Panama Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Taiwan, Ini Alasannya

Dalam kurun waktu satu tahun lebih, Taiwan telah kehilangan dua sekutu diplomatiknya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Jun 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2017, 12:00 WIB
Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016
Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016 (AP Photo/Chiang Ying-ying)

Liputan6.com, Panama City - Taiwan kembali kehilangan salah satu dari 21 sekutu diplomatiknya setelah Panama lebih memilih membangun hubungan diplomatik dengan China. Panama merupakan negara kedua yang menempuh jalur tersebut setelah Presiden Tsai Ing-wen dilantik pada Mei 2016.

Presiden Panama Juan Carlos Varela mengumumkan kebijakan negaranya tersebut melalui sebuah pidato yang disiarkan di televisi. Namun, kabar itu pertama kali diberitakan oleh surat kabar La Estrella de Panamá. Demikian seperti Liputan6.com kutip dari Straits Times, Selasa (13/6/2017).

Varela menyatakan, Panama tengah meningkatkan hubungan perdagangan dengan China dan membangun hubungan diplomatik penuh dengan negara pengguna Terusan Panama kedua terbesar itu. "Saya yakin ini merupakan jalan yang benar bagi negara kami," tegas Varela.

"Kami telah mengambil langkah bersejarah. Kedua negara memilih untuk terhubung dalam dunia yang semakin terintegrasi, yang menciptakan sebuah era baru peluang bagi hubungan yang kita mulai hari ini," terang presiden berusia 53 tahun tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Valera menyebut Taiwan sebagai "teman baik". Ia juga mengharapkan respons yang konstruktif.

Pengumuman tersebut muncul setelah Beijing memulai pembangunan pelabuhan kontainer dengan fasilitas gas alam di sebuah provinsi di bagian utara Panama.

Sementara itu, dalam sebuah konferensi pers pada Selasa pagi waktu Taipei, Menteri Luar Negeri David Lee mengatakan, pemerintah Taiwan "sangat menyesalkan dan mengutuk" langkah Panama.

Lee menambahkan, Taiwan pun akan mengambil langkah serupa, yakni memutus hubungannya dengan Panama demi "menjaga martabat nasionalnya". Selain itu, Lee juga mengkritik China karena telah menekan sekutu Taiwan.

Menlu Taiwan tersebut juga menekankan bahwa pihaknya tidak akan bersaing dengan China melalui "diplomasi dolar". Lee bahkan memastikan Taipei akan melanjutkan upaya untuk menemukan tempat di ranah internasional.

Diplomasi dolar adalah penggunaan kekuatan suatu negara secara aktif terhadap negara-negara lainnya untuk meningkatkan kepentingan rakyatnya di bidang investasi. Kebijakan politik ini lazim digunakan Amerika Serikat, terutama di bawah pemerintahan Presiden William Howard Taft.

Melalui sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan akan menghentikan kerja sama bilateral dan bantuan terhadap Panama. Taipei juga akan mengevakuasi staf kedutaan dan tenaga teknisnya di Panama.

Pasca-pemutusan hubungan oleh Panama, kini Taiwan hanya memiliki jalinan diplomatik dengan 20 negara di mana banyak di antaranya merupakan negara-negara kecil dan miskin di Amerika Latin, Afrika, dan Pasifik. Mereka mendapat manfaat dari bantuan keuangan yang diberikan Taiwan.

Lingkaran sekutu diplomatik Taiwan kian menyusut sejak negara itu kehilangan kursi di PBB pada tahun 1971. Dua dekade berikutnya, mayoritas negara-negara mengalihkan dukungan diplomatik mereka dari Taipei ke Beijing.

Jepang mengambil kebijakan tersebut pada 1972, sementara AS melakukannya pada 1979. Pada Maret tahun lalu, Beijing dikabarkan menjalin kembali hubungan dengan Gambia, mantan mitra Taiwan di Afrika Barat.

Desember 2016, Sao Tome and Príncipe yang terletak di Afrika Barat memutus hubungan dengan Taiwan dan memulihkan hubungan dengan Tiongkok.

Selama ini, China menganggap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya. Ketegangan otoritas antar kedua negara memburuk sejak Presiden Tsai Ing-wen, pemimpin Partai Demokrat Progresif memimpin Taiwan.

Panama sendiri merupakan salah satu "teman tertua" Taiwan. Ikatan kedua negara dimulai sejak 1912. Namun sejumlah analis dan diplomat telah memprediksi kebijakan Panama untuk memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan.

Setelah dilantik, Presiden Tsai Ing-wen sempat bertemu dengan Varela tepatnya saat pembukaan Terusan Panama pada Juni tahun lalu. Pada Desember 2016 lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Panama Luis Miguel Hincapie pernah mengatakan bahwa hubungan kedua negara "dalam kondisi yang sangat baik seperti biasanya".

Merespons peristiwa ini, Beijing memuji Panama. Demikian pernyataan stasiun televisi pemerintah China.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya