Liputan6.com, Washington DC - Anggota DPR dari faksi Demokrat Ilhan Omar mengatakan telah mengalami peningkatan ancaman pembunuhan beberapa hari setelah Presiden Amerika Donald Trump memasang video yang mengecam keras pernyatannya tentang serangan teroris 11 September 2001.
Dalam sebuah pernyataan Minggu malam 14 April 2019, anggota DPR dari negara bagian Minnesota Ilhan Omar mengatakan kebanyakan ancaman terhadapnya merujuk pada pernyataan dan video yang dipasang Trump di Twitter pada Jumat 12 April.
Baca Juga
Omar juga merujuk pada peningkatan aksi kekerasan dan aksi kebencian oleh ekstremis sayap kanan di Amerika dan tempat-tempat lain di seluruh dunia, dengan mengatakan “kita tidak lagi bisa mengabaikan bahwa tindakan-tindakan itu memang didorong oleh Trump.”
Advertisement
Sehari sebelumnya juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders membantah bahwa Trump menghasut aksi kekerasan dan Islamophobia.
"Tentu saja presiden tidak punya niat buruk, apalagi melakukan aksi kekerasan apapun terhadap siapa pun. Tetapi presiden harus bersuara terhadap perempuan anggota Kongres ini, yang bukan sekali ini saja tetapi memang memiliki sejarah menyampaikan pernyataan anti-Yahudi," kata Sarah seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (16/4/2019).
Pertanyaan besarnya justru mengapa faksi Demokrat tidak melakukan hal yang sama? Hal itu benar-benar menjijikkan. Bagaimana mungkin ia (Ilhan Omar.red) terus menerus menyampaikan pernyataan seperti itu, sementara mereka (faksi Demokrat.red) mengesampingkannya," imbuh Sarah.
Dalam pidato yang berapi-api di hadapan Dewan Hubungan Islam-Amerika CAIR, Ilhan Omar berbicara secara terbuka menentang diskriminasi dan kecurigaan terhadap warga Muslim. Ia mengatakan CAIR didirikan pasca serangan teroris 11 September 2001 karena "melihat bagaimana akibat sejumlah orang melakukan sesuatu, kita semua mulai kehilangan akses pada kebebasan sipil kita."
Cuitan Donald Trump Pemicu Ancaman Pembunuhan Ilhan Omar
Cuitan Trump hari Jumat menunjukkan potongan pernyataan Omar di CAIR itu tentang “sejumlah orang melakukan sesuatu,” yang disandingkan potongan video serangan teroris 11 September 2001 berdurasi 40 detik, atau jauh lebih lama dibanding potongan pernyataan Omar. Trump juga menulis kalimat “Kami Tidak Pernah Lupa.”
WE WILL NEVER FORGET! pic.twitter.com/VxrGFRFeJM
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) April 12, 2019
Mereka yang mengecam Omar menggunakan sebagian pernyataannya itu untuk menuduhnya sebagai sosok yang meremehkan kemanusiaan dalam serangan tahun 2001 itu, tanpa menyebutkan sisa pidatonya.
Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan kenangan atas serangan teroris itu “merupakan hal yang sakral dan diskusi apapun sedianya dilakukan dengan hati-hati.” Pelosi juga menyebut video Trump itu “kasar dan berbahaya” dan mengatakan video itu seharusnya tidak lagi dipasang di cuitannya. (em)Comments sorting: Newest
Advertisement
Detik-Detik Terpilihnya Ilhan Omar
Perwakilan negara bagian Minnesota, Ilhan Omar, terpilih menjadi perempuan muslim pertama di Kongres. Dia memenangkan pemilihan penuh dengan jumlah telak di Distrik Kongres ke-5 di Minnesota --kawasan Minneapolis yang sebelumnya diwakili oleh Keith Ellison-- pada Selasa, 6 November 2018 waktu setempat.
Ilhan Omar --yang merupakan seorang mantan pengungsi Somalia berusia 36 tahun-- mengalahkan perwakilan Partai Republik, Jennifer Zielinski, yang sama-sama memperebutkan posisi Ellison.
Distrik tersebut, yang meliputi Minneapolis dan beberapa daerah pinggiran di sekitarnya, dibanjiri dengan warna biru gelap. Ilhan Omar memperoleh 78,4% suara (264.381 pemilih), sedangkan Zielinski hanya mengantongi 21,6% suara (72.852 pemilih).
Sementara itu, Omar diperkirakan akan dilantik sebagai anggota Kongres pada bulan ini, namun kepastian tanggalnya belum ditentukan.
Dalam kampanyenya, Omar berjanji untuk memberikan kesetaraan merata pada semua rakyat di wilayah tersebut, termasuk biaya pengobatan yang terjangkau, upah minimum US$ 15 (Rp 220.000), dan kuliah gratis.
Saat ditanya mengenai motif yang melatarbelakangi dirinya untuk terlibat dalam Dewan perwakilan, perempuan yang mengenakan hijab tersebut menegaskan bahwa itu semua datang karena adanya "ketakutan politik" publik atas kebijakan Donald Trump.
"Distrik ini adalah distrik yang sangat optimistis untuk memastikan nilai-nilai progresif penduduknya terwakili (di Kongres)," kata Ilhan Omar dalam wawancara dengan MinnPost, seperti dikutip dari Vox, Rabu 7 November 2018.
"Dan mereka tahu bahwa satu-satunya cara adalah tak hanya dengan mengirimkan seseorang ke Washington, tetapi juga memikirkan langkah progresif lainnya di Washington," lanjutnya.
Omar sebelumnya sudah mencetak sejarah baru pada Selasa, 14 Agustus 2018, dengan memenangi putaran pertama dalam pemilihan Distrik Kongres ke-5 di Minnesota (Minnesota's 5th Congressional District).
Dia juga pernah menjadi perhatian internasional pada 2016, sebab dia adalah warga negara Somalia pertama yang terpilih menjadi anggota legislatif negara bagian, yakni Minneapolis.
Lahir pada 1982 dan dibesarkan di Raas Cabaad, Somalia, Ilhan Omar dan keluarga meninggalkan Tanah Airnya pada awal perang sipil tahun 1991. Mereka bahkan sempat merasakan tinggal di sebuah kamp pengungsi Kenya selama beberapa tahun.
Omar beserta dan keluarganya lalu beremigrasi ke Amerika Serikat, ketika dia berusia 12 tahun. Kemudian mereka menetapkan untuk melanjutkan hidup di Minneapolis.
Ketika menginjakkan kaki di Amerika Serikat, Omar belajar bahasa Inggris hanya dalam waktu tiga bulan. Sebagai seorang wanita Muslim, Omar memiliki potensi untuk menjadi salah satu dari beberapa wanita Islam lainnya yang terpilih di Kongres.
Ibu dari tiga anak yang juga tinggal di Minnesota selama dua dekade ini, adalah salah satu dari sejumlah kandidat Muslim yang mencalonkan diri pada tahun 2018. Muslimah lainnya yang diprediksi terpilih sebagai anggota Kongres adalah Rashida Tlaib.