Total 17 Orang Tewas Akibat Bentrok di Pemilu Bangladesh

Total ada 17 orang yang dilaporkan tewas dalam aksi kekerasan terkait pemilu di Bangladesh.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2019, 10:00 WIB
Ilustrasi Bangladesh (AFP PHOTO)
Ilustrasi Bangladesh (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Dhaka - Tujuh belas orang dilaporkan tewas dalam sejumlah aksi kekerasan terkait pemilihan umum di Bangladesh, yang digelar pada Minggu, 30 Desember 2018. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (1/1/2019).

Hasil penghitungan sementara menunjukkan, Partai Liga Awami pimpinan petahana Hasina Wazed atau akrab disapa Sheikh Hasina, diprediksi akan mendapat kemenangan besar.

Tetapi para penentangnya mengecam adanya intimidasi terhadap pemilih dan berbagai "kejanggalan" dalam pemilu pada hari itu. Tokoh aliansi oposisi, Kamal Hossain, menyebut pemilihan itersebut sebagai "banyolan" dan mengatakan hasilnya pasti akan ditolak oleh rakyat.

Aksi kekerasan antara pendukung partai yang berkuasa dan kelompok oposisi terus berlangsung sampai dimulainya pemungutan suara, walaupun 600.000 tentara dan pasukan keamanan lainnya dikerahkan di Bangladesh untuk menjaga keamanan.

Sementara itu, jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya di Bangladesh tampak jauh lebih sedikit pada tahun ini. Lawan utama Sheikh Hasina, eks perdana menteri Khaleda Zia dari Partai Nasionalis, berada di penjara atas tuduhan korupsi dan dilarang ikut pemilu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Petahana Menang Pemilu, Pimpin Bangladesh untuk Ketiga Kalinya

Sheikh Hasina
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. (AFP)

Pemimpin petahana Bangladesh, Perdana Menteri Sheikh Hasina, kembali mengamankan masa jabatan ketiganya secara berturut-turut dengan kemenangan besar, lapor komisi pemilihan umum setempat pada hari Senin.

Namun, pihak oposisi menuding hasil pemilu tersebut sebagai "hal konyol", karena dirusak oleh aksi kekerasan, klaim intimidasi, dan kecurangan dalam menghitung suara. Mereka hanya memenangkan tujuh kursi, dan menuntut revisi.

"Kami mendesak komisi pemilihan untuk segera membatalkan hasil konyol ini," kata pemimpin oposisi Kamal Hossain, sebagaimana dikutip dari BBC pada Senin (31/12/2018).

"Kami menuntut pemilu baru diadakan di bawah pemerintahan netral sedini mungkin," lanjutnya mendesak.

Komisi pemilihan umum Bangladesh mengatakan bahwa mereka telah mendengar tuduhan kecurangan suara dari seluruh penjuru negeri, dan akan segera menyelidiki.

Liga Awami pimpinan Sheikh Hasina telah memerintah Bangladesh sejak 2009, tetapi salah satu partai oposisi terkemuka menuduhnya mencurangi kotak suara.

Seorang juru bicara Partai Nasional Bangladesh (BNP) menuduh ada "kejanggalan" di 221 dari 300 kursi yang diperebutkan.

Segera sebelum pemungutan suara dibuka, seorang saksi melihat kotak suara telah terisi penuh di salah TPU di kota pelabuhan Chittagong. Panitia pemilu nasional menolak berkomentar.

Saksi juga melaporkan bahwa hanya agen pemungutan suara partai berkuasa yang hadir di sana, dan beberapa TPU lainnya di kota terbesar kedua di negara itu.

Setidaknya 47 kandidat dari aliansi oposisi utama mundur sebelum pemungutan suara ditutup, dengan tuduhan kecurangan dan intimidasi suara.

Aktivis, pengamat dan partai oposisi telah memperingatkan bahwa pemungutan suara tidak akan adil, tetapi partai yang memerintah menuduh oposisi menjajakan klaim palsu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya