Kontroversi Boneka Kucing dalam Penobatan Raja Thailand

Aktivis hak binatang menyoroti keberadaan kucing dan ayam dalam upacara penobatan raja baru Thailand.

oleh Siti Khotimah diperbarui 06 Mei 2019, 10:11 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2019, 10:11 WIB
Kucing lokal dan ayam berbulu putih dalam upacara penobatan Raja Thailand Maha Vajiralongkorn (AFP Photo)
Kucing lokal dan ayam berbulu putih dalam upacara penobatan Raja Thailand Maha Vajiralongkorn (AFP Photo)

Liputan6.com, Bangkok - Para aktivis hak-hak hewan di Thailand baru saja mempermasalahkan keberadaan kucing dan ayam dalam upacara penobatan Raja Maha Vajiralongkorn. Mereka khawatir ritual yang memakan waktu lama, menyebabkan kedua hewan menderita.

Untuk diketahui, upacara penobatan raja baru Thailand itu berlangsung tiga hari, yang dimulai pada Sabtu, 4 Mei 2019.

 

Dalam tradisinya, penobatan sang pemimpin negeri selalu menghadirkan seekor kucing dan barang-barang yang menjadi simbol rumah tangga, mengutip The Straits Times pada Senin (6/5/2019).

Hewan itu digambarkan sebagai pembawa keberuntungan menurut warga Thailand. Memberikannya kepada raja baru memiliki arti hadiah yang menandakan kestabilan tata negara. 

Keberadaan kucing lokal dan ayam berbulu putih dalam penobatan Raja Vajiralongkorn, diketahui dari laporan media Thailand.

Dalam sebuah gambar yang bersumber dari Biro Rumah Tangga Kerajaan, tampak pejabat Negeri Gajah Putih tengah berada di dekat kedua hewan itu. Foto itu diedarkan tanpa memuat keterangan apapun.

Hanya Boneka?

Maha Vajiralongkorn Sah Jadi Raja Thailand
Maha Vajiralongkorn ketika dinobatkan sebagai Raja Thailand dengan gelar Rama X dari Dinasti Chakri di Istana Negara, Bangkok, Sabtu (4/5/2019). Dalam penobatan, sang raja berumur 66 tahun itu juga mengenakan jubah emas berhiaskan berlia. (Photo by Thai TV Pool /Thai Tv Pool/AFP)

Pada Minggu sore, manajer dari sebuah situs berita berbahasa Thailand melaporkan bahwa kerajaan telah menggunakan boneka kucing, bukan hewan hidup.

Sementara itu, pejabat kerajaan justru mengatakan bahwa, "Upacara kerajaan mengharuskan keberadaan ayam dan kucing. Tidak menjadi fokus apakah hewan itu asli atau tidak, namun yang penting adalah ritual itu sendiri," sebagaimana laporan Reuters.

Seorang admin akun Facebook Mewthai.com, memposting foto kedua hewan dalam penobatan itu dengan sebuah pesan khusus. Ia mengatakan, sempat diminta untuk memilihkan dua kucing lokal untuk upacara kerajaan namun tidak jadi digunakan.

"Saya bersyukur dengan kebaikan raja yang telah berbelas kasih dengan kucing, takut hewan itu akan menderita dengan menunggu terlalu lama selama upacara, sehingga kucing (saya) tidak digunakan," kata pemilik kucing yang tidak memberikan namanya.

Meski demikian, sang pemilik kucing juga tidak menyatakan secara langsung bahwa hewan yang berada di foto merupakan boneka.

"Jadi intinya, itu kucing sungguhan atau tidak?" tanya seorang pengguna Facebook bernama Niphawan Rakpontee.

Hal Sensitif

Maha Vajiralongkorn Sah Jadi Raja Thailand
Maha Vajiralongkorn ketika dinobatkan sebagai Raja Thailand dengan gelar Rama X dari Dinasti Chakri di Istana Negara, Bangkok, Sabtu (4/5/2019). Sang raja baru Thailand ini tampak mengenakan mahkota berlapis emas seberat tujuh kilogram lebih. (Photo by Thai TV Pool /Thai Tv Pool/AFP)

Pembahasan terkait kucing dan ayam dalam upacara penobatan raja bisa menjadi hal yang sangat sensitif di Thailand.

Hal itu mengingat Negeri Gajah Putih memiliki undang-undang "lese majeste" yang ketat, yang dapat menjatuhkan pidana hingga 15 tahun bagi mereka yang menghina raja, ratu, atau pewarisnya.

Namun bagaimanapun, keberadaan kucing dalam upacara kerajaan adalah tradisi Thailand.

"Arti memiliki kucing adalah membawa kehangatan dalam rumah tangga. Ini adalah tradisi istana yang telah lama ada," kata sejarawan sekaligus penulis Sujane Kanparit.

Saat ditanya apakah kucing di foto itu hewan hidup atau boneka, Sujane mengatakan "Saya tidak tahu."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya