Bom Mobil Meledak di Filipina Selatan, 10 Orang Tewas

Sebuah bom mobil dilaporkan meledak di Filipina selatan, dan menyebabkan 10 orang tewas di tempat.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 31 Jul 2018, 14:52 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 14:52 WIB
Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Seorang tentara, lima anggota milisi, dan empat orang penduduk desa dilaporkan tewas setelah bom mobil meledak, saat petugas tengah memeriksa sebuah kendaraan di lokasi ancaman teror di sebuah provisi di selatan Filipina, Selasa siang.

Juru bicara militer setempat, Letnan Kolenel Gerry Besana, menyebut satu anggota milisi lainnya terluka dalam serangan bom tidak terduga tersebut. Insiden itu juga menghancurkan bagian barikade yang mengelilingi pos militer milisi di Desa Colonia, Provinsi Pulau Basilan.

Menurut Besana, sebagaimana dikutip dari Time.com pada Selasa (31/7/2018), serangan bom mobil tersebut adalah lanjutan dari berbagai ancaman teror yang menyasar pos-pos militer, termasuk pos pemeriksaan jalan digalakkan di banyak wilayah di selatan Filipina.

Polisi mengatakan ledakan bom tersebut terjadi setelah anggota milis menghentikan laju mobil van yang mereka kendarai di sebuah pos pemeriksaan. Akan tetapi, tidak dijelaskan bagaimana rincian lain tentang gerak-gerik pengemudi.

Penduduk desa yang tewas dalam ledakan itu diketahui merupakan kerabat anggota milisi, yang ditugaskan sebagai penarik perhatian di pos terdepan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu. Kini, penyelidik dari otoritas berwenang Filipina tengah berupaya menentukan jenis dan desain bahan peledak.

 

Simak video pilihan beirkut: 

 

 

Tidak Akan Merusak Komitmen Perdamaian

Kota Marawi
Asap hitam membumbung tinggi ke udara usai militer pemerintah Filipina melancarkan serangan udara ke sebuah lokasi yang telah dikuasai oleh militan Maute di kota Marawi, Filipina Selatan, (27/5). (AP Photo / Bullit Marquez)

Pasukan pemerintah telah disiagakan di wilayah selatan Filipina, guna membendung kerusuhan yang dipicu oleh aksi kelompok separatis muslim selama beberapa dekade terakhir, menyusul perjanjian otonomi baru yang ditandatangani oleh Presiden Rodrigo Duterte pada pekan lalu.

Meski begitu, kesepakatan damai yang disepakati baru menyentuh segmen kelompok ekstremis yang lebih kecil. Adapun sebagian kekerasan di wilayah selatan Filipina, hingga kini, masih banyak berkaitan dengan penagruh ISIS.

"Ini tidak akan merusak komitmen perdamaian yang telah diupayakan," kata Besana kepada kantor berita Associated Press.

Di lain pihak, komandan militer regional Letnan Jenderal Arnel Dela Vega turut menyatakan komitmen "seluruh sumber daya dikerahkan untuk segera mengidentifikasi para pelaku sesegera mungkin".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya