Putuskan Hubungan dengan Taiwan, Republik Dominika Merapat ke China

Hubungan diplomatik Taiwan dan Republik Dominika telah terjalin selama 77 tahun.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 02 Mei 2018, 15:17 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2018, 15:17 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (AFP)

Liputan6.com, Taipei - Taiwan dan Republik Dominika saling memutuskan hubungan diplomatik pada Selasa, 1 Mei 2018. Hubungan keduanya telah terjalin selama 77 tahun.

Pemutusan hubungan diplomatik itu dipicu oleh langkah Republik Dominika yang menerima tawaran paket insentif ekonomi dari China senilai US$ 3,1 miliar dalam bentuk investasi dan pinjaman. Demikian seperti dikutip dari The South China Morning Post (SCMP), Rabu (2/5/2018).

Menerima tawaran itu juga merupakan bentuk penegasan Republik Dominika untuk mengakui dan membangun relasi bilateral resmi dengan Negeri Tirai Bambu.

Flavio Dario Espinal, staf kepresidenan Republik Dominika, mengatakan bahwa perubahan kebijakan luar negeri itu didasari atas "kebutuhan, potensi, dan prospek masa depan negara kami".

"Sejarah dan realitas sosial-ekonomi juga memaksa kami untuk mengubah haluan," kata Espinal.

Menyikapi hal itu, Kementerian Luar Negeri Taiwan pada hari yang sama langsung mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Republik Dominika, sekaligus menyalahkan China atas situasi tersebut.

"Republic of China (Taiwan) sangat marah dengan langkah China ... yang telah menawarkan insentif ekonomi terhadap Republik Dominika, yang membuat negara itu secara resmi mengakhiri hubungan diplomatik selama 77 tahun dengan Taiwan," bunyi kutipan rilis resmi dari Kementerian Luar Negeri Taiwan seperti diterima Liputan6.com pada 2 Mei 2018.

Selain itu, Taiwan juga akan menghentikan semua proyek insentif keuangan dan bantuan ke Republik Dominika untuk ke depannya, sebagai bentuk keseriusan pemutusan hubungan diplomatik itu.

Staf diplomatik Taiwan di Republik Dominika juga akan segera ditarik pulang ke Taipei, ujar pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Tensi diplomatik itu semakin menebalkan konflik Hubungan Antar Selat (Cross-Strait Relations) yang telah berlangsung sejak perang saudara 1949, di mana Taiwan memisahkan diri dari Tiongkok.

Memasuki tahun 2016, Beijing, dengan kebijakan 'One China' semakin gencar untuk mengklaim kembali Taiwan sebagai wilayahnya.

Sedangkan, Taipei kukuh mendeklarasikan diri sebagai negara yang berdaulat dengan nama resmi Republic of China, independen dari pemerintahan Beijing. 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Taiwan Diakui 19 Negara

Presiden Xi Jinping saat menghadiri Kongres Rakyat Nasional yang memutuskan menyetujui penghapusan masa jabatan presiden
Presiden Xi Jinping saat menghadiri Kongres Rakyat Nasional yang memutuskan menyetujui penghapusan masa jabatan presiden (AP Photo/Aijaz Rahi)

Sebelum Republik Dominika, Taiwan juga telah melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Panama. Peristiwa ini terjadi pada Juni 2017.

Pemutusan hubungan diplomatik dengan Panama juga dipicu oleh hal yang sama; langkah Panama City untuk menerima kerja sama ekonomi dengan China.

Menyusul Panama dan Republik Dominika, Taiwan kini hanya menjalin hubungan diplomatik resmi dan penuh dengan 19 negara. Kebanyakan di antaranya adalah negara-negara kecil di Afrika dan Amerika.

Sementara itu, seperti dikutip dari ABC Australia, Taiwan akan segera kehilangan relasi diplomatik resmi dan penuh dengan Vatikan, menyusul semakin dekatnya negara itu dengan China dalam beberapa waktu terakhir.

Di lain sisi, Taiwan masih memiliki hubungan diplomatik non-formal yang erat dengan beberapa negara besar, seperti salah satunya Amerika Serikat. Bahkan, sejak kepemimpinan Presiden Donald Trump, Washington semakin gencar mendukung negara di Asia Timur itu, yang ditunjukkan dengan meningkatnya intensitas kerja sama transaksi senjata dan kontrak pertahanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya