Pamer Kemesraan, Donald Trump Bersihkan Ketombe di Jas Emmanuel Macron

Secara mengejutkan, Donald Trump tiba-tiba saya menyentuh jas Macron untuk membersihkan apa yang diklaimnya ketombe.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Apr 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2018, 12:00 WIB
Donald Trump Membersihkan Ketombe di Bahu Presiden Emmanuel Macron
Donald Trump Membersihkan Ketombe di Bahu Presiden Emmanuel Macron (Brendan Smialowski / AFP)

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan lawatan perdananya ke Amerika Serikat. Dalam kunjungannya itu, Macron dan Donald Trump dinilai berusaha keras untuk menunjukkan "keintimannya".

Upaya membangun kemesraan tersebut tergambar jelas dalam sejumlah aktivitas yang mereka lakukan. Mulai dari menanam pohon di halaman selatan Gedung Putih, makan malam bersama di Mount Vernon, berpelukan, hingga saling menggenggam tangan dan cium pipi satu sama lain.

Namun, di tengah-tengah kemesraan itu Presiden Donald Trump mengucapkan hal yang tak biasa. Secara mengejutkan, Presiden ke-45 Amerika Serikat itu tiba-tiba saya menyentuh jas Macron untuk membersihkan apa yang diklaimnya ketombe.

"Kami memiliki hubungan yang sangat istimewa, bahkan saya akan membersihkan potongan kecil ketombe ini. Kita harus membuatnya terlihat sempurna -- dia sempurna," kata Donald Trump, demikian dikutip dari laman The Guardian, Rabu (25/4/2018).

Dalam kunjungannya ke Washington, Macron dikabarkan telah mengusulkan negosiasi sebuah kesepakatan baru yang tujuannya untuk membatasi kekuatan militer dan kegiatan skala regional Iran. Kelak, konsesus baru tersebut akan berdampingan dengan kesepakatan nuklir yang telah ada.

Gagasan Macron itu disebut-sebut akan dipertimbangkan demi mengakomodasi ketidakpuasan Donald Trump dengan kesepakatan nuklir sebelumnya yang diteken pada 2015, semasa pemerintahan Barack Obama.

"Saya selalu sampaikan bahwa kita tidak boleh mencabik-cabik JCPOA, sementara kita tidak punya (kesepakatan) yang lain. Itu bukan solusi yang baik," ucap Macron.

"Saya tidak mengatakan kita akan mentransfer satu kesepakatan ke kesepakatan yang lain," tegas presiden berusia 40 tahun tersebut seraya menambahkan bahwa JCPOA hanyalah salah satu aspek dalam menghadapi Iran.

Lebih lanjut Macron menjelaskan, jika JCPOA membatasi kegiatan utama nuklir Iran hingga 2025, maka kesepakatan yang diusulkannya akan bergerak lebih jauh, yakni memaksakan pemeriksaan permanen terhadap kegiatan-kegiatan tersebut serta membatasi perkembangan kegiatan balistik Iran, dan operasi militernya di seluruh kawasan, khususnya Suriah.

Presiden Prancis mengklaim diskusinya dengan Donald Trump telah "memungkinkan untuk membuka jalan bagi kesepakatan baru".

"Perancis tidak naif ketika menyangkut Iran. Kami juga memiliki rasa hormat yang besar kepada rakyat Iran ... tetapi kami tidak mengulangi kesalahan masa lalu".

Namun belum jelas, apakah Donald Trump akan mendukung gagasan Macron.

 

Berikut Video Detik-Detik Trump Bersihkan Ketombe Macron:

Masa Depan Kesepakatan Nuklir Iran

Gaya Donald Trump Saat Tanam Pohon Pemberian Presiden Prancis
Presiden AS Donald Trump didampingi istrinya Melania Trump melakukan upacara penanaman pohon saat menyambut Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama istrinya Brigitte Macron di South Lawn Gedung Putih, Washington (23/4). (AFP Photo / Jim Watson)

Nasib kesepatan nuklir Iran akan diketahui pada 12 Mei mendatang. Itu karena hari tersebut merupakan batas waktu yang diberikan Donald Trump bagi negara-negara Eropa untuk memperbaiki perjanjian nuklir yang dianggapnya cacat.

Terkait hal tersebut, dalam konferensi persnya bersama Macron, Donald Trump menyatakan, "Tidak ada yang tahu apa yang akan saya lakukan pada tanggal 12 Mei. Meskipun, Anda Pak Presiden, memiliki ide yang cukup bagus".

"Kita bisa berubah dan kita bisa fleksibel. Dalam hidup, Anda harus fleksibel," ujar Donald Trump.

Namun, pada satu titik, Donald Trump merilis peringatan bagi Iran. "Jika Iran mengancam kita, mereka akan membayar harga layaknya seperti beberapa negara yang sudah pernah melakukannya."

Dalam kesempatan yang sama, Donald Trump juga ditanya soal penarikan pasukan Amerika Serikat dari Suriah. Ia menjelaskan, "Saya ingin membawa prajurit-prajurit kami yang luar biasa kembali ke rumah. Namun, Emmanuel dan saya sendiri telah membahas fakta bahwa kami tidak ingin memberi Iran peluang ke Mediterania. Kami sedang mendiskusikan Suriah sebagai bagian dari kesepakatan keseluruhan."

Agenda pertemuan Donald Trump dan Macron berlanjut dengan makan malam kenegaraan pada Selasa malam.

Meskipun ini merupakan kali pertama Macron melawat ke Negeri Paman Sam, pertemuan itu adalah yang keenam dengan Donald Trump. Menurut Istana Elyséee, kedua presiden telah bicara melalui sambungan telepon sekitar 20 kali, menandai intensnya komunikasi antar mereka.

Belum lama ini, Amerika Serikat bersama dengan Prancis dan Inggris kompak melancarkan serangan udara ke Suriah. Tindakan ini merupakan balasan atas dugaan serangan senjata kimia yang dituding dilakukan rezim Bashar al-Assad di Douma.

Di akhir konferensi persnya bersama dengan Macron pada Selasa kemarin, Donald Trump mengatakan, "Saya sangat menyukainya (Macron)".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya