Sidang Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam Digelar Kembali pada November 2018

Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong asal Vietnam, terdakwa kasus pembunuhan Kim Jong-nam akan lanjut sidang pembelaan 3 bulan mendatang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Agu 2018, 15:33 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2018, 15:33 WIB
20170413-Sidang Kedua Siti Aisyah Dijaga Ketat-AP
Terdakwa warga Indonesia, Siti Aisyah dikawal oleh polisi masuk ke Gedung Mahkamah Sepang, Selangor, Kamis (13/4). Sidang kedua kasus pembunuhan saudara pemimpin Korea Utara, Kim Jong-nam di bawah penjagaan ketat aparat keamanan. (MOHD RASFAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah putusan sela kasus pembunuhan Kim Jong-nam dibacakan, selanjutnya akan dilakukan sidang pembelaan dari kedua terdakwa, Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong asal Vietnam. Rencananya akan digelar tiga bulan mendatang.

"Sidang pembelaan akan dilaksanakan November-Desember mendatang," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan BHI Lalu Muhammad Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/8/2018).

"Pada persidangan hakim telah memutuskan untuk melanjutkan proses persidangan terhadap kasus Siti Aisyah dengan sidang pembelaan. Atas putusan ini, Pemerintah Indonesia menghormati proses hukum yang berlangsung di Malaysia." imbuhnya.

Dubes RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana dan tim pendamping pengacara dari Kemlu hadir dalam persidangan tersebut.

Lalu Iqbal menuturkan, Pemerintah Indonesia akan terus memberikan pendampingan dan pembelaan kepada Siti Aisyah. Menurutnya, sejak dimulainya kasus ini, sudah ditunjuk pengacara dari Kantor Hukum Gooi & Azzura untuk memberikan pendampingan.

"Pemerintah juga tekah membentuk Tim Pendamping Pengacara untuk membantu pengacara dalam menyiapkan bukti dan saksi. Karena itu, Tim Pengacara sepenuhnya telah siap melakukan pembelaan bagi Siti Aisyah," tegasnya.

Sebelumnya, Dubes RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana pun sangat menyayangkan. Kendati demikian, menurutnya keputusan pihak pengadilan Malaysia harus dihormati.

"Saya merasa sedih dan kecewa, namun tetap kita menghormati jalannya sidang yang barusan dilakukan yang mulia hakim. Terlepas dari itu semua, kami dari awal sudah menunjuk pengacara dan di bawah koordinasi Kemlu Jakarta kita sudah membentuk tim asistensi," ujar Dubes Rusdi dalam keterangan tertulisnya.

"Selanjutnya dengan segala upaya kita termasuk resources, SDM, kita akan mendampingi ibu Siti Aisyah ini," imbuh Dubes Rusdi.

Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong asal Vietnam dituduh merencanakan pembunuhan terhadap Kim Jong-nam di bandara Kuala Lumpur pada Februari 2017. Mereka  dianggap mengoleskan zat beracun, VX nerve agent di wajah korban saat ia sedang menunggu saat naik pesawat yang akan menerbangkannya ke Makau.

Kim Jong-nam tewas sekitar 20 menit setelahnya.

Jika terbukti bersalah, kedua terdakwa bisa menghadapi ancaman hukuman mati.

Pihak pengacara awalnya berharap, sidang yang digelar hari ini akan bermuara pada putusan yang membebaskan Siti dan Doan dari segala dakwaan.

Namun, putusan yang dibacakan Azmi Ariffin memupuskan harapan pihak pengacara dan dua terdakwa, Siti Aisyah dan Doan Thi Huong.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Dua Putusan Hakim yang Pupuskan Harapan Siti Aisyah

Siti Aisyah Digiring ke TKP Pembunuhan Jong-nam
Tersangka kasus pembunuhan Kim Jong-nam, Siti Aisyah berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Selasa (24/10). Siti Aisyah melakukan reka ulang kejadian di tempat dirinya dituding meracuni kakak tiri pemimpin Korea Utara itu. (AP/Sadiq Asyraf)

1. Bukti Kredibel

Hakim Azmi Ariffin memutuskan agar persidangan dua terdakwa dalam kasus pembunuhan Kim Jong-nam dilanjutkan. Alasannya, "ada bukti yang kredibel."

Hakim menerima dakwaan yang diajukan jaksa bahwa dua terdakwa, yang memiliki niat yang sama dengan empat orang asal Korea Utara yang kini masih buron, menyebabkan kematian korban.

"Saya meminta mereka untuk memasukkan pembelaan atas dakwaan masing-masing," kata sang hakim.

2. Pembunuhan Politik

Dalam persidangan, hakim menerima dugaan bahwa kematian Kim Jong-nam disebabkan 'pembunuhan politik' (political assassination).

Hakim Azmi Ariffin mengatakan, ia tak bisa mengenyampingkan dugaan 'konspirasi yang direncanakan dengan baik' antara kedua terdakwa dengan pihak Korut.

Hakim mempertanyakan argumen bahwa kedua terdakwa dijebak untuk melakukan sebuah lelucon dengan korban sebagai targetnya.

Menurut sang hakim, ia tak melihatnya sebagai aksi iseng belaka. Itu mengapa, dia menambahkan, harus dijelaskan mengapa Doan Thi Huong bergegas ke kamar mandi untuk membasuh tangannya, setelah mengusapkan zat tertentu ke wajah korban.

Putusan hakim berarti, persidangan akan diperpanjang setidaknya dua bulan lagi.2 dari 3 halaman Siti Aisyah Syok 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya