Liputan6.com, Bangkok - Sejumlah orangtua menangis bahagia melihat rekaman video anak laki-laki mereka yang terperangkap di gua terlarang Thailand tengah menerima perawatan karena cedera ringan.
Seperti dikutip dari Asia One, Rabu (4/7/2018), orangtua dari anak laki-laki yang terperangkap di gua Chiang Rai itu menitikkan air mata gembira dan lega pada Rabu 4 Juli 2018 pagi, ketika mereka menonton video putra mereka dirawat karena luka ringan.
Baca Juga
Indonesia Absen, Restoran di Thailand Jadi Wakil Tunggal Asia Tenggara di Top 50 Restoran Paling Ikonis di Dunia 2024/2025 Versi TasteAtlas
Penghasil Terbesar, Negara Ini Justru Larang Bawa Durian di Transportasi Umum
Menjajal Konsep All You Can Eat Restoran Autentik Thailand di Jakarta, Bisa Panggang Daging Sesukanya
The Royal Thai Navy SEALS yang merekam video kemudian mempostingnya di halaman Facebook "ThaiSEAL", menunjukkan 12 anak laki-laki terlihat lebih kurus dan tampak kelelahan. Tetapi mereka yang terbungkus selimut warna keperakan menyatakan sehat dan baik-baik saja.
Advertisement
Para orangtua itu menonton video ketika tengah menunggu untuk berbicara dengan anak-anaknya melalui sistem telepon khusus yang bisa beroperasi di dalam gua terlarang Thailand itu.
Mereka kemudian menyatakan rasa sayangnya kepada sang anak dan mengatakan telah memaafkan buah hati yang tersesat. Karena tak ada satu pun yang berharap perjalanan ke goa pada 23 Juni itu akan berubah menjadi drama 10 hari yang belum berujung.
"Kami merindukan mereka dan ingin melihat mereka segera keluar," kata salah satu orang tua ketika video diputar. "Mereka terlihat lebih kurus, tapi kami senang mereka aman."
Para orangtua kemudian berterima kasih kepada semua pejabat dan relawan yang terlibat dalam misi penyelamatan termasuk warga di Thailand.
Anak-anak dan pelatih sepak bola itu sudah mendapatkan bantuan medis pada Selasa 3 Juli dari tim yang termasuk dokter Angkatan Darat Kolonel Pak Loharachun, Komandan Batalyon Medis di Nakhon Ratchasima.
Ke-13 orang itu terperangkap di Gua Tham Luang selama 10 hari -- sebelumnya disebut 9 hari-- ditemukan aman pada Senin 2 Juli malam. Pihak berwenang kini tengah berupaya mengevakuasi mereka dengan aman.
Saksikan juga video berikut ini:
Berlomba dengan Waktu dan Hujan
Tim penyelamat tengah berlomba dengan waktu untuk menyelamatkan anggota klub sepak bola remaja, yang sudah lebih dari sepekan terperangkap di gua terlarang Thailand yang sebagian banjir. Ramalan cuaca memprediksi hujan lebat dalam beberapa hari mendatang.
Sebanyak 12 anak laki-laki, yang berusia 11 sampai 16 tahun, dan pelatih mereka yang berusia 25 tahun, ditemukan Senin 2 Juli 2018 berdempetan di langkan jauh di Gua Tham Luang.
Dikutip dari VOA Indonesia, Menteri Dalam Negeri Thailand Anupong Paojinda mengatakan tim itu mungkin harus diajari keterampilan menyelam untuk mengeluarkan mereka. Kendati demikian hal itu seperti sulit, karena beberapa anak laki-laki tidak bisa berenang.
"Evakuasi harus dipercepat," kata Anupong kepada Bangkok Post. "Alat selam akan digunakan. Jika air naik, tugasnya akan sulit. Kita harus membawa anak-anak keluar sebelum itu."
Sementara itu, dikutip dari DW, Gubernur Provinsi Chiang Rai, Narongsak Osotthanakorn, mengatakan mereka akan mengutamakan keselamatan dalam upaya evakuasi para remaja tersebut.
"Kami telah sampai sejauh ini. Kami tidak mau kehilangan mereka," tegas Gubernur Narongsak.
Selama mereka belum bisa dievakuasi, pihak yang berwenang mengirimkan suplai makanan dan jel energi agar mereka dapat bertahan hidup setidaknya selama empat bulan di dalam gua.
Namun, lagi-lagi, curah hujan yang deras di Thailand hingga tanggal 10 Juli nanti diperkirakan akan menambah sulitnya upaya pengiriman makanan.
Sebagai langkah antisipasi, grup tersebut juga mendapatkan pasokan peralatan menyelam untuk mengevakuasi mereka melalui jalur yang sama yang dilalui tim penyelamat sebelumnya.
Koordinator nasional dari the National Cave Rescue di Amerika Serikat mengatakan bahwa membawa anak-anak yang bukan penyelam untuk melewati jalur tersebut sangatlah berbahaya. Bahkan, para penyelam ahli pun membutuhkan waktu berhari-hari untuk mencapai lokasi mereka.
"Untuk mengeluarkan mereka mungkin bisa lebih cepat karena sudah ada jalur penyelaman, kantong oksigen ekstra, dan lampu pendar untuk menerangi jalur," katanya. "Tapi tetap saja usaha untuk membawa pelatih dan anak-anak itu menyelam keluar sangat berisiko karena faktor kendala teknis dan risiko lain yang harus dipertimbangkan."
Advertisement