Kim Jong-un Gelar Makan Malam Bersama Delegasi Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menggelar makan malam bersama delegasi Korea Selatan. Itu merupakan jamuan pertama untuk Korsel sejak Kim menjabat sebagai pemimpin tertinggi Korut pada 2011.

oleh Citra Dewi diperbarui 06 Mar 2018, 07:48 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2018, 07:48 WIB
Bahas Ketegangan Semenanjung, Kim Jong-un Sambut Delagasi Korsel
Pemimpin Korut Kim Jong-un menggelar makan bersama dengan delagasi dari Korsel saat menerima kunjungannya di Pyongyang (5/3). Kim dilaporkan menyambut dengan hangat pejabat Korsel yang menyerahkan surat dari Presiden Korsel Moon Jae-in. (AFP/Handout)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menggelar makan malam bersama delegasi Korea Selatan. Itu merupakan jamuan pertama untuk Korsel sejak Kim menjabat sebagai pemimpin tertinggi Korut pada 2011.

Hal tersebut dilakukan dalam kunjungan 10 delegasi Korea Selatan ke Pyongyang pada 5 Maret 2018, yang bertujuan untuk memulai dialog antara Korea Utara dengan Amerika Serikat.

Di antara 10 delegasi tersebut, Korsel mengirimkan dua perwakilan setingkat menteri, yakni Kepala Badan Intelijen Sun Hoon dan Penasihat Keamanan Nasional Chung Eui-yong. Selain itu, Korsel juga mengirim Wakil Direktur Badan Intelijen Nasional Kim Sang-gyun dan Wakil Direktur Blue House Yung Gyeong-young.

Radio Pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa 10 delegasi tersebut disambut di bandara oleh Kepala Reunifikasi Korut, Ri Son-gwon. Ia sebelumnya memimpin dialog kedua negara sebelum digelarnya Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

Dikutip dari BBC, Selasa (6/3/2018), sebelum berangkat ke Korea Utara, Chung mengatakan bahwa kedatangannya ke Pyongyag untuk menyampaikan resolusi Presiden Moon Jae-in dalam membangun dialog dan perbaikan hubungan antara Korea Selatan dan dengan rezim Kim Jong-un. Selain itu, Moon juga ingin membuat Semenanjung Korea bebas nuklir.

"Saya berencana mengadakan diskusi mendalam menganai sejumlah cara untuk melanjutkan pembicaraan, tidak hanya Selatan dan Utara, tapi juga Korea Utara dengan Amerika Serikat," ujar Chung dalam konferensi pers.

AS sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya mau bertemu dengan Korea Utara. Namun, Negeri Paman Sam itu selalu bersikeras bahwa negera pimpinan Kim Jong-un itu harus mengehentikan pengembangan program senjata nuklirnya jika dialog ingin dilakukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Korea Utara Menelepon AS

Rob Porter, salah satu pejabat Gedung Putih yang menjadi orang kepercayaan Presiden Donald Trump (AP/Evan Vucci)
Rob Porter, salah satu pejabat Gedung Putih yang menjadi orang kepercayaan Presiden Donald Trump (AP?Evan Vucci)

Pada 1 Maret 2018, Presiden AS Donald Trump melakukan perbincangan via telepon dengan Presiden Moon.

Dalam keterangan yang dirilis Gedung Putih, disebutkan bahwa kedua negara memahami posisi tegas mereka bahwa setiap dialog dengan Korea Utara harus dilakukan untuk tercapainya denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tak diubah.

Dalam sebuah pidato di Gridiron Club Dinner pada 3 Maret 2018 malam, Trump mengatakan bahwa baru-baru ini Korea Utara membahas soal kemungkinan dilakukannya dialog antar kedua negara.

"Mereka menelpon kami beberapa hari yang lalu dan berkata, 'Kami ingin berbicara'," ujar Trump.

"Dan saya berkata, 'Begitu juga kami, tapi Anda harus melakukan denuklirisasi'. Jadi mari kita lihat apa yang terjadi," imbuh dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya