Liputan6.com, London - Putri Haya Bint al-Hussein, istri penguasa Dubai, Sheikh Mohammed Al Maktoum kabur dari sisi suaminya. Belakangan, ia diketahui bersembunyi di London.
Tak diketahui persis mengapa perempuan asal Yordania itu memutuskan untuk lari. Ia dikabarkan takut bukan kepalang. Merasa terancam setelah melarikan diri dari sang suami.
Putri Haya awalnya melarikan diri ke Jerman untuk mencari suaka. Namun saat ini, ia diduga telah tinggal di sebuah rumah seharga 85 juta pound sterling (Rp 1,5 triliun) di Kensington Palace Gardens, London sebagaimana dikutip dari BBC News pada Rabu (3/7/2019).
Advertisement
Sumber lain seperti The Daily Beast menyebut, Putri Haya kabur dari Uni Emirat Arab dengan membawa sejumlah uang.
Sementara itu, penguasa Dubai, Sheikh Mohammed Al Maktoum mengekspresikan kemarahan dan kekecewaannya lewat media sosial, Instagram. Dalam unggahannya itu, ia menuduh seorang wanita telah melakukan "pengkhianatan." Diduga kalimat bernada murka itu ditujukan pada sang istri, meski ia tak menyebut nama.
Putri Haya (45) menikahi Sheikh Mohammed (69) pada 2004. Ia adalah istri keenam. Sang suami dilaporkan memiliki 23 anak dari sejumlah istri.
Sebab Melarikan Diri
Menurut sejumlah sumber, Putri Haya mengaku menemukan fakta yang "menganggu" di balik kembalinya Sheikha Latifa, salah satu putri penguasa Dubai pada tahun lalu.
Latifa melarikan diri dari UEA melalui laut dengan bantuan seorang berkewarganegaraan Prancis, tetapi dicegat oleh orang-orang bersenjata di lepas pantai India, dan akhirnya dikembalikan ke Dubai.
Putri Haya saat itu, bersama dengan mantan presiden Irlandia Mary Robinson, mati-matian membela reputasi Dubai atas insiden tersebut.
Pihak berwenang Dubai mengatakan, Sheikha Latifa "rentan terhadap eksploitasi" dan "sekarang dalam kondisi aman di Dubai". Namun para pembela hak asasi manusia mengatakan dia dipaksa kembali, bukan sesuai kehendaknya.
Simak video pilihan berikut:
Putri Haya Mendapati Fakta Baru
Namun, setelah itu, Putri Haya diduga mendapatkan fakta-fakta baru tentang kasus tersebut. Yang konon mengganggu nuraninya.
Hal itu ternyata membawa konsekuensi. Putri Haya mengaku mendapat permusuhan dan tekanan dari keluarga besar suaminya. Hal itu yang membuatnya tidak lagi merasa aman di Dubai.
Seorang sumber yang dekat dengannya mengatakan, Putri Haya khawatir akan diculik dan "diserahkan" kembali ke Dubai.
Saat dikonfirmasi, Kedutaan UEA di London menolak berkomentar. Pihak kedubes menyebut, apa yang terjadi adalah masalah pribadi antara dua individu.
Putri Haya, yang menempuh pendidikan di Bryanston School di Dorset, kemudian Universitas Oxford, diperkirakan akan tetap tinggal di Inggris.
Jika suaminya menuntut dirinya kembali, maka hal itu akan menjadi masalah bagi korps diplomatik Inggris, karena negara tersebut memiliki hubungan dekat dengan UEA.
Kasus ini juga berpotensi menjadi masalah tersendiri bagi Yordania. Pasalnya, Putri Haya adalah saudara tiri Raja Yordania saat ini, Abdullah.
Sementara, hampir seperempat juta warga Yordania bekerja di UEA untuk mencari nafkah. Membiarkan kasus ini meretakkan hubungan dua negara, akan membawa konsekuensi berat bagi pihak Amman.
Advertisement