Selain Donald Trump, 5 Presiden AS Ini Juga Pernah Bertemu Ratu Elizabeth II

Liputan6.com, London - Kunjungan kenegaraan Donald Trump ke Inggris pada tahun ini dimulai pada Senin, 3 Juni, di tengah perseteruannya di Twitter dengan Wali Kota London Sadiq Khan.

Selain itu, sebelum bertatap muka dengan Ratu Elizabeth II, Trump juga mencemooh Duchess of Sussex Meghan Markle dengan sebutan 'menjijikan'. Trump membantah pernah berkata seperti itu.

Sementara itu, protes di beberapa kota pun muncul, demonstran mengecam kedatangan presiden ke-45 AS.

Di satu sisi, salah satu aspek yang menjadi sorotan dari lawatan tiga hari tersebut adalah pertemuan Trump dengan Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham dan makan malam kerajaan pada Senin malam. Dengan demikian, Trump adalah presiden AS ketiga dalam sejarah yang mendapatkan 'sambutan mewah' semacam itu dari Keluarga Kerajaan Inggris.

Donald Trump, yang pertama kali bertemu sang Ratu dalam kunjungan pada 2018, adalah bagian dari daftar beberapa pemimpin AS yang berjumpa langsung dengan Ratu yang paling lama memerintah di dunia sejak penobatannya pada 1952.

Ratu Elizabeth II telah bertemu 10 dari sebelas presiden Amerika Serikat sejak ia dinobatkan jadi kepala negara pada 1952 -- kecuali Lyndon B. Johnson yang hanya melakukan kunjungan kenegaraan ke Asia selama Ratu menjabat.

Berikut adalah 5 kilas balik pertemuan Ratu Elizabeth II dengan para presiden AS, seperti dikutip dari TIME, Selasa (4/6/2019).

Elizabeth belum menjadi ratu ketika, pada usia 25 tahun, ia masih berstatus sebagai putri dan pertama kali bertemu dengan Harry Truman dan istrinya, Bess.

Bukan mereka yang ke Inggris, tapi Elizabeth-lah yang datang ke Washington, D.C. bersama Pangeran Philip. Keduanya berada di sana selama dua hari.

Kala itu, Elizabeth mewakili ayahnya, Raja George VI, yang sedang sakit parah dan tidak bisa terbang ke AS.

Dalam perjumpaan singkat tersebut, Elizabeth memberi Truman kenang-kenangan berupa penggantung mantel Abad ke-18 untuk kemudian dipasang di atas perapian di Gedung Putih.

Truman mengatakan, walaupun dia telah menerima banyak tamu kehormatan di Washington, namun belum pernah ada pasangan muda yang sikapnya begitu mampu merebut hatinya.

Empat tahun setelah dia dinobatkan sebagai ratu, Elizabeth melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke AS, di tengah-tengah dua masa jabatan Dwight D. Eisenhower sebagai presiden.

Lawatan tersebut terjadi selama Perang Dingin -- waktu yang penting bagi aliansi AS-Inggris. Perdana Menteri Inggris kala itu, Harold Macmillan, juga berada di sana untuk melakukan pembicaraan mendesak dengan pimpinan Amerika.

Sang Ratu, bagaimanapun, menemukan waktu untuk menghadiri acara-acara yang lebih ringan, seperti makan malam kenegaraan, kunjungan ke Jamestown, Virginia -- situs pemukiman Inggris pertama di Amerika -- dan pertandingan sepak bola perguruan tinggi Amerika pertamanya.

Dia juga bertemu dengan mantan Presiden Herbert Hoover di Waldorf Astoria Hotel, New York. Berselang dua tahun kemudian, Elizabeth menjamu Eisenhower di Istana Balmoral, Skotlandia.

Setengah juta orang menyambut Presiden John F. Kennedy dan Ibu Negara Jacqueline ketika mereka tiba di London untuk kunjungan pada tahun 1961, hanya beberapa bulan setelah pelantikan Kennedy.

Serial Netflix, The Crown, mefilmkan kembali kunjungan tersebut di musim kedua, membuat banyak dugaan kritik Ibu Negara terhadap gaya kuno Ratu.

Para bangsawan menjadi tuan rumah Kennedy pada jamuan makan malam mewah di Istana Buckingham dan Presiden kemudian menulis kepada Ratu, mengatakan bahwa ia akan "selalu menghargai kenangan malam yang menyenangkan itu."

Ratu Elizabeth II sudah bertemu Nixon pada tahun 1957, ketika ia masih menjadi wakil presiden di bawah Eisenhower. Tetapi pertemuan pertama mereka sebagai dua kepala negara terjadi pada tahun 1969, saat Nixon melakukan kunjungan informal ke Inggris, tak lama setelah menjabat sebagai Orang Nomor Satu AS.

Ratu dan Pangeran Philip menjamunya di Istana Buckingham dan bertukar foto yang ditandatangani oleh mereka, sementara seorang kru televisi menangkap kesempatan itu untuk sebuah film dokumenter berjudul Royal Family, yang disiarkan pada akhir tahun itu.

Tak lama setelah peringatan ke-200 deklarasi kemerdekaan Amerika dari Inggris, Ratu datang ke Washington untuk merayakan hubungan yang berkelanjutan antara kedua negara, dengan makan malam yang diselenggarakan oleh Gerald Ford dan istrinya, Betty.

Pasangan itu saling berdansa dan Presiden berjanji kepada Ratu, "Amerika Serikat tidak pernah melupakan warisan Inggrisnya."