Presiden Prancis: Keamanan Eropa Sebaiknya Tidak Lagi Bergantung pada AS

Presiden Prancis menyerukan kepada negara-negara Eropa untuk tidak lagi bergantung pada AS dalam menjaga keamanan wilayah.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Agu 2018, 16:02 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2018, 16:02 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron di samping Raja Belgia Philippe mengepalkan tangan ke udara saat menyaksikan laga semifinal Piala Dunia 2018 di St Petersburg Stadium, Selasa (10/7). Prancis sukses mengamankan satu tiket final. (AP/Martin Meissner)

Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepada seluruh duta besarnya di luar negeri, yang berkumpul di Paris pada Senin 27 Agustus, bahwa Eropa bisa "tidak lagi bergantung" pada Amerika Serikat (AS) untuk hal keamanan.

"Ini merupakan hak kita untuk mengambil tanggung jawab dalam menjaga keamanan, tanpa campur tangan asing, berdaulat atas wilayah kita sendiri," ujar Presiden Macron, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (28/8/2018).

Macron juga menyinggung tentang kekecewaan terhadap AS yang dinilai semakin menjauhkan diri dari Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Ia juga menilai AS telah menantang konsensus pasca Perang Dunia II, tentang perdamaian dan keamanan di Eropa.

Macron mengatakan dia ingin melihat pemikiran ulang tentang bagaimana Eropa mempertahankan dirinya di masa depan.

"Saya ingin kami meluncurkan tinjauan mendalam tentang keamanan kami dengan semua mitra Eropa, termasuk Rusia," tambahnya.

Seruan presiden Prancis ,untuk kerjasama militer Eropa yang lebih besar, menggemakan komentar baru-baru ini oleh Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Menulis di surat kabar Handelsblatt, Maas pekan lalu meminta Eropa untuk "mengambil bagian yang sama dari tanggung jawab" dan "membentuk penyeimbang" ke Washington ketika hubungan Eropa-AS menjadi dingin, kantor berita AFP melaporkan.

Presiden Prancis juga menyampaikan kritik terhadap Uni Eropa yang dinilai terlalu bergantung pada AS selama beberapa dekade terakhir, sehingga ketika Donald Trump naik menjadi presiden, hal itu melemahkan tingkat keamanan dan perdamaian regional.

Beralih ke Suriah, Macron menyebut dukungan untuk Presiden Bashar al-Assad akan menjadi "kesalahan besar", tetapi kedaulatan negara harus dihormati.

Untuk itu, Macron menyebut Prancis akan siap mendukung rakyat Suriah, tidak hanya dalam mencapai perdamaian, namun juga harapan akan kesejahteraan yang berkelanjutan.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Donald Trump Ancam Tarik AS dari NATO

Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut antusias penunjukkan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama dengan Kanada dan Meksiko. (AFP/Nicholas Kamm)

Di lain pihak, Presiden Donald Trump mengancam akan menarik Amerika Serikat keluar dari NATO, kata pejabat dan diplomat organisasi itu yang berbicara dalam kondisi anonimitas.

Trump juga mengancam akan membuat AS bertindak secara unilateral dalam mengambil langkah-langkah keamanan global tanpa bekerja sama lagi dengan NATO, narasumber itu melanjutkan.

Narasumber itu menambahkan, Donald Trump akan benar-benar memberlakukan ancaman itu jika negara anggota NATO tidak segera meningkatkan anggaran pengeluaran militer --yang merupakan usulan utama sang presiden AS dalam KTT NATO di Brussels, Belgia, pada Rabu, 11 Juli 2018.

Presiden Trump juga mengimbau tentang "konsekuensi serius" jika NATO tidak segera memenuhi usulan tersebut, kata narasumber anonim itu, seperti dikutip dari Politico Europe.

Sebelum menjabat pada Januari 2017, Donald Trump telah mengecam NATO karena tidak menyediakan anggaran lebih banyak untuk pertahanan. Namun, kecaman itu dianggap berbagai pihak "tak relevan" karena Trump tampak tidak memahami pendanaan NATO, sambil di satu sisi, berulang kali mengeluh bahwa organisasi itu telah "berutang" sangat besar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya