Liputan6.com, Seoul - Pasca KTT Korea Utara-Korea Selatan, masing-masing pihak menunjukkan iktikad baik untuk melanggengkan perdamaian.
Seperti dilansir The Washington Post (30/4/2018), Kementerian Pertahanan Korsel pada Senin 30 April mengumumkan akan membongkar puluhan pengeras suara yang terpasang di sepanjang Garis Demarkasi, Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Selasa 1 Mei 2018.
Lebih lanjut, Kementerian Korea Selatan berharap agar Korea Utara turut segera melakukan hal yang sama.
Advertisement
Baca Juga
Negeri Ginseng telah menonaktifkan pengeras suara itu sebelum KTT Korea Utara-Korea Selatan yang berlangsung pada Jumat 27 April 2018. Membalas langkah Korea Selatan, Pyongyang pun turut melakukan hal serupa.
Baik Korea Selatan dan Korea Utara memiliki sistem pengeras suara yang dipasang di Garis Demarkasi sejak 2016 -- ketika tensi geopolitik, nuklir, dan rudal mencapai level tertingginya.
Dengan pengeras suara itu, Korea Selatan menyiarkan pesan-pesan politik dan lagu-lagu K-pop sebagai isi propaganda. Sementara Korea Utara menyiarkan propaganda berisi glorifikasi rezim Kim Jong-un, nuklir, dan rudal mereka.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Perang Korea Berakhir
KTT Korea Utara-Korea Selatan menghasilkan sejumlah kesepakatan yang tertuang dalam dokumen bertajuk "Panmunjom Declaration for Peace, Prosperity and Unification on the Korean Peninsula".
Tiga capaian penting yang tercantum di dalamnya adalah kedua negara sepakat untuk secara resmi menyudahi Perang Korea 1953, menerapkan denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea, dan akan bekerja sama menuju unifikasi.
Pembicaraan penting keduanya diakhiri dengan konferensi pers bersama, di mana Kim Jong-un langsung berbicara di hadapan awak media. Ini sesuatu yang tidak pernah dilakukan pemimpin Korea Utara sebelumnya.
Namun, publik dinilai masih harus menunggu apakah Korea Utara benar-benar akan melakukan denuklirisasi.
Advertisement