Liputan6.com, Washington DC - Bukan karena Konggres Amerika Serikat (AS) meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU), lantas Presiden Donald Trump bebas menggunakan anggaran dana pajak untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko, apalagi melibatkan pihak militer.
Dilansir dari Time.com pada Jumat (30/3), menurut dua pejabat Gedung Putih, tampaknya Trump tidak peduli terhadap hal tersebut.
Dalam pikiran Trump, Kongres memberi uang kepada Pentagon, lalu Menteri Pertahanan Jim Mattis bekerja untuk pemerintahannya, dan kemudian melihat tembok perbatasan sebagai bagian dari pertahanan AS.
Advertisement
Para penasihat Gedung Putih mengatakan kepada Donald Trump, bahwa anggaran dana pembangunan tembok perbatasan tidak sefleksibel anggaran lain dalam kebijakan pemerintahannya.
Baca Juga
Konggres secara tegas melarang penggunaan anggaran dana untuk membangun 'penghalang' nyata, yakni dalam hal ini berarti memperkuat tembok perbatasan layaknya benteng.
Dana sebesar US$ 6 miliar (sekitar Rp 82,5 triliun) -- jauh dari anggaran awal yang diajukan sebesar US$ 25 miliar -- dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pagar keamanan yang telah ada, dan juga sebagai biaya operasional pengawasan.
Ketika para pejabat AS mencoba menjelaskan kepada Trump bahwa RUU tidak menyertakan wewenang melibatkan militer, presiden AS ke-45 itu terlihat frustasi, dan menyalahkan tim pemerintahannya atas hal tersebut.
Ia sebelumnya berasumsi bahwa para pendukungnya di Partai Republik akan bersama mengirim memo tentang keinginannya itu, namun kenyataannya tidak.
Tak satu pun dari keinginan Donald Trump itu berhasil terwujud, sebelum akhirnya ia terdesak dan mengunggah kicauan di Twitter. Kicauan pada Sabtu, 24 Maret 2018 itu berbunyi: "Build WALL through M!" (Bangunlah Dinding melalui M), dengan M diduga kuat bermakna 'Militer', bukan 'Meksiko'.
Simak video tentang viralnya kebotakan yang dialami Donald Trump berikut:
Donald Trump Dibuat Uring-Uringan oleh Banyak Hal
Sementara itu, Gedung Putih telah mencoba untuk 'meruntuhkan' ekspektasi Trump tentang pembangunan tembok perbatasan, dan mencairkan ketegangan dengan Pentagon, yang telah dibuat tidak senang oleh penunjukkan seorang penasihat keamanan garis keras.
"Saya tidak dapat membahas secara spesifik pada titik ini," kata juru bicara utama pemerintahan Presiden Donald Trump, Sarah Huckabee Sanders, kepada wartawan pada Selasa.
"Saat kami memiliki pengumuman tentang itu, saya akan memberi tahu Anda," lanjutnya berjanji.
Tetapi ketika mantan orang terdekat Trump, Jason Miller, berbicara di stasiun televisi CNN, sehari setelahnya, menjelaskan bahwa para pejabat pembantu di Gedung Putih sudah terlebih dulu tahu tentang kelanjutan rencana kontroversial tersebut.
"Apakah menurut Anda keamanan perbatasan merupakan prioritas keamanan nasional AS? Dia sepertinya sangat ketakutan, dan berusaha mendesak Pentagon untuk mengikuti kemauannya," kata Miller.
Trump telah dibuat kesal oleh banyak dalam beberapa waktu terakhir, mulai dari skandal perselingkungan dengan bintang porno, hingga reaksi pihak konservatif tehadap kebijakannya dalam mengelola anggaran.
Presiden Trump memberi tahu teman-temannya bahwa ia merasa dikecewakan oleh para pejabat pembantunya, yang tidak berbuat lebih banyak di isu tembok perbatasan, sebuah janji besar dari kampanyenya.
Selama kampanyenya, Trump berjanji akan membangun tembok perbatasan, dan Meksiko akan membayar tagihan itu.
Meksiko, di satu sisi, telah menegaskan tidak akan turut ambil bagian dalam rencana tersebut. Di sisi lainnya, Konggres AS setengah hati menuruti rekomendasi kebijakan yang diajukan Trump itu.
Advertisement