Polisi AS Tangkap Pria yang Berniat Menembak Donald Trump

Pria bernama Shawn Richard Christy ditangkap karena berniat menembak Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 22 Sep 2018, 15:39 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2018, 15:39 WIB
Donald Trump
Presiden AS, Donald Trump bersalaman saat mengunjungi Gereja Baptis Kuil tempat persediaan makanan dan lainnya untuk diberikan kepada korban badai Florence di Temple Baptist Church di New Bern, N.C. (19/9). (AP Photo /Evan Vucci)

Liputan6.com, Ohio - Shawn Richard Christy ditangkap karena berniat menembak Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Aparat membekuknya di area hutan di Mifflin, Ohio.

Seperti dikutip dari CNN, Sabtu (23/9/2018), pria 27 tahun itu jadi buronan polisi sejak Juni 2018, setelah surat perintah penangkapan dikeluarkan, yang menuduhnya memposting ancaman di Facebook yang ditujukan pada Donald Trump dan Jaksa Wilayah Northampton County, Pennsylvania, John Morganelli.

"Teruskan saja Morganelli, aku berjanji akan menyarangkan sebuah peluru di kepalamu sesegera mungkin setelah aku menembakkan satu lainnya di kepala Presiden Donald J Trump," demikian bunyi postingannya di Facebook.

Christy ditahan pada Jumat 21 September 2018, setelah pengejaran oleh aparat. Ia ditemukan membawa sebuah pisau dan sebuah pistol kaliber .380.

Pria itu juga jadi incaran kepolisian negara bagian Pennsylvania dalam kasus pencurian, percobaan dalam perkara kekerasan, dan ketidakhadirannya memenuhi panggilan aparat atas kasus penyerangan berat.

Ia mengancam akan menggunakan kekuatan mematikan pada aparat yang berniat memenjarakannya.

Pihak berwenang yakin, Christy mencuri sebuah truk pickup di Pennsylvania pada 16 September 2018. Ia kemudian menabrakkan kendaraan itu di dekat Interstate 71 dan Ohio Highway 13, lalu kabur.

Setelah penangkapannya, aparat merilis informasi yang mengungkapkan, tersangka dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa.

Dia akan ditahan di tahanan setempat, sambil menunggu ekstradisinya kembali ke Pennsylvania.

Sekitar 100 aparat hukum, dari berbagai lembaga dan kesatuan di Ohio utara, memburu Christy sejak 17 September lalu.

"Kasus ini merepresentasikan definisi kerja tim dan dedikasi penuh untuk mewujudkan keadilan. Kami ingin menyampaikan terima kasih pada warga atas dukungan luar biasa pada upaya kami menangkap tersangka dengan selamat," kata David B. Webb , US Marshal untuk Distrik Pennsylvania Timur.

 

Saksikan video terkait Donald Trump berikut ini:

Pengakuan Eks Selingkuhan Donald Trump

Donald Trump
Donald Trump saat tiba di Pennsylvania, Amerika Serikat untuk mengenang tragedi serangan teroris 9/11. (Nicholas Kamm / AFP)

Nama Donald Trump juga disinggung dalam kasus berbeda. Kali ini tak ada kaitan dengan niat jahat untuk menghabisinya.

Sebelumnya, Stormy Daniels, bintang porno yang menggugat Presiden Donald Trump terkait kisah hubungan intim dengan orang nomor satu di Amerika itu pada 2006 dan 2007, merilis sebuah buku tentang kehidupannya.

Katanya, dia akan memasukkan rincian kisah cintanya dengan Donald Trump. Stormy Daniels juga menyebut akan ada detail baru yang belum pernah didengar publik, dalam buku berjudul Full Disclosure.

"Semua orang tahu bahwa dalam '60 Minutes' (program wawancara) banyak yang dipotong, padahal ada hal-hal yang saya katakan dalam wawancara itu. Saya ingin orang tahu bahwa ada hal penting yang tak bisa saya katakan," kata Daniels di program ABC News, The View, seperti dikutip dari CNN, Jumat (14/9/2018).

"... Saya akan menulis semuanya dan memasukkannya dalam buku, dan orang-orang dapat berpikir apa yang mereka inginkan tentang saya. Tapi setidaknya itu adalah kebenaran," kata Daniels, menambahkan bahwa buku itu telah bertahun-tahun dibuat.

Michael Cohen, pengacara pribadi Donald Trump pada saat itu, membayar Stormy Daniels US$ 130.000 untuk menandatangani perjanjian melalui sebuah perusahaan, tepat 11 hari sebelum pemilihan presiden 2016. Ia baru-baru ini mengaku bersalah atas delapan tuduhan kriminal terhadapnya, termasuk 'uang tutup mulut' kepada Daniels.

Cohen juga mengakui ia melakukannya atas nama Trump untuk menjaga isu perselingkuhan itu agar tak mempengaruhi pemilihan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya