama, segera mencoba untuk melakukan komunikasi via telepon dengan pendahulunya, demi merespons tulisan tersebut.

Akan tetapi, sambungan itu gagal, karena Obama dikabarkan tengah berada di dalam pesawat ke luar negeri.

Ketika salah satu asisten Obama mencoba untuk menghubungi kembali Gedung Putih usai menerima panggilan tak terjawab itu, ternyata staf Trump yang mengangkatnya.

Sang staf mengatakan bahwa Trump menelepon Obama hanya untuk mengucapkan terima kasih atas suratnya.

Sejak itu, tidak ada percakapan atau pertemuan antara kedua pria tersebut -- mencatatkan rekor panjang dalam beberapa dekade terakhir di mana presiden suksesor dan pendahulu tak saling bercengkerama.

Biasanya, dalam kultur kepresidenan AS, presiden suksesor kerap megusulkan untuk berdialog dengan presiden pendahulu guna meminta saran, nasihat, atau berdiskusi tentang sejumlah isu terkini yang tengah dihadapi oleh Negeri Paman Sam -- bahkan jika hubungan mereka penuh dengan perbedaan politik atau permusuhan.

Kadang kala, presiden suksesor juga meminta presiden pendahulu untuk menjalankan fungsi diplomatik pada sejumlah kesempatan -- karena biasanya, presiden pendahulu kerap melakukan tur ke luar negeri untuk berlibur atau melakukan misi kemanusiaan tertentu (seperti Obama ke Indonesia pada 2017 misalnya).

 

Kerap Melontarkan Sindiran

20170408-Kim Jong Un, Trump dan Obama Jalan-jalan Bersama di Hong Kong-AP
Reggie Brown berdandan mirip mantan Presiden AS Barack Obama bersama Howard berdandan mirip Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan Dennis Alan berdandan mirip Presiden AS Donald Trump berswafoto di pusat kota Hong Kong, 7 April 2017. (AP Photo/Kin Cheung)

Trump dan Obama, keduanya memang pernah memiliki riwayat saling melontarkan sindiran dan kalimat menyinggung dalam sejumlah kesempatan -- dan kian intens dalam periode Pilpres AS 2016.

Trump sendiri, sejak menjabat sebagai Presiden, kerap menyalahkan Obama atas sejumlah kebijakan yang -- menurut penilaian sang miliarder nyentrik -- tak selaras dengan gagasan America First-nya. Contohnya, terkait Patient Protection and Affordable Care Act alias Obamacare.

Berbeda dengan Trump, Obama justru menahan untuk mengkritik Trump dan kebijakannya. Dalam kesempatan langka, Obama hanya menyinggung Trump secara tersirat saat berpidato di hadapan publik beberapa bulan lalu.

Riwayat Komunikasi Presiden Terdahulu

Lima Mantan Presiden AS Tampil Kompak Dalam Konser Amal
Lima mantan Presiden AS Jimmy Carter, George H.W. Bush, George W. Bush, Bill Clinton dan Barack Obama menyapa tamu undangan saat acara konser amal di College Station, Texas (21/10). (AP Photo/LM Otero)

Barack Obama berbicara di telepon dengan George W Bush pada 27 Februari 2009, guna membahas keputusannya untuk menarik beberapa tentara AS dari Irak.

Bush bertemu dengan Bill Clinton pada 1 Juni 2001, dalam sebuah pemakaman di Boston.

Clinton berbicara dengan George H.W. Bush pada 15 September 1993, saat upacara Gedung Putih untuk NAFTA.

Bush Sr. berbicara dengan Ronald Reagan pada 26 April 1989, saat bertemu di Los Angeles.

Reagan berbicara dengan Jimmy Carter pada 8 Oktober 1981, di Gedung Putih untuk membahas menghadiri pemakaman pemimpin Mesir yang dibunuh, Anwar Sadat.

Carter berbicara dengan Gerald Ford pada 7 September 1977, saat bertemu di Gedung Putih.

Ford berbicara dengan Richard Nixon pada 1 November 1974 di sebuah rumah sakit di Long Beach, California dan Nixon berbicara dengan Lyndon B. Johnson setidaknya dua kali sebelum 19 Juni 1969.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya