Astronot Pertama dari Jerman Akan Jadi Komandan di ISS

Selama enam bulan astronot ini akan kembali ke luar angkasa dan 3 bulan di antaranya menjadi komandan pertama dari Jerman di ISS.

diperbarui 05 Jun 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 11:30 WIB
Bendera Jerman (AFP PHOTO via capitalfm.co.ke)
Bendera Jerman (AFP PHOTO)

Berlin - Nama Alexander Gerst dari Jerman sudah tak asing lagi di ISS. Ia akan terbang lagi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 6 Juni 2018.

Dikutip dari DW, Selasa (5/6/2018), selama enam bulan ia akan berada di luar angkasa. Tiga bulan di antaranya, dia akan menjadi komandan dari Jerman pertama di ISS.

Misi Horizon adalah misi kedua Alexander Gerst di Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS. Perjalanan ke sana ditempuh dengan menggunakan wahana antariksa Soyuz MS-09.

Komandan penerbangan tersebut adalah kosmonot Rusia Sergey Prokopyev, dengan ko-pilot astronot Jerman Alexander Gerst. Kru ketiga adalah astronot perempuan AS Serena Auñón-Chancellor.

Selama dua tahun kru pesawat luar angkasa berlatih secara intensif untuk misi ini.

Misi Horizon akan berjalan hingga akhir Oktober 2018. Pada paruh kedua misi, komando akan diambil alih oleh Gerst. Ini berarti ia akan menjadi astronot Jerman pertama yang menjadi komandan ISS dan komandan ISS asal Eropa yang kedua.

Tapi ini tidak berarti di tiga bulan pertamanya, Gerst tidak banyak kerjaan. Ada puluhan eksperimen yang harus ia kerjakan di ISS.

Sejauh ini 35 eksperimen berasal dari universitas-universitas Jerman dan lembaga penelitian, seperti Pusat Penerbangan dan Antariksa Jerman (DLR).

Eksperimen diharapkan bisa menjawab pertanyaan dari bidang biologi dan kedokteran. Selain itu, Gerst dan rekan-rekannya akan membuat semacam program pendidikan bagi anak-anak dan remaja.

Yang baru dari misi ini adalah Cimon. Robot terbang yang bisa bicara, melakukan perintah, memainkan video dan audio. Robot ini bobotnya lima kilogram dan bentuknya bulat supaya tidak bisa merusak sekitarnya. Cimon bisa bergerak bebas sendiri dengan kecepatan 0,36 meter per detik.

Soyuz membutuhkan waktu dua hari hingga tiba di ISS.

Ini bukan penerbangan ke luar angkasa yang pertama bagi Gerst. Akhir Mei hingga November 2014, ahli geofisika ini untuk pertama kalinya berada di ISS selama 165 hari. Dulu sebagai insinyur wahana antariksa dari misi "Blue Dot".

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya