Petahana Menang Pemilu, Pimpin Bangladesh untuk Ketiga Kalinya

Setelah pemilu yang diwarnai kisruh, pemimpin petahana kembali memimpin Bangladesh untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 31 Des 2018, 12:03 WIB
Diterbitkan 31 Des 2018, 12:03 WIB
Pemimpin petahana Bangladesh, Sheikh Hasina (AP Photo)
Pemimpin petahana Bangladesh, Sheikh Hasina (AP Photo)

Liputan6.com, Dhaka - Pemimpin petahana Bangladesh, Perdana Menteri Sheikh Hasina, kembali mengamankan masa jabatan ketiganya secara berturut-turut dengan kemenangan besar, lapor komisi pemilihan umum setempat pada hari Senin.

Namun, pihak oposisi menuding hasil pemilu tersebut sebagai "hal konyol", karena dirusak oleh aksi kekerasan, klaim intimidasi, dan kecurangan dalam menghitung suara. Mereka hanya memenangkan tujuh kursi, dan menuntut revisi.

"Kami mendesak komisi pemilihan untuk segera membatalkan hasil konyol ini," kata pemimpin oposisi Kamal Hossain, sebagaimana dikutip dari BBC pada Senin (31/12/2018).

"Kami menuntut pemilu baru diadakan di bawah pemerintahan netral sedini mungkin," lanjutnya mendesak.

Komisi pemilihan umum Bangladesh mengatakan bahwa mereka telah mendengar tuduhan kecurangan suara dari seluruh penjuru negeri, dan akan segera menyelidiki.

Liga Awami pimpinan Sheikh Hasina telah memerintah Bangladesh sejak 2009, tetapi salah satu partai oposisi terkemuka menuduhnya mencurangi kotak suara.

Seorang juru bicara Partai Nasional Bangladesh (BNP) menuduh ada "kejanggalan" di 221 dari 300 kursi yang diperebutkan.

Segera sebelum pemungutan suara dibuka, seorang saksi melihat kotak suara telah terisi penuh di salah TPU di kota pelabuhan Chittagong. Panitia pemilu nasional menolak berkomentar.

Saksi juga melaporkan bahwa hanya agen pemungutan suara partai berkuasa yang hadir di sana, dan beberapa TPU lainnya di kota terbesar kedua di negara itu.

Setidaknya 47 kandidat dari aliansi oposisi utama mundur sebelum pemungutan suara ditutup, dengan tuduhan kecurangan dan intimidasi suara.

Aktivis, pengamat dan partai oposisi telah memperingatkan bahwa pemungutan suara tidak akan adil, tetapi partai yang memerintah menuduh oposisi menjajakan klaim palsu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Menghadapi Berbagai Peningkatan Masalah

Ilustrasi Bangladesh (AFP PHOTO)
Ilustrasi Bangladesh (AFP PHOTO)

Bangladesh adalah negara terpadat kedua di Asia Selatan, dengan jumlah penduduk sebanyak 160 juta jiwa, yang sebagian besar muslim.

Dalam satu dekade terakhir, negara itu menghadapi berbagai peningkatan masalah, mulai dari dampak perubahan iklim, ekstremisme, kemiskinan endemik, dan korupsi.

Selain itu, terjadi pula peningkatan aksi kekerasan antara pendukung oposisi dan tindakan keras pemerintah, yang menurut para pengamat, cenderung bersikap otoriter dalam sepuluh tahun terakhir.

Pesaing bebuyutan Sheikh Hasina, Khaleda Zia, dijebloskan ke penjara dengan tuduhan korupsi awal tahun ini. Dia juga dilarang maju sebagai kandidat pemilu atas tudingan kasus yang dinilai bermuatan politis.

Dengan absennya Zia, Kamal Hossain, yang sebelumnya adalah pemimpin angkatan laut setempat dan sekutu Hasina, memimpin kelompok oposisi utama, Front Jatiya Oikya, yang mencakup Partai Nasional Bangladesh (BNP).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya