Katedral Notre Dame de Paris, Ikon Bersejarah di Prancis Terbakar

Katedral Notre Dame de Paris terbakar pada Senin malam waktu setempat. Puncak menara condong ke satu sisi kemudian runtuh ke bagian atap yang terbakar.

oleh Siti Khotimah diperbarui 16 Apr 2019, 04:10 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2019, 04:10 WIB
Katedral Notre Dame de Paris Terbakar pada Senin 15 April 2019 (AFP / FRANCOIS GUILLOT)
Katedral Notre Dame de Paris Terbakar pada Senin 15 April 2019 (AFP / FRANCOIS GUILLOT)

Liputan6.com, Paris - Asap tebal mengepul dari Katedral Notre Dame de Paris, Prancis pada Senin 15 April 2019, malam waktu setempat. Tampak api menyebar dengan cepat dan menguasai katedral, termasuk menara lonceng.

Dari video yang beredar, diketahui puncak menara condong ke satu sisi kemudian runtuh ke bagian atap yang terbakar.

Segera para petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke gereja, berusaha meredam api. Sebanyak 400 personel petugas diluncurkan dalam operasi tersebut, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (16/4/2019).

Sayangnya, petugas mengalami kesulitan untuk mencapai lokasi yang terletak di sebuah pulau di Paris, Prancis pada jam sibuk sore hari. Polisi mengatakan di Twitter bahwa masyarakat harus menghindari daerah itu dan membiarkan kendaraan darurat masuk ke tempat kejadian.

Dalam suasana genting itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengatakan tindakan luar biasa sedang diambil untuk mencoba menyelamatkan katedral.

Jean-Claude Gallet, komandan jenderal Pemadam Kebakaran Paris, Prancis mengatakan pihak berwenang mengetahui adanya kebakaran dari sebuah telepon layanan darurat.

"Kami sedang mengevakuasi karya seni paling berharga yang sedang dilindungi," kata Gallet.

Gallet mengatakan sekitar pukul 22.00 bahwa risiko berikutnya adalah jika lonceng besar jatuh karena kobaran api.

"Jika lonceng ini jatuh, maka hal itu sama dengan menara yang runtuh. (Saat ini) ada petugas pemadam kebakaran di dalam dan di luar. Satu setengah jam berikutnya akan menjadi sangat penting," katanya kepada wartawan di tempat kejadian, mengenai kebakaran yang mengancam menara utara.

"Kita harus memenangkan pertempuran ini dan menghalangi penyebaran api," katanya. "Tindakan paling efisien adalah dari dalam. Kami tidak yakin apakah kami akan dapat menghentikan penyebaran api ke menara Utara."

Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab kebakaran tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terjadi Sebelum Paskah

Pemalsuan bunuh diri (1)
Ilustrasi kobaran api. (Sumber Pexels)

Kebakaran di Katedral Notre Dame de Paris, Prancis terjadi hanya beberapa hari sebelum paskah. Sebuah kengerian bagi warga Paris dan wisatawan, yang terbiasa mengunjungi katedral--ikon bersejarah kota itu.

Thibaud Binétruy, warga Paris mengatakan dia melihat asap saat berjalan pulang dengan seorang rekan dan sangat terkejut dengan inisden itu.

"Ketika menara jatuh, kerumunan bereaksi dengan ohhh dan ahh, tapi saya kira sebagian besar dari mereka hanya terkejut secara diam-diam," kata Binétruy.

"Sungguh mengerikan melihat simbol seperti itu menghilang di depanmu. Simbol itu sudah ada di sana selama bertahun-tahun dan dalam beberapa menit, setengahnya menghilang ... gila. Paris tanpa Notre Dame adalah gila," lanjutnya.

Sementara Patryk Bukalski tengah berada di sebuah kafe dekat katedral ketika ia mulai mencium bau asap.

"Seorang bartender mengatakan Notre Dame terbakar, jadi saya pergi dan melihat pemandangan mengerikan ini," katanya di atas Instagram.

"Mengerikan. Itu simbol Paris," kata Bukalski. "Saya hanya sedih. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi."

Menanggapi insiden ini, Vatikan mengatakan "kaget dan sedih mendengar berita tentang kebakaran hebat yang menghancurkan Katedral Notre Dame de Paris, simbol agama Kristen, di Prancis dan di dunia."

"Kami menyatakan kedekatan kami dengan Katolik Prancis dan orang-orang Paris. Kami berdoa bagi para pemadam kebakaran dan bagi semua orang yang melakukan segala kemungkinan untuk menghadapi situasi dramatis ini," kata Vatikan.


Ikon Paris

Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Terletak di Île de la Cité, sebuah pulau kecil di tengah kota, katedral ini adalah salah satu atraksi paling populer di Paris, menarik sekitar 13 juta pengunjung setahun.

Katedral ini bahkan adalah situs penobatan Napoleon Bonaparte sebagai kaisar pada tahun 1804. Sedangkan puncak menara dibangun pada abad ke-19 di tengah upaya restorasi yang luas, sebagian didukung oleh keberhasilan novel Victor Hugo "The Hunchback dari Notre-Dame "pada tahun 1831.

Katedral ini juga menampung organ agung, salah satu alat musik paling terkenal di dunia, serta Mahkota Duri.

Akibat kebakaran ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menunda pidato yang direncanakan Senin malam, kata juru bicara Istana Elysee.

"Notre Dame of Paris terbakar. Kesedihan untuk seluruh bangsa. Duka cita semua umat Katolik dan untuk semua orang Perancis. Seperti semua warga negara kita, saya sedih malam ini melihat bagian kita terbakar," kata Macron di Twitter.

Macron tiba di tempat kejadian, ditemani oleh Walikota Paris Anne Hidalgo, Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe dan ibu negara Brigitte Macron, serta jaksa Paris, yang telah membuka penyelidikan atas kebakaran tersebut.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan kebakaran sebagai hal yang mengerikan. Ia menyayangkan kerusakan yang terjadi pada katedral bersejarah itu."Itu di lebih dari negara. Itu melebihi apa pun," katanya. "Itu bagian dari budaya kita."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya