Liputan6.com, Mali - Sekelompok pria bersenjata tak dikenal menyerang sebuah hotel di Kota Mali, Bandiagara, Sudan. Satu orang tewas dan dua orang lainnya terluka dalam serangan pada Rabu malam, 28 Maret 2018 waktu setempat.
"Hotel yang diserang itu kerap dikunjungi oleh staf PBB dan para pekerja kemanusiaan," kata dua saksi, seperti dikutip dari Strait Times, Kamis (29/3/2018).
Baca Juga
"Awalnya lima orang mendekati pintu masuk Hotel la Falaise dengan berjalan kaki sekitar pukul 21.30, mereka lalu melepaskan tembakan," jelas mereka.
Advertisement
"Mereka berjalan dengan tenang dan seperti tak ada tanda-tanda akan meneror," kata Bocar Karambe, seorang sopir yang berada di seberang hotel ketika serangan itu terjadi.
"Begitu mereka tiba di depan gerbang, kami mendengar suara tembakan. Ketika saya berbalik, saya melihat mereka menembak orang-orang di depan hotel," katanya.
Karambe dan saksi kedua menuturkan, setidaknya tiga orang -- seorang prajurit yang menjaga pintu masuk dan dua pekerja hotel -- tertembak. Salah satu di antara mereka, yakni tentara Sudan, kemudian meninggal dunia.Â
Selain itu, seorang penyerang juga dilaporkan terbunuh.
Hotel la Falaise di Mali, Sudan , populer dengan turis yang mengunjungi orang-orang Dogon -- mereka yang mendiami tebing-tebing di dataran tengah Mali.
Industri pariwisata di Sudan menurun setelah kelompok-kelompok militan terkait dengan al-Qaeda merebut gurun Mali di utara pada tahun 2012. Mereka dipukul mundur oleh intervensi militer yang dipimpin Prancis setahun kemudian, tetapi serangan masih sering terjadi hingga kini.
Â
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Penyerangan Hotel Lain
Sebelumnya, sebuah hotel terkenal di Bamako, Mali, Sudan, Radisson Blue, juga pernah diserang. Menurut pihak keamanan dan saksi mata, pelaku melempar granat dan menembaki tempat menginap tersebut.
Salah seorang staf Radisson Blue Hotel, Tamba Diarra, mengatakan lewat telepon bahwa penyerang menggunakan granat.
Seperti dikutip dari CNN, sekitar 170 orang disandera oleh kelompok bersenjata.
Kedutaan Besar AS di Malai mengumumkan agar seluruh warga AS segera mencari tempat aman dan melaporkan dirinya ke kedutaan. Pihak kedubes mengkhawatirkan serangan itu dilakukan oleh kelompok ekstremis, seperti dilansir ABC News pada 20 November 2015.
"Tampaknya serangan itu usaha untuk mencari sandera. Polisi sudah berada di lokasi dan telah mengepung area," kata sumber keamanan.
"Kejadian ada di lantai 7. Mereka menembak sepanjang koridor," ujarnya lagi.
Laporan penyerangan itu pertama kali diketahui lewat media sosial, kata Let Kol Diarran Kone, seorang penasihat militer di Kementerian Pertahanan Mali.
Advertisement