Liputan6.com, Tokyo - Google Doodle hari ini merayakan hari lahirnya ahli geokimia asal Jepang, Katsuko Saruhashi. Penelitiannya membantu mengungkapkan penyebaran berbahaya dampak radioaktif dari tempat uji coba nuklir Amerika Serikat di Pasifik.
Jika dia masih hidup, hari ini akan menjadi hari ulang tahunnya yang ke-98.
Pada tahun 1957, Katsuko Saruhashi menjadi wanita pertama yang menerima gelar PhD bidang kimia di Jepang. Karyanya berfokus pada pengukuran molekul air laut, seperti karbon dioksida, oksigen, dan juga molekul radioaktif sejenis cesium-137.
Advertisement
Hanya dua belas tahun sebelum ia menerima gelar PhD-nya, AS menjatuhkan bom atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagaski dan Negeri Paman Sam itu terus melepaskan semburan radioaktif di Pasifik, saat mereka menguji bom yang lebih besar.
Pada tahun 1958, AS telah meledakkan 67 perangkat nuklir di sekitar Kepulauan Marshall, sehingga meninggalkan efek jangka panjang.
Katsuko Saruhashi bekerja di Central Meteorological Observatory di Tokyo, Jepang. Ia mengembangkan metode yang lebih sensitif untuk mengukur dampak radioaktif. Tugas ini sangat menantang, kata Toshihiro Higuchi, seorang sejarawan Georgetown University dan ahli dalam ilmu Perang Dingin.
Katsuko Saruhashi dan rekan-rekannya menemukan bahwa dampak radioaktif tidak menyebar secara merata di lautan.
Misalnya, konsentrasi caesium radioaktif dekat Jepang jauh lebih tinggi daripada di sepanjang pantai barat AS. Hal ini disebabkan oleh letak geografis Jepang yang berada di bagian hilir dari tempat pengujian nuklir Pasifik.
"Tapi ada kontroversi atas argumennya (Saruhashi) yang menyatakan bahwa penyebaran radioaktif di dalam air laut lebih dari apa yang mereka pikirkan," kata Higuchi, seperti dikutip dari The Verge, Rabu 21 Maret 2018.
Saksikan juga video berikut ini:
Mendukung Ilmuwan Wanita
Untuk menyelesaikan perselisihan, Komisi Energi Atom AS (US Atomic Energy Commission) mendanai sebuah pertukaran penelitian. Katsuko Saruhashi pun mengambil cuti enam bulan, absen dari pekerjaannya, dan mengunjungi Scripps Institute of Oceanography, San Diego, California, AS.
Di sana, dia dan ahli kelautan Ted Folsom membandingkan metode mereka dan menemukan bahwa teknik Katsuko Saruhashi sangat tepat: metode kedua tim membuahkan hasil yang nyaris identik.
Selama hidupnya, Katsuko Saruhashi mendukung ilmuwan wanita. Kontribusinya terlihat ada tahun 1958. Dia turut mendirikan Society of Japanese Women Scientists yang mendorong perlucutan senjata nuklir dan perdamaian.
"Dia sangat sadar akan tanggung jawab sosial para ilmuwan secara umum," kenang Higuchi.
Katsuko Saruhashi meninggal pada 2007. Namun, dia meninggalkan warisan penelitian ilmiah, termasuk penghargaan yang disebut Saruhashi Prize untuk ilmuwan wanita.
"Dia adalah seorang perintis," sebut Higuchi.
Advertisement