Facebook Tutup Puluhan Akun Fake News Ekstrem Kanan di Eropa

Jaringan fake news ekstrem kanan Eropa terungkap, Facebook tutup puluhan akun.

oleh Afra Augesti diperbarui 23 Mei 2019, 19:31 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 19:31 WIB
Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Warsawa - Facebook mengatakan telah menutup 27 akun di Polandia dan 23 di Italia, dengan hampir 5 juta pengikut. Akun-akun itu memuat fake news atau berita palsu dan hoax dan menyebarkan propaganda anti-Islam, anti-migran dan anti-Yahudi. 

"Kami telah menutup banyak akun palsu dan akun duplikat yang melanggar aturan kami," kata Facebook di situsnya. Minggu lalu, kelompok aktivis internet "Avaaz" melaporkan akun-akun Polandia itu kepada Facebook. Menurut Avaaz, akun-akun itu punya sekitar dua juta pengikut.

Sedangkan pada April tahun ini, Facebook juga menutup 23 akun dari Italia dengan hampir 2,5 juta pengikut, karena menyebarkan berita palsu dan hoaks.

Kelompok Avaaz menyambut "tanggapan cepat" Facebook. Namun dengan mendekatnya pemungutan suara untuk Parlemen Eropa, Avaaz meminta Facebook menyisir jaringannya di Eropa atas konten-konten berita palsu dan yang menghasut.

"Ini semua kembali membuktikan bahwa kebohongan yang secara sengaja dirancang untuk menyulut kebencian dan perpecahan di antara masyarakat, memang disebarkan dengan cepat lewat jalur media sosial," ujar Direktur Kampanye Avaaz, Christoph Schott, seperti dikutip dari DW Indoensia, Kamis (23/5/2019).

Disinformasi Secara Sistematis

Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

"Yang kita lihat ini adalah disinformasi secara sistematis. Jadi, berita palsu itu tidak muncul secara spontan, satu di sana, lalu satu lagi di sini, melainkan ini adalah jaringan (penyebar) yang sekali terbit mencapai jutaan pengikut, jutaan orang. Kemudian dari jutaan pengikut itu tersebar lagi ke lebih bayak orang, agar makin banyak orang yang percaya kebohongan yang disebarkan," Christoph Schott memaparkan.

Selanjutnya dia menjelaskan, berita bohong yang merebak tersebut pada akhirnya akan dianggap "fakta" oleh para pengikut, yang tidak membandingkan dengan berita dari sumber lain.

"Apa yang kami temukan mengejutkan kami sendiri", kata Christoph Schott tentang penyelidikan yang dilakukan kelompok Avaaz.

"Kami menemukan jaringan disinformasi ini di hampir semua negara (Eropa). Kami memberi informasi tentang akun-akun ini kepada Facebook, yang selama tiga bulan terakhir sudah mengakumulai 500 juta views."

Klip Video dan Penyebaran Kebencian

Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Sebagai contoh propaganda sayap kanan, Avaaz menunjuk halaman Italia yang mendukung partai Liga Matteo. Halaman itu menerbitkan video yang seakan memperlihatkan para migran sedang menghancurkan mobil polisi.

Rekaman tersebut sebenarnya adalah adegan film dan unggahan terkait sudah dibantah beberapa kali oleh kelompok HAM migran, tetapi masih saja ada masyarakat yang membagikannya secara luas.

Juga sebuah halaman dalam bahasa Polandia menggunakan tangkapan layar (screenshot) dari sebuah film untuk mendukung berita berita palsu, tentang pengemudi taksi migran yang memerkosa seorang perempuan.

Taktik lain digunakan oleh halaman kelompok ultra-kanan Spanyol, dengan mengubah nama grup. Misalnya mereka memulai grup yang memakai nama tidak mencolok, seperti "watchmoviesforfree.es" dan kemudian secara bertahap mengubahnya menjadi "Watch Movies", lalu "Movies of Spain" dan lagi "Fight for Spain".

Konten yang disajikan adalah konten-konten ultra-kanan. Taktik serupa juga ditemukan oleh Avaaz di Italia.

"Dalang di balik semua itu rupanya mengambil contoh dari Rusia. Mereka sudah mengerti bagaimana mereka harus melakukannya," ucap Christoph Schott.

"Mereka membangun kelompok, kadang-kadang memulai sebagai kelompok gaya hidup, kelompok musik dan kemudian perlahan tapi pasti, mulai menempatkan unggahan-unggahan ultra-kanan," tulis Avaaz dalam laporan di situsnya, yang juga memaparkan tentang jaringan ultra-kanan di Jerman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya