Serangan Taliban di Afghanistan, 22 Polisi Dilaporkan Tewas

Sebanyak 22 polisi dilaporkan tewas, setelah adanya serangan yang dilakukan oleh militan Taliban di Afghanistan.

oleh Afra Augesti diperbarui 26 Nov 2018, 19:11 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2018, 19:11 WIB
Serangan Bom Bunuh Diri Kelompok Taliban Tewaskan 35 Orang di Afghanistan
Alas kaki korban berserakan di lokasi serangan bunuh diri di Kabul, Afghanistan, Senin (24/7). Akibat ledakan 35 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka, yang di dalamnya termasuk anak-anak. (AFP Photo/Wakil Kohsar)

Liputan6.com, Kabul - Sedikitnya 22 polisi tewas dalam serangan yang dilakukan oleh militan Taliban di Afghanistan barat. Kabar ini dilaporkan oleh seorang pejabat kesehatan pada Senin (26/11/2018) waktu setempat.

Serangan tersebut dilancarkan terhadap konvoi polisi di Provinsi Farah, menyusul gelombang kekerasan yang pecah di sebagian besar wilayah Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir --termasuk bom bunuh diri yang terjadi di sebuah masjid pangkalan militer pada Jumat, 23 November.

Insiden itu membuat pemerintah setempat mengintensifkan upaya untuk meyakinkan Taliban agar mau mengakhiri perang yang sudah melanda Afghanistan selama hampir 17 tahun.

"Sementara itu, dua petugas polisi terluka dalam serangan pada hari Minggu (25 November 2018)," kata Shir Ahmad Weda, direktur rumah sakit umum di Kabul, sebagaimana dikutip dari www.france24.com, Senin (26/11/2018).

Melalui aplikasi WhatsApp, Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan bahwa 25 polisi tewas, sementara empat lainnya terluka.

"Empat kendaraan hancur dan sejumlah besar senjata disita," ucap Qari Yousuf Ahmadi, seorang juru bicara Taliban.

Di satu sisi, juru bicara kepolisian Provinsi Farah, Mohibullah Mohib, menegaskan bahwa iring-iringan itu sedang melakukan perjalanan dari kota Farah ke distrik Juwain ketika diserang.

Akan tetapi, Mohib mengklaim bahwa polisi yang menjadi korban tewas hanya berjumlah lima orang, sedangkan yang luka jumlahnya tujuh orang.

Menurut situs berita itu, pemerintah dan pejabat militer Afghanistan sering mengecilkan jumlah korban tewas dari pasukan keamanan, dan Taliban kerap membesar-besarkan jumlah anggotanya yang meninggal atau terluka.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ledakan di Masjid Markas Militer Afghanistan, 12 Orang Tewas

Ledakan Bom Rakitan
Ilustrasi Foto Bom Rakitan (iStockphoto)

Sebelumnya, ledakan terjadi di sebuah masjid di Provinsi Khost di timur Afghanistan pada Jumat, 23 November 2018. Sedikitnya 10 orang tewas akibat insiden tersebut, namun jumlah ini masih simpang siur.

CNN melaporkan, rumah ibadah yang jadi target ledakan berada di dalam pangkalan militer Afghanistan di Distrik Mandozai. Saat itu para tentara tengah menjalankan salat Jumat.

Seorang juru bicara Resimen 2 Tentara Nasional Afghanistan mengatakan 15 orang terluka akibat ledakan yang terjadi sekitar pukul 13.30 waktu Kabul (09.00 GMT).

Informasi yang beredar dari sejumlah pihak berwenang menyebutkan bahwa mereka yang meninggal mungkin berjumlah sedikitnya 26 jiwa, dengan korban luka lebih dari 50 orang.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengatakan itu di balik pertumpahan darah yang terbaru.

Ledakan itu terjadi tiga hari setelah serangan bunuh diri terhadap para ulama dan menewaskan sedikitnya 50 orang. Serangan itu juga melukai sedikitnya 83 orang di ibu kota Afghanistan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya