Liputan6.com, Manila - Mantan sekretaris jenderal ASEAN asal Filipina, Rodolfo Severino Jr, dikabarkan tutup usia pada Jumat malam, 19 April 2019, kata Kementerian Luar Negeri Filipina (DFA) dalam sebuah pernyataan resmi.
Dikutip dari The Straits Times pada Sabtu (20/4/2019), Severino wafat pada usia 82 tahun akibat sebab yang tidak disebutkan.
Namun, menurut kabar dari beberapa media lokal Filipina, kepergian Severino diduga kuat terkait komplikasi penyakit parkinson yang selama beberapa tahun terakhir dideritanya.
Advertisement
Baca Juga
Setelah dikremasi pada hari ini, penghormatan terhadap abu jenazah Severino akan digelar di Heritage Memorial Park di Taguig City, dan terbuka untuk publik Filipina mulai Minggu 21 April hingga Rabu pekan depan.
Lahir pada 27 April 1936, Severino memiliki gelar master seni dalam Hubungan Internasional dari Fakultas Studi Internasional Lanjutan di Johns Hopkins University, serta gelar sarjana seni dalam Humaniora dari University of Ateneo de Manila.
Ia meninggalkan seorang istrinya, Rowena Romero Severino, dua putra Horacio (Howie) dan Rodolfo III (Kokoy), putri Rhoda dan putri angkat Gina bersama mendiang Caridad Gorospe Severino, menantu Ipat Luna, dan menantu perempuan Ipat Luna, dan cucu Alon Severino dan JJ, Angel, Anna, Anton dan Elyza David.
Â
Â
Mantan Jurnalis
Sebelum bergabung dengan Kemenlu Filipina pada 1965, Severino adalah seorang mantan jurnalis.
Dia pertama kali menjabat utusan negara ke Malaysia, lalu berlanjut sebagai Konsul Jenderal di Houston, serta setelahnya diikuti oleh jabatan diplomatik di Washington, D.C. dan Beijing.
Di DFA, ia bertugas di berbagai posisi di Kantor Wakil Menteri Kebijakan dan Kantor Urusan Asia dan Pasifik.
Severino mengakhiri karir dinas luar negerinya sebagai Wakil Menteri Luar Negeri untuk masa jabatan dari 1992 hingga 1997.
Setahun setelah pensiun pada 1997, dia ditunjuk sebagai sekretaris jenderal ASEAN ke-10, yang menjabat selama periode 1998 hingga 2002.
"Tuan Severino adalah orang Filipina kedua yang menjabat posisi penting di ASEAN," menurut DFA.
Advertisement
Menjabat di Puncak Krisis Keuangan Asia
Severino memulai masa jabatannya sebagai Sekjen ASEAN saat di puncak krisis keuangan Asia.
Dia mencurahkan tahun-tahun setelahnya untuk memulihkan kepercayaan global terhadap Asia Tenggara, hingga kembali ke jalurnya sebagai pengelompokan regional yang dinamis.
Severino juga berperan dalam memobilisasi kerja sama regional untuk mengatasi akar penyebab masalah kabut regional, yang berasal dari kebakaran hutan, di mana sempat menjadi krisis besar pada akhir 1990-an.
Dia juga menjabat sebagai kepala pelantikan Asean Studies Centre di ISEAS - Yusof Ishak Institute di Singapura, pada periode 2008 hingga 2015.
Severino juga menulis berbagai buku yang menyentuh tentang ASEAN dan komunitasnya.