Sekjen PBB Skeptis Korea Utara - Korea Selatan Berdamai

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ada peluang untuk mencegah perang di Semenanjung Korea, namun ia skeptis akan perdamaian

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 18 Jan 2018, 07:21 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 07:21 WIB
Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres (AP)
Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres (AP)

Liputan6.com, New York - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ada peluang untuk mencegah perang di Semenanjung Korea antara Korea Utara dan Selatan juga negara lain yang terlibat. Guterres juga mendesak para pihak yang terlibat untuk memanfaatkan kesempatan itu.

"Saya berpendapat, perang bisa dihindari," kata Guterres ketika menjawab pertanyaan dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari VOA Indonesia (18/1/2018).

Kendati demikian, Guterres skeptis jika perdamaian di kawasan Semenanjung dapat terpenuhi.

"Yang saya khawatirkan, saya tidak yakin bahwa perdamaian akan tercapai," kata Guterres menambahkan.

Melanjutkan komentarnya, Guterres mengatakan bahwa PBB bertekad untuk menyumbang pelaku-pelaku utama. "Tetapi kami bertekad untuk menyumbang hingga pelaku-pelaku utama bisa terlibat dalam pembicaraan yang mengarah kepada solusi sesuai resolusi Dewan Keamanan," tambahnya.

Bulan lalu, Guterres telah mengirim Wakil Sekjen bidang Politik, Jeffrey Feltman ke Pyongyang untuk bertukar pandangan politik antara Korea Utara dan PBB.

Dubes Korea Selatan untuk PBB, Cho Tae-yul, menyambut baik upaya ini ketika taklimat dari Sekretaris Jenderal PBB berlangsung Selasa.

Kata dia, kunjungan seperti itu telah melapangkan jalan bagi pembicaraan antara kedua Korea yang sekarang berlangsung. Pembicaraan itu difokuskan pada Olimpiade Musim Dingin, yang akan berlangsung bulan depan di Pyeongchang, dimana Korea Utara sudah memutuskan akan ikut berpartisipasi.

 

Donald Trump: Mungkin Saya Punya Hubungan Baik dengan Kim Jong-un

Kim Jong-un (KCNA via Telegraph)
Kim Jong-un (KCNA via Telegraph)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berulang kali menyatakan berbagai retorika agresif, ancaman, dan kalimat berkonotasi negatif seputar Korea Utara.

Ia pernah, pada tahun lalu, menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan sebutan 'Little Rocket Man', 'Maniak', serta menyebut rezim yang dipimpin Kim sebagai 'sekelompok kriminal'.

Ancaman pun turut rutin diutarakan oleh Trump. Semisal, ia pernah mengancam akan menghancurkan Korut dengan 'api dan amarah', sebagai bentuk respons atas uji coba misil yang dilakukan oleh The Rogue State itu.

Namun, baru-baru ini, Trump mengutarakan pernyataan yang tak biasa seputar Korea Utara.

"Saya mungkin memiliki hubungan baik dengan Kim Jong-un," kata Trump saat diwawancarai oleh surat kabar AS The Wall Street Journal, seperti dikutip dari Time 12 Januari 2018.

"Saya punya hubungan baik dengan semua orang. Saya pikir kalian (akan) sangat terkejut," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden ke-45 AS itu juga mengatakan bahwa dirinya mungkin akan membuka kesempatan untuk melakukan pertemuan diplomatik dengan Korea Utara.

Kendati demikian, ketika ditanya apakah dirinya telah menjalin komunikasi dengan Korea Utara, Trump mengatakan kepada The WSJ, "Saya tak ingin mengomentari hal tersebut. Saya tak mengatakan 'saya pernah atau tidak pernah'. Hanya saja, saya tak mau mengomentari hal tersebut."

Meski begitu, komentar positif seputar Korut semacam itu bukanlah hal baru yang diutarakan oleh Donald Trump.

Pada November 2017, saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Vietnam -- sebagai bagian dari tur Asia-Pasifik -- Trump pernah mengatakan bahwa 'berteman dengan Kim Jong-un adalah sesuatu yang aneh, tapi bisa saja terjadi'.

Sementara itu, ketika ditanya oleh The WSJ seputar aksi saling balas retorika agresif dengan Kim Jong-un, Trump secara implisit menyatakan bahwa hal itu merupakan bagian dari 'strategi'-nya dalam menanggapi isu Korea Utara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya