Gempa Vulkanik Akibat Erupsi Gunung Etna di Sisilia Lukai 10 Orang

Gempa yang dipicu oleh erupsi beruntun Gunung Etna mengguncang Sisilia timur, 10 orang terluka.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 26 Des 2018, 18:43 WIB
Diterbitkan 26 Des 2018, 18:43 WIB
Gunung Etna
Gunung Etna adalah gunung berapi aktif di pesisir timur Sisilia, dekat Messina dan Catania, Italia. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 3.320 Mdpl. (iStock)

Liputan6.com, Sisilia - Gempa yang dipicu oleh erupsi beruntun Gunung Etna mengguncang Sisilia timur sebelum fajar pada Rabu 26 Desember 2018 waktu setempat.

Lindu kurang lebih melukai 10 orang dan memicu penduduk desa ketakutan dan bergegas meninggalkan rumah mereka, demikian seperti dikutip dari The Associated Press, Rabu (26/12/2018).

Pejabat Perlindungan Sipil Italia mengatakan gempa itu, yang melanda pada Rabu dini hari pukul 03.19, adalah bagian dari sekitar 1.000 getaran beruntun --sebagian besar dari mereka hampir tidak tercatat seismograf-- terkait dengan erupsi Gunung Etna pekan ini.

Gempa itu melanda utara Catania, kota terbesar di bagian timur pulau Mediterania, tetapi tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan di sana.

Lembaga seismologi nasional Italia mengatakan, guncangan terbesarnya mencapai magnitudo 4,8 dan terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, 1 kilometer di bawah permukaan gunung.

Gempa itu merusak beberapa rumah pedesaan, termasuk bangunan yang telah ditinggalkan bertahun-tahun yang lalu, menjatuhkan patung Madonna di sebuah gereja di kota Santa Venerina dan membuka celah di jalan raya, yang kemudian ditutup untuk diperiksa, kata radio negara, Rai.

Seorang pria berusia 80 tahun dievakuasi dengan aman dari puing-puing rumahnya, kata kantor berita Italia ANSA.

Seorang perempuan mengatakan kepada radio pemerintah bahwa sebuah lemari besar di rumahnya telah terguling, menjebak saudara perempuannya, yang kemudian ditarik dengan aman oleh ayahnya. Di rumah lain, langit-langit runtuh.

"Etna tetap menjadi gunung berapi yang berbahaya, dan negara kita ini sayangnya rapuh," kata wakil menteri pemerintah Vito Crimi, seraya menambahkan tidak ada korban jiwa selain 10 orang terluka ringan.

Gempa itu juga terasa di kota resor kelas atas Taormina di Sisilia.

Badan Perlindungan Sipil mengatakan, tempat penampungan sementara sedang disiapkan untuk orang-orang yang rumahnya rusak atau yang terlalu khawatir untuk kembali ke rumah mereka.

Dalam beberapa hari terakhir, erupsi terbaru Etna telah menembakkan abu vulkanik, asap tebal dan batu lava ke udara, melapisi jalan dan rumah-rumah di dekatnya dengan abu. Sebuah patahan baru telah terbuka di dekat kawah tenggara Etna dan lava telah mengalir menuruni lereng yang tidak berpenghuni.

Gunung Etna, yang terbesar dari tiga gunung berapi aktif di Italia, telah mengalami peningkatan aktivitas sejak Juli 2018.

 

Simak video pilihan berikut:

 

Longsoran Gunung Etna ke Laut Bisa Sebabkan Tsunami? Ini Kata Ahli

Gunung Etna
Tampilan 3D dari sisi timur Gunung Etna. (Morelia Urlaub/Science Advances)

Para ahli vulkanologi terus mengamati perkembangan Gunung Etna, gunung berapi aktif di pesisir timur Pulau Sisilia, Italia. Selama ribuan tahun, bahaya dari gunung ini terus mengintai daratan Eropa. Orang-orang pun kerap menjulukinya sebagai 'gerbang neraka'.

Akan tetapi, ilmuwan memperingatkan bahwa di masa mendatang, ancaman tersebut bisa berubah dan bukan disebabkan oleh lava, melainkan Laut Tengah yang mengelilingi Pulau Sisilia.

Ketika erupsi atau meletus, material vulkanik Gunung Etna terus mengarah ke Laut Mediterania. Kejadian ini telah diamati oleh para peneliti selama beberapa dekade. Tetapi riset baru menunjukkan, fenomena kolosal tersebut bisa menjadi bahaya yang lebih besar dari yang pernah disadari oleh siapa pun.

"Seluruh lereng bergerak karena gravitasi," jelas ahli geofisika Heidrun Kopp dari Geomar Helmholtz Centre for Ocean Research di Jerman.

"Oleh karena itu, sangat mungkin bahwa longsoran lava atau material vulkanik Gunung Etna yang menuju ke laut bisa menimbulkan malapetaka, yang dapat memicu tsunami di seluruh wilayah Mediterania," lanjutnya lagi, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (12/10/2018). Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya