Foto Menakjubkan Sisi Terang dan Gelap Bumi Seimbang Saat Equinox

Sebuah foto satelit terbaru berhasil menangkap momen komposisi seimbang antara gelap dan terang di Bumi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 25 Mar 2019, 11:23 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 11:23 WIB
Cahaya terang dan gelap di Bumi dari angkasa luar. (NOAA)
Cahaya terang dan gelap di Bumi dari angkasa luar. (NOAA)

Liputan6.com, Washington DC - Tampilan memukau Bumi kembali berhasil dibidik, di mana kali ini memperlihatkan tentang komposisi seimbang antara terang dan gelap. Foto tersebut ditangkap oleh satelit bertepatan dengan momen ekuinoks (equinox) musim semi pada 20 Maret lalu.

Foto tersebut menunjukkan separuh Bumi diterangi cahaya, dan yang lain tenggelam dalam kegelapan, seperti kue hitam-putih yang sempurna, demikian sebagaimana dikutip dari situs sains LiveScience pada Senin (25/3/2019).

Sebagai informasi ekuinoks dalam bahsa Latin berarti "malam yang sama", menurut Organisasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA).

Dalam dua kali setahun, pada bulan Maret dan September, titik balik terjadi ketika jumlah cahaya siang dan gelap hampir sama di semua garis lintang.

Mengapa ekuinoks tidak lebih umum? Jawabannya ada hubungannya dengan kemiringan Bumi. Karena planet ini miring pada porosnya sekitar 23,5 derajat, di mana siang hari biasanya tidak merata di seluruh permukaannya.

Tergantung di mana Bumi berada di orbitnya mengelilingi Matahari, baik Belahan Bumi Utara atau Belahan Bumi Selatan, akan memiliki hari atau malam yang lebih panjang.

"Selama khusus dua kali setahun, kemiringan itu mengarah ke tegak lurus terhadap matahari, yang berarti bahwa Bumi sama-sama diterangi di belahan utara dan selatan," jelas C. Alex Young, direktur rekanan di Divisi Sains Heliofisika di Goddard NASA Space Flight Center.

Dengan kata lain, matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa pada siang hari selama ekuinoks.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Terjadi Menjelang Petang

Ilustrasi Bumi
Ilustrasi Bumi (NASA)

Pekan lalu, titik balik Bumi terjadi pada Rabu 20 Maret, tepat pukul 17.58 EDT (waktu Pantai Timur AS), atau sekitar pukul 03.58 WIB di keesokan harinya.

Peristiwa itu menandai hari astronomi pertama musim semi untuk Belahan Bumi Utara.

Namun, pantauan yang menghasilkan potret seimbang itu telah dimulai lebih awal pada sekitar pukul 08.00 pagi waktu EDT, dan ditangkap oleh satelit GOES EAST.

Kemudian satelit GOES, juga dikenal sebagai sistem Satelit Lingkungan Operasional Geostasioner, bergabung dengan jaringan satelit pengamat Bumi yang dioperasikan oleh NOAA.

Mereka mengumpulkan informasi tentang ramalan cuaca, pelacakan badai yang parah, dan penelitian meteorologi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya