Liputan6.com, Jakarta - Teror penembakan di masjid Selandia Baru memantik simpati masyarakat internasional, tak terkecuali Indonesia. Anggota Komisi I DPR fraksi PDIP, Charles Honoris, bahkan mengecam serangan yang menewaskan 50 orang ini.
"Menanggapi kejadian teror yang dilakukan terhadap 2 masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada tanggal 15 Maret 2019, saya mengutuk kejadian tersebut sekeras-kerasnya," ujar Charles, sebagaimana keterangan yang diterima Liputan6.com pada Minggu (17/3/2019).
Ia pun menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada seluruh korban dan keluarga korban, serta mendoakan kesembuhan dan kesehatan bagi mereka. Menurutnya, tindakan tersangka merupakan ekspresi kebiadaban yang mencederai rasa kemanusiaan, khususnya karena dilakukan di tempat ibadah yang disucikan umat Islam.
Advertisement
Baca Juga
"Saya memberikan apresiasi kepada langkah penanganan cepat yang dilakukan pemerintah Selandia Baru. Saya berharap, siapa pun pelakunya, agar diproses secara hukum dan diganjar dengan hukuman yang seberat-beratnya sebagai pelaku kejahatan serius dan kejahatan terhadap kemanusiaan," ucap Charles.
Dua penembakan terjadi di Masjid Al Noor (Christchurch) dan Masjid Linwood (Linwood Islamic Centre) Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019 pukul 13.40 waktu setempat. Insiden tersebut berlangsung tepat ketika salat Jumat dan merupakan yang pertama kalinya meneror tempat ibadah di negara itu.
Lima puluh orang dilaporkan tewas dan 50 orang terluka parah akibat penembakan brutal itu. Satu WNI, Lilik Abdul Hamid, yang sebelumnya dilaporkan hilang, telah dikonfirmasi menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa penembakan di Christchurch, Selandia Baru.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Sindir Senator Australia
Dalam pernyataan resminya terkait penembakan saat salat Jumat tersebut, Charles yang berkeyakinan non-Muslim juga menyoroti ucapan yang dilontarkan oleh senator dari Queensland (Australia), Fraser Anning, yang menyebut bahwa tragedi itu adalah 'harga yang pantas dibayar' oleh Muslim.
"Saya juga mengutuk keras pernyataan resmi Senator Fraser Anning dari Queensland, Australia, yang pada intinya menganggap bahwa teror terhadap masjid di Christichursh adalah harga yang pantas dibayar Umat Islam dan bahwa Islam adalah ideologi kekerasan," tegasnya.
Menurutnya, kata-kata Anning telah melukai perasaan umat Islam dan non-Muslim, serta tidak memberikan kontribusi apa pun terhadap upaya masyarakat dari berbagai pihak dalam membangun perdamaian dan pengertian antar umat beragama, termasuk di Selandia Baru.
"Pernyataan Fraser Anning menunjukkan ketidakpahaman dan kesalahan persepsi yang akut terhadap Islam dan umat islam. Pernyataan semacam itu hanya bisa keluar dari seorang tokoh politik yang miskin 'wisdom' (deficit of wisdom)," kata politikus PDIP ini.
Ia menilai perusakan, kekerasan dan penodaan terhadap tempat ibadah umat Islam maupun keyakinan lainnya adalah sesuatu yang tidak dapat dibenarkan, dengan alasan apa pun dan atas nama apa pun. Sebab bagi dirinya, tidak ada agama yang membenarkan kekerasan terhadap orang-orang sipil yang tidak berdosa.
"Tempat ibadah adalah tempat di mana kita menumbuhkan dan merawat perdamaian dan kedamaian. Kepada seluruh umat beragama, demi kemanusiaan, mari kita jadikan ektrimisme dan kekerasan sebagai musuh bersama," tandas Charles.
Advertisement