Makan Malam dengan Ratu Elizabeth II, Donald Trump Puji Relasi AS - Inggris

Donald Trump memuji "persahabatan abadi" Inggris - AS ketika ia menghadiri perjamuan negara di Istana Buckingham bersama Ratu Elizabeth II.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Jun 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2019, 11:00 WIB
Presiden AS, Donald Trump bersama Pemimpin Monarki Britania Raya dan Persemakmuran, Ratu Elizabeth II bersulang saat jamuan dan makan malam kenegaraan di Istana Buckingham (4/6/2019) (POOL PHOTO)
Presiden AS, Donald Trump bersama Pemimpin Monarki Britania Raya dan Persemakmuran, Ratu Elizabeth II bersulang saat jamuan dan makan malam kenegaraan di Istana Buckingham (4/6/2019) (POOL PHOTO)

Liputan6.com, London - Presiden Donald Trump memuji "persahabatan abadi" antara Inggris dan AS ketika ia menghadiri perjamuan negara dan makan malam di Istana Buckingham, bersama Monarki Britania Raya pada Senin 3 Juni 2019 malam waktu setempat.

Pemimpin monarki, Ratu Elizabeth II mengatakan kedua negara sedang merayakan aliansi yang telah memastikan "keselamatan dan kemakmuran kedua bangsa kita selama beberapa dekade," demikian seperti dilansir BBC, Rabu (4/6/2019).

Sementara dalam pidatonya di jamuan makan malam, Donald Trump memuji keberanian rakyat Inggris selama Perang Dunia II dan menyebut Ratu sebagai "wanita hebat".

Trump mengakhiri pidatonya dengan bersulang untuk "persahabatan abadi rakyat kita, vitalitas bangsa kita dan pada pemerintahan Yang Mulia Ratu yang telah lama dihargai dan benar-benar luar biasa".

Sang Ratu memuji peran kedua negara dalam menciptakan majelis lembaga internasional yang akan memastikan "kengerian konflik tidak akan pernah terulang".

Presiden Trump berada di Inggris untuk kunjungan kenegaraan tiga hari, dengan agenda pertemuan bilateral tingkat tinggi dengan PM Theresa May pada Selasa 4 Juni 2019, perjamuan kenegaraan, hingga menghadiri peringatan 75 tahun pendaratan D-Day (atau operasi invasi Sekutu ke Eropa) pada Perang Dunia II

Di Twitter sebelum jamuan, Trump memuji sambutan dari Keluarga Kerajaan sebagai "fantastis" dan mengatakan hubungan dengan Inggris "sangat kuat".

Presiden AS, Donald Trump bersama Pemimpin Monarki Britania Raya dan Persemakmuran, Ratu Elizabeth II memimpin delegasi jamuan dan makan malam kenegaraan di Istana Buckingham (4/6/2019) (POOL / AP PHOTO)

Dia juga mengatakan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dapat terjadi setelah Inggris menghapus "belenggu", menambahkan: "Sudah (saatnya) mulai berbicara!"

Para Tamu

Para tamu termasuk Duke dan Duchess of Cambridge, Pangeran William dan Kate Middleton, para garis suksesi utama Kerajaan Britania Raya, serta orang-orang AS terkemuka yang tinggal di Inggris.

Bersama mereka adalah delegasi utama pemerintahan AS, seperti Menteri Keuangan Steve Mnuchin, serta penasihat kepresidenan yang juga anak-menantu Trump, Ivanka dan Jared Kushner.

Duchess of Sussex, Meghan Markle tidak hadir setelah kelahiran putranya Archie, yang berusia kurang dari sebulan. Pada Minggu 2 Juni, Donald Trump membantah menyebut duchess itu "menjijikkan", meskipun dia menggunakan kata itu dalam rekaman.

 

Adu Cuitan dengan Wali Kota Muslim London

Wali Kota London Sadiq Khan
Wali Kota London Sadiq Khan (AP Photo/Matt Dunham)

Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden Donald Trump mengkritik Walikota London, Sadiq Khan.

Dia mencuit di Twitter bahwa Sadiq Khan --yang sebelumnya mengatakan Inggris "tidak perlu menggelar karpet merah" untuk Trump-- adalah "pecundang dingin."

Tweet Trump tentang Khan menuduhnya melakukan "pekerjaan buruk" sebagai walikota, dengan menambahkan: "(dia) telah dengan bodohnya" bersikap menjijikkan "kepada presiden Amerika Serikat yang berkunjung, sejauh ini sekutu terpenting Inggris. Dia adalah pecundang dingin yang harus fokus pada kejahatan di London, bukan saya."

Seorang juru bicara Sadiq Khan mengatakan "penghinaan kekanak-kanakan" seharusnya tidak ditunjukkan seorang presiden AS, menambahkan: "Sadiq mewakili nilai-nilai progresif London dan negara kita, memperingatkan bahwa Donald Trump adalah contoh paling mengerikan dari ancaman sayap kanan yang tumbuh di dunia."

Demonstrasi Menyambut Lawatan Trump

Demonstran Pro-Trump dan Anti-Trump adu mulut di lokasi aksi massa di London saat kunjungan kenegaraan Presiden AS Donald Trump (3/6/2019) (AP PHOTO)
Demonstran Pro-Trump dan Anti-Trump adu mulut di lokasi aksi massa di London saat kunjungan kenegaraan Presiden AS Donald Trump (3/6/2019) (AP PHOTO)

Protes skala besar direncanakan di beberapa kota di Inggris saat kunjungan Presiden Trump selama tiga hari, termasuk di London, di mana "demonstrasi nasional" akan dimulai di Trafalgar Square pada pukul 11:00 BST, Selasa 4 Juni 2019.

Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn --yang memboikot acara makan malam negara di Istana Buckingham-- akan menghadiri dan berbicara di demonstrasi London, seorang juru bicara partai telah mengkonfirmasi.

Sebelumnya, Corbyn mencuit di Twitter, "Protes besok (4/6) terhadap kunjungan kenegaraan Donald Trump adalah kesempatan untuk berdiri dalam solidaritas dengan mereka yang dia serang di Amerika, di seluruh dunia dan di negara kita sendiri - termasuk, pagi ini, Sadiq Khan."

Ketua DPR Inggris (House of Commons) John Bercow dan pemimpin Demokrat Liberal Sir Vince Cable juga memboikot perjamuan negara.

Namun, kerumunan lain yang adalah pendukung Trump juga berkumpul di London, menyuarakan dukungan terhadap sang presiden dan lawatannya ke Inggris.

Phillip Butah, dari Essex, mengenakan topi MAGA (Make America Great Again) dan menggambarkan dirinya dan temannya sebagai "aktivis Trump", mengatakan: "Kami sangat senang dia ada di sini - kunjungan ini sudah lama tertunda."

Ditanya apa yang mereka harapkan dari kunjungan ini, mereka menjawab: "Penawaran dagang."

Corey Wright, seorang warga AS berusia 25 tahun dari Ohio, yang berada di London sebagai turis, melihat kunjungan itu dengan cara yang sama.

"Saya pikir kunjungan ini baik untuk lingkungan politik," katanya. "Saya pikir itu perlu dikerjakan dan itulah yang dia lakukan di sini."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya