Liputan6.com, Washington DC - Insiden penembakan kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Kali ini melanda University of North Carolina, Charlotte pada Selasa, 30 April 2019 waktu setempat.
Sebanyak dua orang dilaporkan tewas, dan beberapa lainnya terluka akibat serangan penembakan tersebut.
Media setempat melaporkan bahwa seorang tersangka penembakan saat ini telah berhasil ditahan, demikian mengutip Channel News Asia pada Rabu (1/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Insiden penembakan terjadi sekitar pukul 17.45 di dekat gedung administrasi Kennedy Hall universitas.
Segera setelah insiden terjadi, pihak universitas memberikan pengumuman melalui Twitter, menyuruh mahasiswa untuk lari atau bersembunyi.
"Amankan dirimu secepatnya," bunyi pengumuman itu, sebelum pukul 18.00.
Pihak kampus mengimbau agar mahasiswa dan staf "tetap berada di lokasi yang aman."
Evakuasi
Dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, tampak para mahasiswa keluar dari bangunan kampus dengan tangan terangkat. Polisi berlari melewati mereka menuju tempat penembakan.
Seorang juru bicara Departemen Kepolisian Charlotte-Mecklenberg mengkonfirmasi adanya penembakan di universitas tersebut. Namun, ia menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut.
Menurut situs web pihak kampus, di University North Carolina di Charlotte terdapat 26.500 mahasiswa dan 3.000 pengajar dan staf karyawan.
Advertisement
Penembakan Lain
Insiden penembakan pada Selasa, 30 April terjadi dua hari setelah peristiwa serupa di West Baltimore, Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat.
Sebanyak sau orang tewas dengan enam lainnya luka-luka akibat penembakan pada Minggu, 28 April 2019 tersebut.
Kronologi
Seorang pria mendekat ke sebuah persimpangan di mana dua acara masak tengah berlangsung. Ia mulai menembak tanpa pandang bulu ke kerumunan.
Harrison mengira pria bersenjata itu menargetkan satu atau lebih orang di kerumunan.
Saat ini, kepolisian tengah menyelidiki kasus penembakan ini, termasuk meminta tolong kepada publik untuk membantu mengidentifikasi pelaku penembakan.
"Kami tahu banyak orang di sini," kata Harrison. "Hanya dengan bantuan komunitaslah kami dapat mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab."
Bernard Young, seorang penjabat Wali Kota turut memohon bantuan warganya.
"Seseorang tahu sesuatu," katanya Young.
Adapun korban dalam penembakan itu termasuk pria dan wanita.
Satu korban tewas, dengan jenis kelamin yang tidak disebutkan, sempat berlari ke belakang sebuah gereja terdekat kemudian pingsan, kata Harrison dalam sebuah konferensi pers. Namun penembakan itu tidak menyasar gereja.
Insiden ini terjadi hanya satu hari setelah adanya penembakan di sebuah sinagog di San Digo, California yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya.