Penyelidik Prancis: Penyebab Kecelakaan Pesawat EgyptAir MS804 Bukan Bom, tapi...

Kecelakaan pesawat EgyptAir MS804 terjadi di Laut Mediterania pada 19 Mei 2016. Soal penyebab, para penyelidik Prancis dan Mesir terbelah.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 07 Jul 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2018, 17:00 WIB
Ini Puing Pesawat EgyptAir Hilang di Laut Mediterania
Militer Mesir mempublikasikan gambar barang yang ditemukan dalam pencarian pesawat Egypt Air MS804 yang hilang di Laut Mediterania. (Egyptian Armed Forces)

Liputan6.com, Paris - Dua tahun berlalu sejak kecelakaan pesawat EgyptAir MS804 pada 19 Mei 2016. Burung besi itu mengalami nahas saat terbang dari Bandara Charles de Gaulle, Paris menuju Bandara Internasional Kairo, Mesir.

Dugaan soal penyebab kecelakaan berseliweran, dari ulah teroris hingga kebakaran yang dipicu Apple iPhone 6S atau iPad Mini 4 milik kapten penerbang yang dicolokkan ke soket yang tidak sesuai di kokpit pesawat.

Baru-baru ini, para penyelidik Prancis mengungkapkan temuan terbaru yang mengarah pada kesimpulan bahwa kecelakaan EgyptAir MS804 yang menewaskan 66 orang penumpang serta awak pesawat dipicu oleh kebakaran di bagian kokpit.

Seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (7/7/2018), kesimpulan tersebut bertolak belakang dengan keyakinan aparat Mesir yang mengatakan, jejak bahan peledak ditemukan di jasad sejumlah penumpang.

Biro kecelakaan penerbangan sipil Prancis atau BEA mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat dari instrumen perekam penerbangan menunjukkan, "kebakaran terjadi di kokpit saat pesawat berada di ketinggian jelajah. Api menyebar dengan cepat, menyebabkan hilangnya kendali atas pesawat."

Sejak awal, para penyelidik Prancis mendasarkan dugaannya pada kesalahan mekanis sebagai penyebab kecelakaan itu. Mereka menduga, sebuah ponsel atau tablet memicu kebakaran.

Di sisi lain, aparat Mesir menduga, pesawat nahas itu menjadi korban aksi terorisme. Sengaja dibom.

Militer Mesir mempublikasikan gambar barang yang ditemukan dalam pencarian pesawat Egypt Air MS804 yang hilang di Laut Mediterania. (Egyptian Armed Forces)

BEA mengatakan, instrumen perekam penerbangan mengabadikan pembicaraan para awak soal kebakaran. Apalagi, sinyal deteksi asap terkirim secara otomatis lewat ACARS (aircraft communications addressing and reporting system).

Namun, penyelidik Prancis masih menunggu koleganya dari Mesir sebelum mengeluarkan laporan akhir terkait kecelakaan EgyptAir MS804.

 

Saksikan video terkait kecelakaan pesawat EgyptAir MS804 berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tak Ada Mayday

Ini Puing Pesawat EgyptAir Hilang di Laut Mediterania
Beberapa gambar puing yang militer Mesir publikasikan dari temuan dalam pencarian pesawat Egypt Air MS804 yang hilang di Laut Mediterania. (Egyptian Armed Forces)

Pesawat EgyptAir MS804 tak pernah sampai di tujuannya. Pun dengan 66 orang di dalamnya, termasuk 40 warga Mesir dan 15 WN Prancis.

Airbus A320 tersebut menghilang dari radar pada pukul 02.30 waktu Mesir. Tak ada panggilan darurat 'mayday' yang diterima petugas pengendali lalu lintas udara. Namun, sesaat sebelum lenyap, sinyal deteksi asap terkirim secara otomatis lewat ACARS.

Menteri Pertahanan Yunani, Panos Kammenos mengatakan, MS804 sedang dalam ketinggian jelajah ketika pesawat itu tiba-tiba menurun tajam.

Kapal terbang itu juga berbelok tiba-tiba, pertama ke kiri lalu berputar ke arah berlawanan setelah memasuki zona udara Mesir.

"Pesawat berbalik 90 derajat ke kiri, kemudian 360 derajat mengarah ke kanan, turun dari ketinggian 38.000 menjadi 15.000 kaki dan kemudian menghilang," kata Kammenos usai kecelakaan, seperti dikutip dari Independent.co.uk, Jumat (18/5/2018).

Puing-puing pesawat ditemukan di beberapa titik di Laut Mediterania, sekitar 290 kilometer utara Alexandria. Empat minggu setelah kejadian, kotak hitam ditemukan di dasar laut.

Hingga saat ini, apa sebenarnya pemicu kecelakaan EgyptAir MS804 masih jadi misteri.

Ilustrasi EgyptAir (KHALED DESOUKI/AFP)

 

Para penyelidik dari Mesir sempat menyebut, ada jejak ledakan di jasad para korban, yang mengarah pada dugaan bahwa kecelakaan tersebut adalah ulah teroris.

Sementara, seperti dikabarkan Le Figaro, temuan para penyelidik dari Prancis justru bertolak belakang.

"Hipotesis yang diutarakan pihak Mesir bahwa ledakan di tengah penerbangan diduga dipicu bom yang ditempatkan ke dalam pesawat di bandara Roissy (nama lain Bandara Charles de Gaulle) telah dikesampingkan," demikian dikutip dari Le Figaro.

Pada 2017, para penyelidik Prancis justru membuka kemungkinan sepasang gawai buatan Apple sebagai pemicu kecelakaan pesawat EgyptAir MS804.

Seperti dikutip Le Parisien, para pejabat di Prancis memerintahkan penyelidikan terkait kemungkinan pesawat jatuh akibat api yang dihasilkan dari gawai yang terlalu panas.

Pihak Prancis menduga, Apple iPhone 6S dan iPad Mini 4 milik kapten penerbang mungkin telah dicolokkan ke soket yang tidak sesuai di kokpit pesawat.

Menanggapi dugaan tersebut, pihak Apple mengaku belum dihubungi pihak Prancis terkait penyelidikan tersebut.

"Sepengetahuan kami, tak ada bukti yang mengaitkan peristiwa tersebut dengan produk Apple. Jika penyelidik memiliki pertanyaan, kami tentu saja akan membantu sebisa kami," demikian pernyataan pihak Apple kepada Business Insider.

"Kami secara ketat menguji produk kami untuk memastikan mereka memenuhi atau melampaui standar keamanan internasional."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya